1

9 0 0
                                    

Graduation Ceremony Harvard High School, 2022

"Selamat atas kelulusanmu Valley!"

"Kau juga, selamat atas kelulusanmu Soojin!"

Dua perempuan itu kini tengah berada di atap sekolah mereka, saling memberikan hadiah kelulusan dan berfoto bersama. Mengasingkan dari hiruk pikuk kelas, kenapa pula Cassey harus mengundang seluruh keluarga besarnya di upacara kelulusan? Merepotkan.

Valley dan Soojin tumbuh bersama di dalam mansion milik Marinir Kim. Sudah hampir 8 tahun sejak Valley dititipkan dan diasuh oleh Marinir Kim.

Sebelumnya, Valley adalah Hyeri. Marinir Kim mengubah namanya sejak hari itu dan hingga saat ini ia dipanggil dengan sebutan Valley.

Soojin sendiri adalah anak angkat Marinir Kim. Jangan tanya kenapa laki-laki berperawakan tegas dan kasar itu memilih untuk mengasuh seorang anak perempuan dibanding menikah, ia hanya terlalu takut untuk memulai hubungan dengan wanita.

Trauma masa lalu, tentu saja.

Usai mengambil beberapa foto, keduanya kemudian kembali ke kelas untuk mendengarkan pengarahan terakhir dari wali kelas. Penerimaan mahasiswa baru untuk masuk Universitas telah berlalu, Soojin melanjutkan sekolah tingginya di Harvard, sedangkan Valley masih mengurus kelanjutan studinya dengan Marinir Kim.

Pasalnya, anak itu tidak mau mengambil tawaran masuk ke Harvard walaupun menyandang status peringkat satu angkatan.

"Gue balik duluan, Paman Kim udah udah dibawah" ucap Valley kemudian turun terlebih dahulu meninggalkan Soojin yang masih mendengarkan pengarahan untuk calon mahasiswa Harvard.

"Okey, hati-hati. Semoga lancar ngelobby bokap gue!"

Alih-alih membawa Valley kembali kerumah, Marinir Kim justru membawanya ke daerah perbukitan. Valley sempat bertanya mengapa mereka tidak langsung menuju ke rumah namun Marinir Kim enggan untuk membuka mulutnya barang sedikitpun.

Keduanya tiba di salah satu pematang, Marinir Kim turun diikuti dengan Valley dibelakangnya. Terus menelusuri jalanan setapak hingga mereka berhenti ketika terlihat beberapa gundukan batu dihadapan mereka.

Marinir Kim diam sebentar kemudian menunduk, memberi hormat dan kembali berjalan hingga tiba disebuah gundukan batu dengan pohon oak besar diatasnya.

"Sapalah, ini makam terakhir ibumu setelah dinyatakan meninggal sebelum kelahiranmu"

Mendengar itu jantung Valley nyaris merosot ke tanah, nafasnya sempat tercekat namun ia segera menyadari keganjalan kalimat dari Marinir Kim "Apa maksudnya?"

"Gundukan batu ini adalah makam para agen rahasia yang statusnya dinyatakan meninggal setelah menyelesaikan misi di Cambridge, ibumu salah satunya" jelas Marinir Kim

"Aku belum mendapat kontak dari ibu atau ayahmu sejak mereka menitipkanmu 9 tahun lalu, begitu pula Asisten Daniel"

"Hyeri, kemungkinan orang tua mu masih hidup sangat kecil. Apa kau masih ingin mencari mereka dan pulang ke Korea?"

Hyeri mengerti apa yang ditakutkan oleh Marinir Kim, bagaimanapun mereka sudah seperti ayah dan anak. Dibesarkan oleh seorang Marinir adalah kesempatan berharga yang Hyeri dapatkan selama hidupnya.

"Aku tidak bisa hanya diam sambil bertanya-tanya bagaimana keadaan ibu dan ayahku, paman. Jika mereka benar-benar meninggal, setidaknya aku harus tau kenapa" balas Hyeri

Mendengar itu, Marinir Kim menghela nafas kasar "Mereka bukan orang yang mudah untuk ditanya bahkan ditemui. Orang-orang pusat sangat berbahaya, itu alasan kenapa kau akhirnya dititipkan padaku dan merubah namamu"

To The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang