Dimulai sekarang yah byk momen sasusaku.....siapkan hati kalian n hatiku sendiri, coz nih cerita serial asli....GK janji bikin sasusaku selalu damai GK ada gangguan, coz aku GK bisa asal ngerubah jalan cerita, secara garis besar ceritanya sama.
🌻🌻🌻🌻🌻
Satu Minggu Setelah pemakaman Mebuki, Kizashi meminta Sakura untuk ikut pulang bersama keluarga Sabaku.
Meskipun Sakura menolak tapi Kizashi bersikeras Sakura harus ikut mereka.
Tidak ingin membuat orang bertanya tanya, kenapa Gaara tidak juga pulang untuk melihat kuburan mertuanya."Sayang.....kau sudah berjanji pada ibumu" Kizashi mengingatkan Sakura akan janjinya.
"Ayah meminta Sasuke untuk menikahimu dua bulan lagi, dia menyanggupinya, orang tuanya akan datang ke kediaman pak Rasa dalam waktu 1 Minggu lagi.....kau harus bersiap-siap" Kizashi mencoba tidak goyah dengan wajah sedih Sakura, ia harus tega melakukannya untuk kebaikan putrinya.
"Bagaimana mungkin secepat itu ayah, ibu baru saja meninggal" Ucap Sakura pelan dengan wajah tertunduk.
"Maafkan ayah nak.....ini untuk kebahagiaan mu dan ibumu" Kizashi menghapus air matanya yang tiba-tiba saja menetes.
"Kau harus segera menikah, pergilah bersama pak Rasa dan Bu karura" tangan besar Kizashi membelai rambut Sakura.
Sakura memeluk ayahnya, ia sangat khawatir melihat ayahnya tinggal sendiri, tidak ada lagi yang akan merawat sang ayah.
"Sakura....bibi dan paman akan menjaga dan merawat ayahmu" anko mencoba menenangkan Sakura, kalau ia tidak perlu mengkhawatirkan ayahnya.
"Terima kasih bibi anko dan paman Yamato atas kebaikannya" sakura menatap sendu pada dua orang yang mengantar kepergiannya.
Sakura pun pergi bersama keluarga Sabaku, kembali ke desa Shitake, sepanjang jalan ia melamun mengenang masa bahagia dengan keluarganya.
Orang tuanya yang bahagia karena Sakura kecil menjadi juara 1 di kelas.
Orang tuanya yang begitu memanjakannya meskipun kehidupan mereka sederhana.Sakura tidak tau apakah dia sanggup atau tidak untuk menyembunyikan kesedihannya saat orang tua Sasuke datang berkunjung.
Ia masih berharap Sasuke membatalkan rencananya atau orang tuanya menolak keinginan Sasuke, setelah mengetahui latar belakangnya.Tok...tok...tok.
Karin tersenyum menatap Sakura yang termenung di atas tempat tidur, ia dan kakak iparnya sengaja melarang Sakura untuk mengurusi urusan rumah dulu.
Lebih baik Sakura fokus pada urusan desa dan urusan sekolah dari pada bersedih karena orang tuanya.Karin meletakan susu hangat yang ia buat untuk seluruh keluarga, kebiasaan keluarga ini adalah meminum susu sebelum tidur "Sakura minum dulu susunya" .
Sakura menatap sang bibi lalu tersenyum meskipun itu tidak sampai mata, Sakura memang terlihat lebih pendiam dari sebelum kematian ibunya "kenapa bibi harus membawanya ke kamar, aku bisa mengambil sendiri susu nya" .
Tidak ingin membuat bibi nya lebih khawatir, Sakura mengambil gelas susu itu, kemudian meminumnya perlahan-lahan.
Karin tersenyum lembut melihat Sakura meminum susu yang ia buat."Sebentar lagi ujian anak-anak bukan? Kau harus sehat karena banyak yang harus dipersiapkan" sahut Karin senyumnya bertambah, saat melihat gelas yang di pegang Sakura kosong.
"Tidak..... kau diam disini, biar bibi yg bawa gelas itu ke dapur. ...istirahatlah sakura" Karin berbicara sambil mengelus kepala sakura, kemudian ia membawa gelas keluar dari kamar Sakura.
YOU ARE READING
Pak Wali Kota
Fanfictionsakura di jodohkan sejak kecil dengan seorang putra tuan tanah dari Konoha. sesuai adat istiadat yang ada di daerah mereka, ia harus hidup di rumah sang mertua sedari usia belia.