02: lee seokmin?!

96 17 0
                                    

Segelintir orang mungkin memang mempercayai sihir. Bahkan, tak jarang diantara mereka mampu untuk melakukannya. Membuat keajaiban-keajaiban yang sebelumnya dikatakan tidak mungkin menjadi mungkin. Dengan mantra-mantra yang tidak semua orang tahu dan mengenal, hal baru jelas bisa tercipta dari tangan mereka yang memiliki keyakinan penuh. Jelas saja hal itu dapat memberi perubahan dari berbagai segi. Namun kerap kali juga memberi dampak negatif yang begitu membahayakan bahkan sampai merenggut nyawa seseorang termasuk penyihir itu sendiri. Mengubah manusia menjadi seekor monster, dan menimbulkan perjanjian-perjanjian bersama iblis yang jelas sekali sangat dilarang. Akhirnya, mereka bersatu untuk sebuah kata kekuasaan. Membuat bencana bagi manusia lain yang tidak tahu menahu apa-apa menjadi terseret dan merasa sengsara.

Bunuh dia

"Bacaan lo nggak bermutu banget, Chan!" Sang empu langsung menoleh ke arah sumber suara. Pemuda bermarga Wong itu hanya menampilkan deretan giginya yang tersusun rapi sebelum pada akhirnya menarik kursi dan duduk di samping Chan. Dia Lucas, pemuda yang Chan temui di kantin saat itu dan dengan sengaja Chan tinggal sendiri karna tidak nyaman akan keramaian yang membludak. Pemuda itu juga yang membantu membawa Chan ke UKS.

"Lo suka baca begituan?" Chan hanya membalas sebatas mengangkat bahu acuh.

"Iseng aja."

Mereka akhirnya bungkam tanpa suara. Baik Lucas maupun Chan tidak ada niatan sama sekali untuk membuka topik pembicaraan. Tujuan utama Chan ke perpustakaan hanya untuk menghindari keramaian disaat jam istirahat tiba. Tapi kalau dia-Lucas, entahlah apa yang tengah pemuda itu lakukan di dalam sini.

Selama ini perpustakaan memang menjadi pelarian bagi seorang Lee Chan. Mulai dari saat ia masuk duduk di bangku SMP, sampai saat ini ia sudah resmi menjadi siswa dengan seragam putih abu-abu. Pemuda Lee itu akan berpura membaca buku walau akhirnya yang ia lakukan ialah tidur di sudut ruangan.

"Lo percaya kalau iblis itu ada, Chan?" Pertanyaan yang Lucas lontarkan barusan jelas saja membuat Chan langsung berkesiap. Tubuhnya menegak dengan manik membola sempurna saking terkejutnya.

Apa dia juga ngalamin hal sama kaya gue?

Ah, tapi itu nggak mungkin!

Pemuda Lee itu mendeham rendah. Merasa gugup sekaligus bingung harus menjawab apa soal pertanyaan dari teman kelasnya itu. Kalau dulu ditanya hal seperti ini pasti Chan akan menjawab dengan lantang bahwa iblis itu mustahil ada, tapi kalau sekarang ia akan berpikir dua kali. Chan bukan percaya seratus persen-ia hanya percaya kalau tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Lucas tampak masih menunggu dengan santai. Meraih buku tebal yang sepertinya tadi Chan ambil dari salah satu rak lantas mulai membuka setiap halamannya. Sejenak, manik teduh itu melirik ke arah Chan yang tengah berpikir keras. Kerutan di dahi Lucas kian bertambah banyak, pikirannya bercabang ke mana-mana termasuk memikirkan mengapa pemuda di sampingnya harus seserius itu menganggapi pertanyaan konyolnya.

"Gue rasa-"

"Itu mustahil, kan?" Lucas memotong lebih dulu. Chan hanya ampu menampilkan senyum tipis sembari menganggukkan kepalanya pelan untuk beberapa kali. Ya, setidaknya ia tidak ada niatan untuk membohongi Lucas sebelumnya. Hanya saja pemuda Wong itu lebih dulu memutuskan jawabannya sendiri.

"Lagian pertanyaan lo aneh!" Balas Chan berusaha tetap biasa saja. Tapi kalau boleh jujur rasa penasaran kian meningkat. Mengapa Lucas tiba-tiba membahas soal kepercayaan tentang iblis itu ada atau tidak?

"Habisnya, teman sebangku gue aneh. Lo tahu Seungkwan, kan?" Chan hanya mengangguk patuh. Menunggu kelanjutan dari perkataan Lucas yang semakin membingungkan.

Seungkwan memang pemuda misterius. Nyaris selalu kemana pun secara sendirian, gerak-geriknya juga tak kalah mencurigakan akhir-akhir ini. Chan pernah ingin melakukan penyelidikan dengan mendekati pemuda Boo itu, namun secara terang-terangan dia menolak Chan begitu saja.

[𝟐] 𝐬𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 ( 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐮𝐬𝐚𝐢) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang