Bds 10 Flashback

97 14 6
                                    

 

 
-FLASHBACK 10 TAHUN YANG LALU-

Siang itu Chimon yang baru saja pulang dari sekolah kebingungan mendapati rumah dalam keadaaan kosong. Baru saja Chi akan mengambil telefon rumah untuk menghubungi ayahnya, dia melihat sebuah post-it yang tertempel di samping telefon.

"Nak, papi dan kakak sekarang berada di rumah sakit.ayah Tay  tiba-tiba saja mendapatkan serangan jantung dan tidak ada yang menjaganya. Makan siang sudah papi siapkan di meja makan ya. Nanti sore papi akan menghubungimu. Titip rumah ya nak. Jangan lupa pastikan semua pintu terkunci."

"Ya Tuhan ayah, semoga ayah baik-baik saja. Ck bisa-bisanya tidak ada yang menjaganya. Memangnya di mana anaknya." Chimon menggerutu. Chimon yang saat itu masih berusia 13 tahun tidak tahu apa yang bisa dia lakukan untuk membantu Tay. Jadi dia hanya bisa menggerutu. Di saat matahari mulai terbenam, Nara mendengar suara mobil.  Ibu dan kakek akhirnya pulang. Pria kecil itu berlari ke depan dan membukakan pagar dengan cepat.

"Papi,Pi bagaimana keadaan ayah?" Tanya Chimon tidak sabaran saat off baru saja turun dari mobil.

"Chimoooon, ayah tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir, ok? Jadi apa sekarang papi sudah boleh masuk rumah?" Tanyanya sambil bercanda. Chimon yang sadar bahwa dia baru saja bertindak sedikit berlebihan akhirnya menyengir.

"Iya Pi, maafkan chi." Chimon kemudian menyingkir sambil tertawa.

"Pi, apa yang bisa chimon bantu? Apa Chimon boleh menemani ayah selama ayah di rumah sakit? Boleh ya pi ,ya ya?" Chimon bersuara di tengah makan malam bersama papi dan kakaknya. la tiba-tiba saja kegirangan dengan idenya sendiri. Chimon sangat suka dengan rumah sakit. Cita-citanya menjadi dokter sudah bukan rahasia lagi. Semua orang bahkan hampir seluruh tukang kebun di sekolahnya pun tahu tentang cita-citanya itu.

"Kamu ingin menemani Ayah atauuuuuu~" jane menatap Chimon menggoda.

"Sungguh! Chi janji Chi tidak ada maksud lain, ya tapi kalau tiba-tiba Chi tertarik mengekori dokter yang sedang melakukan kontrol pasien jangan salahkan chimon pi." Tanpa dosa chimon menatap papi dan kakaknya.

"Biarkanlah jane, toh tidak ada salahnya. Tay juga pasti senang ada yang menemani." Papi akhirnya angkat bicara. Chimon yang mendengar ucapan papinya kemudian menoleh dan memberikan jempol,

"Papi memang yang terbaik!" Chimon tersenyum lebar. Jane yang diserang oleh dua orang favoritnya tidak berani menjanjikan apa-apa.

"Aku tanyakan pada Tante namtarn dulu ya, aku tidak mau mereka terganggu dengan kedatangan Chimon, kan mereka besok sudah akan sampai di Thailand."  Ucap Jane

"Yeyyyyyyyyy." Chimon bersorak.

"Chi, kalaupun pada akhirnya kamu diperbolehkan oleh Tante namtarn untuk menemani ayah, kamu tetap harus mengerjakan tugas-tugas sekolahmu oke!" Jane memberikan peringatan.

"Siap! Chi juga tidak akan pulang di atas jam 7. Chi janji. " Chimon sedang berbahagia.

"Oiya, Tante namtarn itu adalah istri ayah tay. Titipkan salam kakak jika kamu bertemu dengannya besok." Chi mengangguk

______ 🌼

Sesampainya dirumah sakit

"Ayaaah?" Chimon membuka pintu kamar ruang rawat Tay

"Chimon,ayo sini duduk. Terima kasih ya sudah mau datang menemani Ayah." Tay melambaikan tangannya meminta chimon untuk masuk.

"Chi senang bisa menemani ayah. Maafkan papi tidak bisa datang. Sampai minggu depan dia masih akan berada di luar kota. Apa ayah sudah makan?" Tanya Chimon.

"Tidak masalah . Kedatanganmu saja sudah cukup menghibur ayah,  Omong omong makanan di sini tidak enak hiks. Jadi ayah hanya makan sedikit saja, sisanya ayah buang hahaha." Tay berbisik sambil tertawa.

"Aw, mana boleh begitu ayah.ayah harus makan banyak. "Muka chimon  berubah menjadi kesal dan sambil mengembangkan pipinya.

"Kamu sendiri apa sudah makan?" Tanya Tay.

Chimon menggelengkan kepala.

"Baiklah young man, kalau begitu sekarang kamu ke kantin, kamu makan dan tolong belikan ayah sandwich. Deal?"

"Deal!" Sahut chimon. Tau memberikan chimon
uang dan dalam sepersekian detik chimon sudah menghilang ke kantin. Dia kembali dengan membawa sandwich untuk Tay.

Namun saat hendak membuka pintu kamar, melalui kaca pintu Chimon bisa melihat seorang wanita dan seorang anak laki-laki sedang bercakap cakap dengan Tay

"Tampan. Eh??" Chimon  kaget dengan suaranya sendiri.

"Pasti itu Tante namtarn dan anaknya. "Ucap chimon dalam hati.
Akhirnya dia memutuskan untuk tidak masuk dan mengganggu mereka agar mereka bisa bercakap-cakap dulu. Chimon berjalan menelusuri koridor rumah sakit dan melihat sebuah bangku di tengah taman di bawah pohon rindang. Akhirnya chimon memutuskan untuk duduk di sana. Tidak lama kemudian chimon melihat anak laki-laki yang ada di kamar ayah tau tadi sedang lewat jauh di depannya. Entah tertiup angin apa, Chon memutuskan untuk mengikutinya dari belakang. Dia berjalan ke kasir rumah sakit ternyata.

"Pasti mau membayar." Ucap chi dalam hati. Dia akhirnya memutuskan untuk duduk di ruang tunggu menghadap ke adah laki-laki itu. Agak jauh memang, tapi dia masih bisa dengan jelas melihat laki-laki itu sedang berdiri di meja kasir. Saat di tengah tengah proses penguntitan yang Chimon lakukan, tiba-tiba Chimon mendengar seorang ibu-ibu sedang menangis tidak jauh dari sebelah laki-laki tadi. Ada dua orang satpam yang berdiri di sebelahnya. Chimon bisa dengan jelas mendengar suara ibu-ibu itu.

"Pak, tolong pak. Saya janji saya akan bayar setelah motor suami saya terjual. Saya hanya punya uang sebanyak ini. Tolong pak, anak saya butuh sekali obatnya." Ibu itu tiba-tiba berlutut dan memegangi kaki salah satu satpam rumah sakit. Chimon sebenarnya kasihan, tapi dia juga tidak punya uang sebanyak itu. dia hanya anak SMP ingusan yang uang jajannya hanya cukup untuk membeli makan di kantin.

Akhirnya chimon  memutuskan untuk kembali menatap laki-laki itu namun chimon terkejut saat tiba-tiba laki-laki itu mendatangi ibu tadi dan menyerahkan beberapa lembar uang padanya. Tanpa berbicara apa-apa dia segera berjalan kembali ke arah kamar Tay. Chimon segera berdiri sambil melirik ibu-ibu yang masih berlutut namun kali ini ibu itu berlutut syukur ke arah laki-laki itu. Perasaan chimon  menghangat.
Tiba-tiba saja dia seperti merasakan kupu-kupu berterbangan di perutnya.

"Ahhhh, Tuhan, sepertinya aku sedang jatuh cinta." Batin Chimon tersenyum sambil memegang dadanya yang berdetak lebih kencang dari biasanya.
Chimon memutuskan untuk tidak kembali ke kamar Tay melainkan kembali ke bangku di taman. Dia belum siap bertemu dengan laki-laki itu.

"Suatu hari aku juga akan menjadi dokter, lalu menjadi orang kaya lalu bisa seperti laki-laki tadi." Chimon tiba-tiba berdiri dan berakting.

"Ini, ambillah. Selamatkanlah anakmu." Ucap Chimon sambil berpura-pura menyerahkan selembar kertas kosong pada angin di depannya. Lucu sekali anak ini.

_______

Yeay up lagi ya walaupun cuma Flashback
Maaf banget ya Karna lama banget nggak update 😭
Biaslaah jiwa mager ku menggebu2
Okay Trimakasih buat yang selalu setia sama tulisan aku jangan lupa vote ya Thankyou

Selamat menunggu kembali
Selamat malam,Babay

Salam sayang dari selingkuhannya chimon 😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berteman dengan sakitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang