FLASHBACK ON
"Ouhhh ahhh ahhh"
Suara desahan di dalam kamar mandi membuat senyum serta gelengan kepala terlihat dari sang asisten CEO. Suara gemercik air diikuti lolongan yang tak tertahan yang membawa lelaki di dalam sana ke dalam kenikmatan dunia.
BRUGG,,
Pintu di dorong cukup keras membuat benda pipih yang di pegang Rey terjatuh dari tangannya, bahkan benda pusaka yang dari tadi menegang saat ia urut menjadi lemas seketika.
"JANCOK"
Rassya ketawa terbahak memergoki sang atasan sedang memanjakan pusakanya sambil menonton film blue.
"Lu bener-bener bisa gue pecat"
"Sorry boss, lagian suara ah ah kimochi terdengar saat gue kemari, lain kali kecilin suaranya boss, untung gue yang masuk gimana kalau yang lain bisa punya predikat boss mesum"
Rey mendorong tubuh Rassya yang menghalangi jalannya, bisa-bisa ia hanya bisa mendecak sebal tanpa bisa berbuat apa-apa. Bukannya tak sanggup memecat Rassya, Rey hanya tak bisa mencampuri urusan pribadi dengan kerjaan.
"Ada apa lu?"
"Wih marah-marah mulu dari tadi siang, apa karena belum muncrat ya"
"Brensek lu"
Rassya terkekeh, bener kata asistennya itu, Rey sama sekali belum keluar sedikitpun, padahal pas Rassya mendobrak pintu rey hampir mau sampai.
"Btw Rey, sebentar lagi tahun baru ya, gue pinjem villa lu lah"
"Bener-bener gak tahu diri lu, udah buat gue kesal sekarang minta bantuan"
Rassya lagi-lagi terkekeh-kekeh melihat kemarahan sahabatnya itu.
"Nyut-nyutan dari bawah naik keatas tuh pasti" kekeh Rassya semakin keras.
"Anjing banget lu bener-bener ya."
"Sorry sorry deh, gue bercandanya keterlaluan ya"
"Tau ah"
Rassya lagi-lagi terkekeh-kekeh, ia berjalan mendekati kursi kebangsaan Rey sebagai CEO. Memegang kedua sisi kursi itu sambil membungkuk mendekati telinga Rey.
"Apaan sih lu" sewot Rey risih
"Gue mau ngasih saran buat lu boss"
"Saran lu gak berguna" bentak Rey
"Saran gue itu bagus buat adek lu yang lemes"
Kekehan kecil membuat mata Rey membulat, bener-bener ucapan Rassya membuat Rey ingin merobek mulutnya itu.
"Sorry-sorry, kali ini gue beneran serius"
Rey hanya memalingkan wajahnya kearah lain, membiarkan asistennya itu untuk berbicara.
Rassya yang posisinya berada di belakang kursi yang Rey duduki memutar kursi itu untuk mengarah kearahnya.
"Gak usah di puter-puter gini bangsat" bentak Rey
"Lu marah-marah mulu, cepet tua Luh boss"
"Semua ini Gara-gara lu yang selalu bikin darah gue naik"
Rassya hanya menghembuskan nafas lalu menatap fokus membuat Rey mengerutkan dahi apalagi pria itu memperhatikan kearah adiknya yang terbungkus celana kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FWB 🔞
RandomSemua dalam cerita ini bersifat fiktif tolong bijak dalam membaca dan ini area 18+