2. Suasana, Orang, dan Drama Baru

4 2 0
                                    

Hai.... Happy reading!

■■■■

Setelah selesai sarapan, Maudy dan Hendra pergi kantor. Anya memilih untuk melukis pemandangan di teras. Selain ia suka belajar, Anya juga sangat suka dengan melukis. Katanya, melukis itu bisa menghilangkan rasa bosan dan gabut.

Karin mengahampiri Anya, setelah semua ia bereskan. Ia duduk di samping Anya sambil memandangi lukisan Anya yang hampir jadi itu.

"Bagus banget lukisan kamu Anya," puji karin terpesona. Meskipun lukisan itu belum jadi seluruhnya, lukisan itu sudah terlihat sangat bagus. Ia baru tau, ternyata gadis itu mahir dalam melukis.

"Hehe.... Aku cuman iseng aja lukis sesuatu biar nggak terlalu bosen." Gadis itu mengambil warna hijau untuk ia coretkan di kanvasnya.

"Anya butuh sesuatu nggak? Minuman atau camilan gitu?" tawar karin.

"Gak usah kak, nanti aku ambil sendiri kalau mau," jawab gadis itu yang terus fokus pada kanvasnya. Dengan teliti, ia merapikan kembali lukisannya itu sebelum akhirnya ia tunjukkan kepada karin.

"Oke. Jadi," seru Anya sambil menyenderkan punggungnya di kursi. Ia meletakkan kuas catnya dan memperlihatkan hasil karyanya itu kepada karin.

"Bagus nggak kak?"

"Perfect. Lukisan kamu ini pantes buat di pajang di museum," kata karin tersenyum.

"Bisa aja kak karin ini."

"Oh iya, besok kamu ndaftar sekolah kan?" tanya karin.

"Iya, kata Mami sih aku mau di daftarin di SMA Brilyan."

Karina berkata, "kakak pernah dengar, kalau di SMA itu, muridnya pintar-pintar semua."

"Kalau gitu aku juga harus lebih pintar daripada mereka," kata Anya. Ia sangat ambisius soal nilai, entah apa tidak lelah ia terus mengejar nilai.

Setelah perbincangan itu, keduanya hanya diam menikmati angin yang menerpa kulit mereka.

"Anya, kita mau ngapain lagi ya? Semua kerjaan juga udah beres," kata karin dengan tangan yang menahan dagunya.

"Aku juga binggung kak, biasa nya jam segini aku di sekolah," balas Anya lesu.

"Ya udah, gimana kalau kita bikin kue di dapur buat ibu sama bapak nanti, sekalian buat makan malam. Kan ibu sama bapak pulang jam 6 sore, nanti kita kasih surprice juga?" usul karin semangat.

"Ide yang bagus itu kak. Untuk bahan-bahan kue terus gimana. Mau keluar nanti takut nyasar." Ini hari pertama mereka di daerah sini, Anya belum terlalu tau tentang jalan-jalan sini, apalagi jika dilihat banyak gang-gang perumahan.

"Jangan khawatir, semua mudah. Kita pesan online aja. Oke," jawab karin sambil senyum.

"Lest go"

Anya dan ina langsung memesan online semua yang mereka butuhkan. Mulai dari bahan-bahan dan alat-alat serta hias-hiasan. Pesanan mereka pun telah datang. Dengan semangat, Anya dan karin langsung menuju dapur untuk mempersiapkan semuanya.

Mereka memasak berbagai macam menu untuk makan malam dan juga tak lupa kue untuk penutup nya. Mereka memasak sesekali bercanda. Sekarang kondisi dapur sudah seperti kapal pecah.

Anya melihat ke arah jam dinding. Ternyata sekarang sudah tepat pukul 5 sore. Mereka membereskan kondisi dapur yang penuh dengan tepung dan panci-panci yang ada di mana-mana.

Setelah semua sudah rapi, Anya dan karin mulai mendekorasi ruang tamu hingga kamar Hendra dan Maudy. Dan tiga puluh menit pun telah berlalu, akhirnya semua dekorasi dan tatanan makanan tertata rapi.

ANYANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang