Part 1

62 11 11
                                    

"Rhea ayo buruan, udah ditungguin!" teriak Intan dari luar pintu kamar.

Yang dipanggil masih betah bersembunyi di balik selimut, mengurung diri, bermalas-malasan di atas tempat tidurnya.

"Kamu ngapain sih dari tadi nggak keluar keluar? Dicariin bu kost tuh. Suruh ikutan ngumpul di depan bakar-bakaran."

Bukannya tidak mau. Rhea hanya tidak ingin bertemu dengan penghuni baru di tempat kostnya. Penghuni baru yang membuat Rhea tercengang saat melihat kedatangannya tadi pagi.

Rhea kehabisan akal harus pergi ke bumi belahan mana lagi agar tidak bisa bertemu lagi dengan cowok yang kini malah tinggal tepat di sebelah kamarnya.

"Rhe!!!"

"Iya, bawel! Nanti juga aku keluar." Masih enggan beranjak dari singgasana, Rhea membiarkan Intan tetap berdiri menunggu di depan pintu.

Intan terus menggedor pintu, berharap penghuni kamar nomor 7 itu merasa terganggu dan segera keluar.

Semua penghuni kost sudah berkumpul di halaman. Mereka akan merayakan malam pergantian tahun bersama. Pemilik kost sudah menyiapkan segala jenis makanan untuk mereka.

"RHEAAA! AYO! RHEA KELUAR BURUAN! AKU TUNGGUIN!!" Intan paling pantang menyerah. Terus berteriak, menggedor pintu berkali-kali. Teriakan dan ketukan keras itu lumayan lama bahkan bisa memekakkan telinga. Hingga akhirnya membuat Rhea risih mendengarnya.

"RHEAAA!!!"

"IYA IYA! BERISIK BANGET!" Rhea membuka pintunya lebar-lebar. Membulatkan mata, menatap kesal pada sahabatnya.

Bersamaan dengan itu, Juan, penghuni kamar sebelah turut keluar dari kamarnya. Tampaknya cowok bertubuh tinggi itu akan bergabung dengan yang lain di depan.

"M-maaf, Kak. Kebrisikan ya gara-gara aku teriak?" tanya Intan. Dia pikir tidak ada penghuni lain yang masih berada di kamar kecuali Rhea.

Cowok itu hanya tersenyum datar, lalu menatap dingin pada Rhea dan pergi meninggalkan mereka tanpa sepatah kata.

Melihat ekspresi Juan, membuat Intan sedikit bingung dan menjadi tidak enak hati pada temannya. "Ih, jadi nggak enak sama kamu, Rhe. Padahal aku yang teriak-teriak, tapi kayaknya kak Juan keselnya ke kamu."

"Kamu tuh gedor pintu nggak kira-kira."

"Ya kamu ya juga sih dipanggilin dari tadi nggak mau keluar." Dengan bibir manyun, meski merasa bersalah, Intan bersikukuh semua itu karena Rhea.

Sembari memakai cardigan, Rhea melangkah malas menuju halaman depan, dimana semua penghuni kost sudah berkumpul di sana.

Intan masih bergelayut pada lengan Rhea, melirik ke segala penjuru mencari sosok Juan yang sempat membuatnya takut. Ya, dia takut jika ulahnya membuat cowok itu tidak nyaman berada di lingkungan baru. Terlebih diketahui ternyata Juan adalah keponakan dari pemilik rumah kost yang dia tempati.

"Rhe, nanti kalo kak Juan laporin aku ke bu Dyas gimana ya? Tau-tau aku disuruh pindah gara-gara berisik."

"Lebay!"

"Ih seriusan, Rhe. Kamu nggak liat gimana ekspresi kak Juan tadi? Dingin gitu woy. Aku yakin sih dia beneran kesel. Senyumnya senyum palsu gitu."

Intan menahan langkah ketika netranya menangkap bayangan cowok paling tampan se kost itu di sudut taman. Dia sedang bersama yang lain, mengitari pemanggang besar, dengan arang menyala merah di dalamnya.

 Dia sedang bersama yang lain, mengitari pemanggang besar, dengan arang menyala merah di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampak asap mengepul dari panggangan itu. Aroma daging dan sosis bakar tercium menyebar ke seluruh halaman rumah.

"Duh, ganteng juga ya keponakan bu Dyas," gumam Intan, masih terpatri pada wajah sempurna milik Juan Mahesa.

"B aja," celetuk Rhea tidak peduli.

Bibir Intan menyungging sengit. Tidak setuju dengan pendapat Rhea. Lirikan Intan nampak jelas ingin menerkam Rhea. Intan heran, bagaimana bisa Rhea menilai ketampanan Juan yang paripurna itu masih dia bilang biasa saja.

"Aduh, semoga kak Juan betah di sini ya.  Nanti aku kurang-kurangin deh teriaknya. Seneng deh akhirnya ada yang bening di kost an. Kan aku jadi semangat hidup."

Rhea merotasikan kedua bola matanya,  menggeleng masa bodoh. Memilih menyudahi perbincangannya dan berbaur dengan yang lain menyiapkan makanan.

Sepertinya semua penghuni kost belum ada yang tau kalau Juan dan Rhea dulu pernah berpacaran.

Juan dan Rhea sempat berpacaran lama. Namun ada hal yang membuat mereka harus mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan mereka.

Setahun yang lalu, Rhea mulai menempati rumah kost ini karena dekat dengan kampusnya. Rhea sama sekali tidak menyangka jika pemilik kost ternyata masih memiliki hubungan saudara dengan keluarga Juan.

Kepindahan Juan di sini tentu membuat Rhea terkejut dan tidak habis pikir. Dari ekspresi Juan yang biasa saja saat pertemuan pertamanya tadi pagi, Rhea berani menebak jika Juan sudah mengetahui keberadaan Rhea sebelumnya, dan mungkin ... Juan sedang merencanakan sesuatu.

Lalu apa tujuan mantan pacarnya itu memilih tinggal di kost ini sedangkan dia sudah memiliki rumah sendiri?


***


Bikin cerpen ah sekali2.
Fyi : cerita blm fix. Tp berhubung udah dikejar2 sama samwan, jd aku up aja.
Nanti kalo ada perubahan ya udah. Tau2 berubah aja.
Namanya juga nulis buat healing 😌





My Secret (ex) Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang