"Maaf."
Lelaki dengan tinggi 179cm itu menunduk dalam, rasa bersalah itu tidak henti-hentinya menghantui dirinya.
"Rin?" Panggilnya lirih berusaha menggenggam jemari perempuan di depannya. Perempuan yang di panggil namanya itu hanya bergeming, enggan menanggapi panggilan dari lawan bicaranya.
"Maaf, aku minta maaf."
Namun perempuan yang kini duduk di kursi roda dengan baju pasien biru khas rumah sakit itu masih enggan untuk berbicara, tatap matanya yang sendu masih tertuju ke depan ke dalam hamparan luas rumput hijau taman rumah sakit.
Kavi— nama lelaki itu, mencoba meraih kembali jemari perempuan di depannya namun usahanya nihil karena dengan cepat ia menepis tangan Kavi.
"Maaf.."
"Vi..?" Yang dipanggil langsung mendongak dengan wajah yang juga sama sembabnya menatap perempuan di depannya.
"Bisa tolong ceraikan aku?" Lututnya lemas, gelengan cepat kepala Kavi pertanda tak setuju dengan usul yang tak masuk akal itu. Tidak, ia ingin mempertahankan rumah tangga ini.
Walaupun, walaupun ia sendiri yang membuat rumah tangga nya berantakan.
"Nggak. Tolong kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."
"Bagian mana yang ingin kamu perbaiki? Bagian kamu yang masih berhubungan dengan mantan pacar kamu padahal kamu tau status kamu sekarang adalah pria beristri atau setelah kamu yang meninggalkan aku di malam pertama pernikahan kita. Atau setelah aku kehilangan calon anakku?" Ucapnya lirih.
"Bagian yang mana Vi?" Tanyanya lagi dengan air mata yang perlahan turun.
Tbc.
Oktober, 22 2023🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper of the heart
Romance•••••• And i know we got a lot doubts in us and sometimes you don't know who you are and we're trapped inside this endless cold winter. Tell me is the exit still so far?