Ersya berada di ruangan pak Dion guru praktik vokal tadi. Ersya duduk kursi dekat dengan meja sang guru sedangkan pak Dion sedang mencari berkas, sampai akhirnya ia mendapatkannya.
"Pak sebenarnya ada apa? Apa saya ada buat kesalahan?" Tanya Ersya takut
Ia bahkan tidak menemui Arya dan menghindarinya untuk bisa datang ke ruangan pak Dion. Guru itu tersenyum dan memberikan selembar kertas pada Ersya yang bingung tapi tetap mengambilnya "sebaiknya kamu baca dulu isinya" ucap Dion
Ersya mengarahkan padangannya pada kertas itu ia melihat sebentar lalu membaca.
Lomba vokal SMA 7 BINTANG
Ersya mulai mengerti maksud dari guru di depannya. Ia menatapnya bingung "maksud dari kertas ini, saya di suruh buat ikut lomba?" Dion mengangguk tak lupa senyum
"Suara kamu bagus, jarang ada anak yang berbakat menyanyi seperti kamu, jangan sia sia kan kesempatan ini. Ada hadiahnya juga" jelas guru itu. Ersya tampak menimang nimang dan ia teringat akan kakaknya yang di rawat dengan cepat ia mengangguk menyetujuinya
"Iya pak tapi-"
"Jangan pikirkan hal lain selain melatih suara kamu".
.
.
Arya duduk di kantin, biasanya mereka memang bertemu di saat istirahat untuk membeli roti atau minuman untuk berkumpul bersama. Namun kali ini arya belum melihat sang adik sejak bel istirahat berbunyi
"Dia ke mana sih? Bentar lagi bel masuk padahal, apa aku ada salah perasaan ngehindar mulu kalo di deketin" gumamnya
Tak lama terdengar suara teriakan pemuda yang berlari ke arahnya dengan senyuman khas milik Ersya.
"Abang!!!!"
Arya tersenyum melihat sang adik "kamu dari mana aja sih? Abang cariin malah ilang terus" ucap Arya
Ersya duduk berhadapan dengan sang kakak lalu terkekeh "hehehe, adek sibuk Bang. Banyak banget tugas"
Arya menggelengkan kepalanya "katanya enggak ada tugas"
"Jangan di umbar lagi dong, jadi kesel sama Abang"
Mendengar itu Arya tertawa, ia hanya menggoda sang adik dan hal itu berhasil sekarang adiknya cemberut
Tawa itu perlahan berhenti "Bang"
"Hmm"
"Hari ini adek enggak bisa nunggu Mas, ada tugas kelompok di rumah teman jadinya pulang malam" ucap Ersya cemas
Pemuda itu menatap sang adik "jangan pulang malam. Mungkin pagi ini Mas udah bangun"
"Iya adek usaha in pulangnya gak malam" kata Ersya, "tapi adek gak janji ya bang" lanjutnya Arya mengangguk
"Iya, nih abang ada roti buat kamu"
Ersya menggeleng "enggak Bang, adek udah kenyang tadi di kasi Tara roti juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave [END]
FanfictionSemua orang pasti ingin memiliki keluarga yang utuh bukan? Namun itu tidak berlaku pada mereka bertiga. Ibunda mereka meninggal karena penyakit di deritanya dan sang ayah memilih menikah lagi dengan perempuan lebih kaya. Pranadipa dan Arya merawat...