Hai! Happy reading, semoga kalian suka sama cerita ini💕
Tetap baca cerita ini sampai tamat ya!
***
Brum.. brum..
Suara knalpot motor menggema di area parkiran sekolah. Dilihatnyaa sang most wanted berwajah ramah telah datang ke sekolah dengan gitar yang berada di pundaknya. Cowok berjaket kulit berwarna mocca itu membenarkan tataan rambutnya yang acak-acakan seusai memakai helm tadi.
Ia berjalan dengan langkah lebarnya sambil memakai earphone di kedua telinganya. Sontak hal itu menjadi sorotan para siswi yang memang menunggu kedatangannya setiap hari.
Tetapi, itu semua tidak membuat sang cowok tampan itu terganggu. Dia acuh saja karena hal itu sudah biasa ia dapatkan sejak pertama kali masuk ke sekolah ini. Namanya Jarrel Alghastan.
Bruk!
Tiba-tiba di arah berlawanan ada seorang gadis yang menabrak dirinya yang tengah menatap ke layar ponsel. Gadis itu terlihat terduduk sambil memegangi lututnya yang sedikit lecet akibat benturan dengan kerasnya keramik.
"Awshh! Perih banget!"
Gadis itu terus saja meniup lukanya sambil sesekali mengibaskan tangannya ke area luka tersebut. Ketika sibuk meniupi lukanya, gadis itu di kejutkan oleh tangan kekar yang tiba-tiba mengulurkannya secara tiba-tiba.
Dengan perlahan gadis itu mendongak menatap sang pelaku. Dia agak shock karena pertama masuk ke sekolah ini sudah di hadapi dengan sesosok laki-laki tampan bak dewa yunani yang kini berada tepat di depannya.
Sedangkan si cowok yang melihat respons gadis tersebut sontak mengangkat salah satu alisnya bingung.
"Bangun."
Dengan perasaan gugup si gadis mulai mengulurkan tangan putih nan halusnya itu untuk di bantu berdiri.
"M-makasih."
"Hm. Hati-hati."
Gadis itu mengangguk dan langsung berjalan meninggalkan cowok itu dengan pandangan menunduk menahan malu. Tadi, dirinya berlari karena sang Kakak berada di depan sekolah mengantarkan uang sakunya yang ketinggalan di nakas kamar. Karena, tidak mau membuat kakanya menunggu lama jadi ia berlari dan sialnya dia menabrak cowok yang menurut dirinya ganteng.
Mata teduh itu melihat pungguh kecil yang tengah berlari di koridor dengan raut wajah yang tidak biasa di artikan. Ketika ia sudah tidak melihat punggung kecil tersebut ia kembali melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan yang terhambat oleh kejadian tadi. Tetapi, kakinya merasakan menginjak sesuatu. Lalu ia menunduk dan melihat apa yang ia injak tadi. Sebuah jepitan rambut berbentuk kupu-kupu berwarna biru laut yang ia injak tadi.
Dengan gerakan pelan, Jarrel mengambil jepitan rambut tersebut dan menyimpannya ke dalam saku seragamnya.
"Mungkin punya cewek itu," pikirnya
***
Kantin terlihat sangat ramai saat ini, begitupun dengan para penjual. Mereka sangat kerepotan melayani para siswa dan siswi yang tengah membeli bahkan antrean panjang membuat semuanya kewalahan.
Beda dengan Jarrel dan kawan-kawan. Mereka malah dengan mudahnya memesan makanan tanpa harus mengantri lama-lama. Bagaimana bisa? Ya! Mereka melalui orang dalam, yaitu Mang Ojo. Si penjual makanan bakso di kantin.
Siapa yang tidak akrab dengan Mang Ojo. Pria setengah abad yang memiliki kepribadian yang ramah maka tak ada seorang pun yang tidak kenal dengan Mang Ojo. Selain dikenal dengan sikapnya yang ramah + hangat, Mang Ojo juga di kenal sebagai pembuat bakso terenak di daerah ini dan itu menurut para siswa dan siswi disekolah ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
JARRELMEEYA
Novela Juvenil"Perihal rasa, aku suka manis, suka pedas, suka kamu." Bagaimana jadinya jika kedua belah pihak saling menunggu mengucapkan kata suka. Di satu sisi si cowok menyukai gadis itu lalu ia sangat gengsi untuk mengungkapkannya dan di sisi lain si gadis ju...