Multimedia : Nami Riana
Nami P.O.V.
*flashback*
Aku duduk didepan kelas menatap sekitar tak sengaja aku melihatnya. Aku terus memandangnya yaahh walau dari jauh seketika aku tersenyum. 'Ah sial dia melihatku' rutukku dalam hati. Saat ia tak sengaja menatapku, jantungku berdegup kencang memompa darah keseluruh tubuh dengan cepat. Aku yakin sekarang wajahku merah sampai ketelinga seperti udang rebus. Aku pun langsung memalingkan muka karena tak ingin ketahuan.
Ah apa kalian percaya dengan yang namanya 'Love at first sight'? hahah terdengar berlebihan bukan? Tapi itulah kenyataannya, dan aku baru saja mengalaminya beberapa menit yang lalu. Aku bertanya-tanya siapa namanya ? oohh menyukai seseorang tapi tidak tahu namanya hahah konyol.
Tak berapa lama aku melihatnya pergi bersama temannya, dari sini aku bisa melihat punggungnya yang semakin jauh. Tak sadar ada seseorang yang memukul pundakku, aku menoleh, oh ternyata dia temanku "come on let's go home" ujarnya. "ttsskk so english " ledekku dan dia hanya tertawa.
*flashback end*
Setelah mengingat kejadian 1 tahun lalu saat aku masih kelas X -aku sekarang kelas XI semester 2- aku hanya tersenyum sendiri mengingat kejadian tersebut. Ia memang mengagumkan, bagai mentari di musim panas, bagai bintang di langit malam dan bagai oasis ditengah gurun. Sementara aku hanya bisa menikmati panasnya mentari, memandang bintang dikala malam dan berharap menemukan oasis di tengah padang gurun. Ok mungkin itu terlalu puitis hahah.
Dan disinilah aku berada. Di lantai 2 didepan kelas XI IPS 4. Tempat ini memang strategis karena berhadapan langsung dengan lapangan, namun yang terpenting adalah aku bisa memantau lapangan dari tempat ini tanpa ada yang tahu. Dari satu jam yang lalu aku hanya diam disini memerhatikan seseorang yang sudah kusukai sejak 1 tahun lalu. Itu dia, si ketua osis dan juga ketua tim basket,Luthfi lebih tepatnya Luthfi Nur Ikhsan dan akhirnya aku mengetahui namanya sekarang hahah ya karena para siswi sering meneriaki namanya ketika ia bermain basket jadi mudah bagiku untuk mengetahui namanya. Setiap seminggu sekali ia latihan basket beserta rekan setimnya, pada hari kamis pukul 14.00 setelah KBM berakhir. Oh ya aku sekolah di SMA Nusa Bakti, sekolah ini sekolah favorit di daerahku. Aku bisa masuk kesini karena kebetulan nilai UNku lumayan besar, tapi nilaiku tak terlalu mencolok seperti yang lain, hanya selisih 0,5 dari standar penerimaan minimum. Namun berbeda dengan Luthfi. Dia masuk kesini karena dia memang punya otak yang encer. Aku dengar nilai UN saat SMPnya paling tinggi di sekolahnya.
'haiisshh pegal juga lama-lama berdiri disini', gumamku . Ya bagaimana tidak pegal dari tadi tidak duduk, hanya bertumpu pada lutut. Posisi yang konyol memang. Aku hanya bertumpu pada lutut, dengan tangan memegang tembok bagian atas dan kepala hanya menyembul sedikit yang jika dilihat dari bawah mungkin hanya terlihat bagian mata dan kepala bagian atas. Terlihat seperti pencuri yang sedang memantau keadaan. Aku sengaja melakukannya karena aku tak ingin keberadaanku terbongkar.
Saat aku akan membetulkan posisiku, ternyata tim basket sudah selesai latihan dan aku hanya menggerutu kesal. Aku pun berdiri hendak pulang. Namun saat aku bangun dari tempatku tadi memantau, tak sengaja aku terlihat oleh si ketua osis. Kami bertukar pandang selama kira-kira satu menit namun entah kenapa terasa berjam-jam bagiku. Semuanya terasa bergerak lambat ya bisa dibilang seperti emmmm 'slow motion' . Setelah aku kembali kedunia nyata aku langsung berjongkok agar terhindar dari tatapannya yang tajam, tatapan yang seolah dapat menembus kedalam jantungmu. Lalu aku mengintip dari tempatku tadi memantau, ternyata ia mengambil tasnya yang ketinggalan. Dia berjalan menghampiri tasnya sambil tersenyum kecil. Eh tunggu... Tersenyum katamu ? Ya ! diamemangtersenyum. Lalu segera berlari menghampiri teman satu timnya. Oh MyGod ! Kenapa bisa ia tersenyum? Apa dia menemukan uang 50 ribu ditengah lapangan? Atau karena tadi melihatku? eeeeeehhhhhhh?!? Ah tidak mungkin! Tapi tadi kita bertukar pandang cukup lama kan?
Aku hanya menampar kedua pipiku pelan. Duh kenapa hawa disini jadi panas ya ? Aku harus pulang! Sepertinya aku harus mengukur suhu tubuhku dengan thermometer!
Yahooo! chapter 2 berhasil dipublish juga setelah berperang dengan mood yang kurang baik dan koneksi internit yang super lelet :v
Kritik dan sarannya, please? kami sangat membutuhkannya :D
Makasih udah mau nyempetin baca ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
One Sided Love?
Teen FictionApa jadinya jika seorang yang biasa-biasa saja menyukai bintang sekolah? Menyukainya secara diam-diam. Mengaguminya secara diam-diam. Memerhatikannya secara diam-diam. Memandangnya secara diam-diam. Menyelidikinya secara diam-diam. Ia tak pernah bis...