*Author P.O.V.*
Sepasang mata tengah memerhatikan seorang pemuda yang sedang berlatih basket bersama teman-temannya ditengah teriknya sinar matahari.
Sepasang mata tersebut berada di lantai 2 di depan kelas XI IPS 4. Ia tak beranjak pulang walaupun semua kelas XI sudah pulang kecuali mereka yang mengikuti ekstrakulikuler.
Jika kau bertanya mengapa ia masih disini, ia sedang mengikuti ekstrakulikuler tentu saja. Ekstrakulikuler stalking . Ok itu memang bukan termasuk ekstrakulikuler resmi, tapi itu yang ia lakukan saat orang lain mengikuti ekstrakulikuler. Ia tidak mengikuti ekstrakulikuler manapun karena ia tak berminat, namun alasan utamanya adalah karena ia terlalu malas.
Si stalker ini adalah seorang gadis bernama Nami Riana. Ia gadis yang pendiam dan dikenal dingin oleh teman-teman sekelasnya. Ia memakai kacamata yang lumayan tebal.
Kau pasti berfikir ia pintar, bukan? tentu saja. Ia peringkat ke 2 dari bawah. Ya, dari bawah. Ia memakai kacamata bukan karena sering membaca buku, tapi karena terlalu sering bermain game pc.
Ia dikenal sebagai 'Maniak Earphone', karena dimanapun ia berada ia pasti memakai benda tersebut. Bahkan ia juga sedang memakainya sekarang. Musik yang ia sukai adalah musik hard rock . Mengejutkan bukan? Ia memang gadis yang menarik.
Beralih pada pemuda yang sedang ia pandangi. Walaupun di lapangan tak hanya ada pemuda itu, namun pandangan ia hanya tertuju padanya. Pandangannya tertuju pada pemuda bernama Luthfi Nur Ikhsan. Pemuda dengan tinggi 180 cm dan tubuh atletis. Ia termasuk siswa pintar di kelasnya karena selalu masuk 10 besar dan ia masuk kelas unggulan. Ia memang terlihat sempurna. Tapi bukan itu alasan si stalker menyukainya.
Kau ingin mengetahuinya?
Sungguh?
Cerita pertama saya trus kolaborasi(?) juga sama si LinaAndriani :v
maaf kalo abal tapi kami minta kritik & saran karena kami masih pemula :'v
Makasih udah mau nyempetin baca ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
One Sided Love?
Teen FictionApa jadinya jika seorang yang biasa-biasa saja menyukai bintang sekolah? Menyukainya secara diam-diam. Mengaguminya secara diam-diam. Memerhatikannya secara diam-diam. Memandangnya secara diam-diam. Menyelidikinya secara diam-diam. Ia tak pernah bis...