sudden

167 13 0
                                    

18 juli 2017

Hari ini udah seminggu semenjak Dewa ngasih Vina buku. Vina sama sekali gak pernah berinteraksi lagi sama Dewa. Motornya udah dibenerin, dia gak naik bus lagi. Tapi anehnya setiap Vina ketemu Dewa, dia malah ngebuang muka atau pura pura gak liat. Gak tau kenapa.

Kirain abis dia ngasih buku, kita bakal bisa temenan. Ternyata mustahil wkwk yaudalah ya. Tentang Olimpiade, Niat Vina buat belajar masih naik turun. Tapi berkat buku yang dikasih Dewa, jadi bisa masih belajar walaupun sedikit sedikit.

Kayaknya Vina harus ngasih sesuatu deh buat balas budi... Tapi apa ya?

Bruk

Raya menutup buku diary ku dengan tiba tiba. "Udah dulu nulisnya,"

"Apasih Ray, ngagetin aja."

"Mau ikut lomba apa?" Tanya Raya sembari menunjukan poster diponselnya. Minggu depan akan diadakan pekan olahraga antar kelas atau sekolahku menyebutnya porak. Ini adalah kegiatan yang aku suka dan tidak suka secara bersamaan.

Suka karena seminggu kita tidak belajar, dan tidak suka karena tetap harus masuk sekolah yang sangat membosankan. Karena biasanya aku hanya menonton, tidak ikut lomba apapun.

"Ah maless," jawabku.

"Ih ini tahun terakhir di SMA loh Vin, jangan disia-siain. Setidaknya coba satu lombaa aja." Paksa Raya.

"Coba liat ada apa aja." Aku mengambil ponsel ditangan Raya dan mengamati lomba apa saja yang ada disana.

"Tenis meja.. Futsal.. ah gaada yang bisa," ujarku sambil mengembalikan ponselnya.

"Bisanya rebahan doang sih, lama lama busuk kamu dikasur terus." Ejeknya

"Kurang ajar."

"Yaudah, ikut bulu tangkis ganda putri sama aku mau gak?" Tawar Raya.

"Hmm," Aku berpikir sejenak. Iya juga, apa salahnya mencoba ikut lomba untuk pengalaman terakhir disekolah. Dipikir-pikir selama ini aku menghabiskan masa sma ku dengan diam dikelas dan mengerjakan tugas kelas 12 yang menumpuk. "Yaudah deh."

"Bener? Yess! Guys, Bultang ganda putri udah taken yaa!"

"Okee" seru teman-teman sekelasku yang sedang berunding tentang siapa saja yang ikut lomba.

Raya tiba tiba berlari keluar kelas sambil membawa kertas pendaftaran. Sepertinya dia akan mendaftarkannya langsung pada panitia. Sebenarnya aku ingin lanjut menulis jurnal, namun aku mendengar keributan yang berasal dari bangku barisan laki laki.

"Eh katanya yang menang futsal, bakal ada final match sama anak sebelah." Ujar Ryan

"SMA Nusantara?" Ryan mengangguk

"Gila, bakal gokil nih. Bantai gak bro?"

"Bantai dongg"

"Takut banget." Ucapku dalam hati.

Mendengar hal itu terlintas dibenakku pertanyaan, apakah Dewa ikut perlombaan itu?

Tapi sepertinya tidak, aku belum pernah melihat ia bermain bola. Ah masa bodoh yang harus aku pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya aku bermain dengan baik di perlombaan nanti. Memikirkannya saja sudah membuatku mual.

Kringg!

Sepulang sekolah Raya mengajakku untuk berlatih di GOR yang lumayan dekat dari rumahku. Sejujurnya aku malas sekali untuk ikut berlatih apalagi sore hari seperti ini. Tapi aku tidak ingin lagi mendengar omelan Raya jadi terpaksa aku harus ikut.

Jatuh Suka • Dew JirawatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang