To The Throne

25 0 0
                                    

Washington, 2014

"Ayah lihat! Aku dapat bunga Camellia!!"
Hyeri yang masih kecil itu berlari hendak memberikan setangkai Camellia berwarna putih kepada Ayahnya.

Dibelakang tampak Daniel, sang asisten atau laki-laki yang selalu ada disamping Ayahnya tertatih sambil membawa sebuket Camellia lainnya. Lelah mengikuti Hyeri yang sejak 2 jam lalu berputar-putar mengelilingi taman.

Hari ini adalah sabtu sore, banyak keluarga berkumpul di sudut taman Kota Washington untuk menghabiskan akhir pekan mereka bersama keluarga, kekasih dan orang yang disayang.

Begitu pula keluarga kecil yang dikepalai oleh Shinjae bersama istrinya Mina, setahun setelah menikah mereka dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi nama Hyeri, Go Hyeri.

"Ayah ini untuk Ayah" ucap Hyeri sambil memberikan setangkai Camellia pada Ayahnya "Dan ini untuk ibu" lalu memberikan sisanya yang berada di tangan Daniel pada ibunya.

"Wah, cantik sekali. Terimakasih sayang" Keduanya memeluk dan menciumi pucuk kepala gadis itu, membuat empunya terkekeh geli.

"Aku mau nangkap kupu-kupu lagi, katanya kupu-kupu bisa bantu tumbuh bunga kan? Ayok Uncle kita tangkap kupu-kupu lagi?!!"

Namun belum sempat Daniel berdiri untuk menuruti perintah gadis kecil itu, Shinjae menahan tangannya kemudian tersenyum penuh arti.

Untunglah Shinjae menyelamatkannya dari energi luar biasa milik Hyeri yang tiada lelah, Daniel memilih duduk sambil menyelonjorkan kakinya tak jauh dari tempat Mina duduk menonton suami dan anaknya.

Cukup lama Daniel terdiam hingga Mina menyenggol lengannya agak kembali sadar, "Apa yang kau fikirkan?"

Benar saja, hari-harinya semakin dekat. Waktu pengembalian Shinjae dan Mina, Daniel datang untuk mengatakan itu.

"Saya tau bukan tanpa alasan kamu ikut menghabiskan waktu akhir pekan bersama kami alih-alih gitar tercintamu itu"

Daniel tersenyum samar "Maaf, saya berniat mengingatkan bahwa tenggat waktunya sudah semakin dekat. Pusat telah mengatur dokumen pengembalian nyonya dan tuan"

Mendengar itu, Mina terdiam kemudian menghela nafas samar "Bagaimana dengan Hyeri?"

"Hyeri sementara akan dititipkan pada Marinir Kim hingga misi selesai" Ucap Daniel sambil menyerahkan sebuah dokumen dari dalam jasnya "Kalian berdua akan dikembalikan dengan penerbangan terpisah, berikut identitas dan pasport yang sudah disiapkan pusat"

Mina mengambil map coklat tersebut kemudian membacanya "Aku tidak ada masalah dengan misinya, sekarang jelaskan tentang Marinir Kim. Yang kau maksud Marinir Kim yang itu kan? The Executor?"

"Nyonya, tidak pernah ada yang tahu bagaimana nasib seorang Agen dalam misi kecuali pusat, Marinir Kim telah kembali sejak penugasan di Korea Utara 2 tahun lalu"

"Semua orang tau kalau dia sudah meninggal"

"Memang seharusnya seperti itu, sama halnya dengan Nyonya dan Tuan"

Hidup sebagai Agen rahasia berarti harus rela untuk mengorbankan jiwa dan raga sepenuhnya untuk negara, ada banyak misi yang dilakukan khusus untuk mempertahankan kedaulatan.

Shinjae dan Mina telah bekerja sejak mereka berusia 23 tahun, dikabarkan tiada dan hidup kembali sudah menjadi makanan setiap misi selesai.

Namun Shinjae tetaplah Shinjae, laki-laki penuh pesona dengan otak seksi dan kemampuan membuat strategi yang mampu melumpuhkan musuh dalam sekali serangan sedangkan Mina dengan kemampuannya sebagai telepatis dan kemampuan prediksi yang luar biasa.

"Setidaknya saya harus berjumpa dengan Marinir Kim kan?"

Daniel mengangguk "Pertemuan sudah dijadwalkan dua hari lagi dan sebaiknya anda membicarakan ini baik-baik dengan Hyeri"

"Aku yakin Hyeri pasti akan mengerti, meskipun sedikit nakal, anak itu punya rasa pengertian yang tinggi"

Tak lama setelah perbincangan itu, Shinjae kembali dengan Hyeri yang berada di gendongannya. Gadis kecil itu tampak kelelahan setelah berlarian kesana kemari mengejar kupu-kupu yang nyatanya sangat sulit ditangkap, terlebih Shinjae tampak tidak berniat membantu.

Ayahnya hanya sibuk menertawakan gadis kecilnya yang selalu jatuh ketika hendak menangkap satu kupu-kupu.

"Tuan berhasil menghabiskan energinya" ucap Daniel bangga, tampak sekali raut lega di wajahnya

Shinjae mengangguk setelah membaringkan Hyeri di pangkuan Mina "Aku butuh minum" ucapnya

Mina terkekeh kemudian memberikan suaminya segelas jus lemon "Kamu sudah mendengarnya kan?"

"Tentang apa? Pengembalian dan penitipan Hyeri pada Marinir Kim? atau ada yang lain?"

Tentu saja Shinjae sudah mengetahuinya, Daniel pasti memberitahu kabar tersebut pada Shinjae terlebih dahulu.

"Kamu khawatir dengan Hyeri?" tanya Shinjae ketika memperhatikan raut wajah istrinya selagi memandangi putrinya kemudia dirinya menghela nafas "Hyeri masih terlalu kecil"

"Iya, dia masih terlalu kecil tapi aku yakin Marinir Kim bisa menjaganya dan Misi kali ini tidak memerlukan waktu yang lama, hanya sekitar 7 bulan. Kita akan segera menemui Hyeri lagi" Shinjae menepuk pelan lengan istrinya, berusaha menenangkan

"Mina, jangan khawatir. Apapun yang terjadi aku pasti melindungi kamu dan putri kecil kita"

Mina mengangguk, apa yang ia harus lakukan sekarang adalah percaya bahwa Shinjae akan selalu melindungi keluarganya. Apapun yang terjadi saat misi, ia percaya dengan Shinjae.

To The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang