Part 2

46 8 22
                                    

Yura, Sekar, dibantu Yoshi menggelar karpet di teras. Rhea dan yang lain membantu menata makanan dan minuman ke tengah karpet besar itu.

Di antara semua orang, sepertinya hanya Rhea yang terlihat tidak nyaman. Bagaimana tidak. Dia masih belum percaya dengan kehadiran mantan pacarnya di lingkungan ini. Dan malam ini pemilik kost menyuruh semua yang tidak berlibur akhir tahun untuk makan-makan di rumah.

Tidak satu dua kali Rhea menangkap Juan sedang memperhatikan dirinya. Berkali-kali pula Rhea harus membuang pandangan ke sembarang arah untuk menghindari tatapan itu.

Seandainya saja dia bisa bersikap masa bodoh dan tidak menghargai bu Dyas selaku pemilik kost, Rhea sudah pasti memilih kembali ke kamar dan tidur.

"Rhe, tolong kasih ini ke Dino ya." Yuri menyodorkan nampan bermotif bunga-bunga kecil.

Rhea menerima nampan itu ragu, masih mencerna perintah Yuri. "Hh? Gimana?"

"Tolong kasih ke Dino. Buat wadah jagung bakar." Yuri menaikkan volume suaranya agar Rhea lebih paham. Membuat semua yang berkupul menjadi berfokus padanya. Termasuk Juan.

"Oh." Karena sudah kepalang tanggung menjadi pusat perhatian, mau tidak mau Rhea berjejak ke sudut taman dimana ada Dino dan cowok yang lain.

Rhea menyerahkan nampan kecil itu tanpa berminat sedikitpun melirik ke Juan yang jelas-jelas ada di dekatnya.

Juan tersenyum sekilas, menerima nampan itu dari tangan Rhea karena Dino masih sibuk membolak-balik jagung dan sosis di atas panggangan. Juan memindahkan beberapa jagung bakar yang sudah matang, lalu menyerahkan kembali nampan itu pada Rhea.

Rhea menerimanya tanpa perlu banyak bicara. Terus saja menunduk daripada harus bertemu mata dengan Juan.

Namun sial, Juan sengaja mengerjainya. Nampan yang kini Rhea pegang tidak lekas dilepas oleh Juan. Seolah sedang mengajak bermain tarik ulur.

"Apa sih?" Rhea berani mengangkat wajahnya, menahan diri untuk tidak terpancing amarah.

Juan malah tersenyum menang bisa membuat Rhea kesal. "Apa?"

"Ehheem!! Kayaknya ada yang cinlok nih," seloroh Dino sekenanya.

"Chieee ... cinta pada pandangan pertama," tambah Yoshi semakin mengompori. "Rhea masih jomblo tuh. Sabi lah dideketin."

"Chieee..."

Rhea makin melirik sadis ke Yoshi karena disorakin seluruh teman kostnya.

Dalam hati, Rhea mengumpat sejadi-jadinya. 'Cinta pada pandangan pertama, Mbahmu! Nggak tau aja kita udah mantanan.'

Tidak bisa membalas, Rhea membiarkan semua meledeknya sampai puas hanya karena hal se-sepele itu. Rhea kembali ke teras. Melepas sandal, dan meletakkan nampan itu di tengah karpet, berjejer dengan makanan yang lain.

"Eheemm!" Intan masih lanjut meledek saat Rhea duduk di sebelahnya.

Ingin sekali rasanya Rhea menjambak rambut Intan. Tapi tidak mungkin.

"Udah selesai nih. Markitmak!" ujar Dino mematikan kipas yang dia gunakan untuk membakar. Merasa sangat lega akhirnya bisa bebas dari kepulan asap yang sejak tadi bergumul di depan wajahnya.

"Rhe, kasih ke Dino lagi tuh buat tempat sosis."

"Ogah! Bukannya tadi sekalian," jawab Rhea ketus. Lalu melanturkan nampan baru itu ke Intan.

"Ya sorry. Kirain gue tempatnya cukup." Yuri membela diri.

Intan segera menuju ke tempat panggangan dan mengambil bakaran terakhir.

My Secret (ex) Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang