12 - THE LOOK OF HATE

20.9K 2.5K 1.3K
                                    

Hallow!! Straw back!☝🏻

Jangan lupa untuk vote dulu sebelum membaca🙌🏻

Jangan lupa untuk vote dulu sebelum membaca🙌🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Daniel menatap dirinya di pantulan cermin dengan tangan yang sibuk merapihkan rambutnya yang sedikit basah. Seragam sekolah kini sudah melekat di tubuhnya yang atletis walaupun tak ada kata rapih untuknya pagi ini.

Tanpa melirik jam yang ada di dinding, cowok itu malah melanjutkan acara merokoknya yang sempat tertunda dan memilih keluar dari kamar menuju ke lantai bawah. Kakinya melangkah begitu santai, padahal jam sudah menunjukkan pukul 07:25, di mana lima menit lagi bell masuk sekolah akan berbunyi.

"Daniel, kamu gak cek kamar Ceysilia?" tanya Dona yang baru saja keluar dari dapur.

Yang ditanya kini menarik kursi meja makan dan duduk di sana sembari menghembuskan asap rokoknya pelan. "Males."

Dona mendengkus. "Tumben dia belum turun, apa udah berangkat ya, Mommy cek dulu deh." Belum sempat Dona menaiki undakan anak tangga, terlihat Ceysilia yang baru saja membuka pintu kamarnya. Gadis itu sudah tampil rapih. Namun, wajahnya terlihat begitu pucat dan tak bersemangat.

"Kamu sakit, Sayang?" tanya Dona sembari berjalan mendekat dan menempelkan punggung tangannya ke kening Ceysilia.

"Astagaa. Badan kamu panas gini. Serius mau sekolah? Izin aja, ya?"

Ceysilia menggeleng tanda menolak. Ia tak mau absen hanya karena sakit yang biasa. Jujur dirinya seperti ini karena semalaman memikirkan tentang kejadian kemarin, di mana rasa takut akan bertemu sosok penjahat itu terulang kembali. "Aku tetep sekolah, Bunda."

Dona terdiam. Ceysilia memang anak yang tidak pernah absen berangkat sekolah. Anaknya ini terlalu takut jika absensinya kotor hanya karena terdapat keterangan izin ataupun yang lainnya. "Nanti kalo sakitnya parah, langsung izin pulang aja. Telpon Bunda kalo bisa, ya?"

Ceysilia mengangguk pelan. "Iya, Bunda. Cey udah mau telat ini, berangkat dulu ya."

"Berangkat sama kak Daniel, okey? Bunda gak mau kamu dalam bahaya lagi," usul Dona. Ia pun menoleh ke belakang, menatap anaknya yang masih asik merokok.

"Daniel, Ceysilia bareng kamu."

"Hm," respon cowok urakan itu setelah menatap Ceysilia dari jarak yang cukup jauh. Ia pun menjatuhkan puntung rokoknya ke lantai dan menginjaknya supaya padam, lalu memilih bangkit dari kursi dan menghela napas. "Ambil kunci mobil gue di meja kamar," titahnya kepada Ceysilia, telak.

Tak ada pilihan lain selain menurut, Ceysilia akhirnya berbalik untuk mengambil benda yang Daniel perintahkan. Jujur untuk masuk ke dalam kandang singa seperti ini entah mengapa jantung Ceysilia berpacu begitu cepat. Ada ketakutan tersendiri yang membuatnya gemetar ketika pintu kamar Daniel mulai terbuka.

DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang