Husna terdiam sembari menatap Genta yang merubah suaranya menjadi tegas.
"Husna sayang... Dengerin saya, saya gak pernah sebelumnya melarang orang untuk ekskul basket sama saya mau cowok atau pun cewek. Saya larang kamu artinya saya peduli, pergerakan kamu di lapangan basket akan lebih aktif kalau kamu aktif nanti gimana yang ada di otak anak didik saya yang otaknya keranjang? Mau kamu di jadiin bahan maksiat? Gak kan?" ungkap Genta dengan lembut namun penuh penekanan.
Husna pun menggeleng.
"Nurut bisa?" pinta Genta.
Husna mengangguk sembari menunduk tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Bagus, saya ajak kamu ekskul Inggris yang hanya lisan saja yang aktif bukan fisik," ucap Genta.
"Iya pak."
"Sudah, sana pulang. Jam tiga nanti kamu ke sini lagi ekskul ya?" ujar Gentala.
Husna mengangguk singkat. "Iya pak."
"Maaf saya melarang kamu, ini demi kebaikan kamu sendiri. Camkan itu, Husna," tutur Genta yang membuat Husna terdiam.
"Saya gak rela kamu jadi bahan tontonan lelaki di luaran sana, kamu gak akan tau semua kepedulian saya atas dasar apa," ucap Genta dalam hatinya sembari menatap gadis yang tengah berfikir.
"Bapak peduli sama saya?" tanya Husna.
"Selalu."
"Artinya saya spesial dong?" tanya Husna kembali dengan polosnya.
Gentala pun balik bertanya, "menurut kamu?"
"Ah gak mau berharap nanti jatuh saya nangis lagi, Allah marah," ketus Husna kepada Genta.
"Maka dari itu, sana pulang. Sekolah mulai sepi," usir Genta dengan sopan agar masalahnya dengan Husna tidaklah panjang.
"Yaudah deh, saya pulang pak. Assalamu'alaikum."
"Waalaikumussalam, jangan lupa ya," kata Genta dan pintanya kepada Husna.
"Iya jam tiga di sekolah."
"Pinter."
Husna pun berlari keluar dari koridor menuju gerbang sekolah untuk keluar dan pulang.
Genta hanya terkekeh kecil menatap mungilnya gadis pendek yang berlari dengan tas yang menurutnya terlalu besar untuk gadis itu.
"Dasar jamur," umpat pria itu.
••••••••••••••••••••••••••••••
Jam dinding menunjukkan pukul 14.00, namun Husna telah berada di sekolah lebih awal karena ayah nya yang mengajak ia untuk sekalian keluar.
"Kaya nya awal banget, kemana dulu ya," gumam gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Takdir (END)
Novela Juvenil- FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Sebuah kisah yang menceritakan seorang gadis yang lalai dalam agama dan di berikan hidayah dari Allah SWT membuatnya ingin kembali ke jalan yang benar mendekatkan diri kepada sang Tuhan. Dengan seorang lelaki yang bisa...