Kring! 🔔
Bunyi bel dari sebuah pintu klasik dilondon terbuka, remaja lelaki dengan gaya nyentrik dan pria berjas disampingnya. Bisa dikatakan bahwa keduanya adalah ayah dan anak. Lelaki dengan topi hiphopnya merasa tak nyaman, sepertinya ia akan dikenakan tuxedo dari toko ini. Mata coklatnya berkeliling disekitar toko itu, patut ia acungi jempol sebab tuxedo dan beberapa kemeja dari toko ini sangat rapi dan berbeda.
Pria disampingnya, sang ayah membawanya menuju resepsionis. Disana sudah ada pria dengan tuxedo dan rambut yang ditata dengan rapih. Pria itu tersenyum, "Welcome to Kingsman the sailor of the suits. "
"I need one suit for my son. Would you? " ucap sang ayah sembari melirik sang anak.
"Ofcourse. You may go to the third changing room, cause the first room there are still a gentleman in there. Sorry for the bad service. " ujar sang resepsionis ramah, pria berklimis itu menuntun mereka menuju ruang ganti nomer tiga. Sejujurnya, design dari toko ini sangat unik.
"Welcome to kingsman gentlemen, please come in. " sambut salah seorang pria berjas dengan kacamata. Sambutannya berhasil membuat sang anak terpaku. Bagaimana tidak? Bukankah itu adalah pria yang menyelamatkannya tadi pagi.
"Go on Steven. " suruh ayah dari Steven itu. Mau tak mau ia masuk keruangan itu dan meninggalkan dirinya dengan pria tak asing diruangan itu.
"How could you..? " tentu saja Steven penasaran, jika pria didepannya ini adalah intelligent, please let him join in.
"Well, what would you think? I work in here. " balas pria itu tenang, Steven bisa melihat nametag dari pria itu, Jonathan G. Easton. Satu alis Steven terangkat, ia tak yakin jika pria itu adalah karyawan ditoko baju, meskipun ia tahu kalau jas yang dipakainya adalah khas toko ini.
"You're intelligent. " ungkap Steven, kemungkinan pria itu sedang menyamar menjadi karyawan disini. Tetapi pria itu malah terkekeh. Ia berjalan mendekatinya sembari membawa segelas champagne miliknya.
"How could you think i'm an agent? " sergah pria bernama Jonathan itu dengan alis menukik. Steven jelas melihat bagaimana aksi dari pria didepannya ini beberapa jam yang lalu.
"Cause you the man that save me from the mafia's. " ungkap Steven. Jonathan yang baru saja berbalik dan ingin menaruh gelasnya.
"Mafia's? " tanya Jonathan kepada dirinya sendiri.
"Yeah, it's you. I know it's you! " unjuk Steven, ia tak salah lihat. Pria yang menolongnya kemarin adalah pria berjas dan berkacamata. Bedanya ia membawa payung yang berisi senjata mematikan.
"Kenapa kau sangat yakin kalau itu aku? " tanya Jonathan yang kembali meminum alkoholnya. Mengobrol dengan remaja ini tak buruk juga.
"Ya, karena dia memiliki ciri-ciri persis seperti kau, bertubuh tinggi, berjas, berkacamata, dan bahkan sepatunya pun sama. Hanya saja pria yang kutemui tadi pagi membawa payung. " jelas Steven dengan rinci. Jonathan akui pengamatannya cukup bagus. Pria itu berjalan untuk mengambil sesuatu dari balik lemari, benar itu Payung.
"Like this? " tanyanya sembari menunjukkan payung kingsman nya.
"Benar! Mirip sekali—tunggu, kau orangnya bukan!? " ujar Steven antusias. Jonathan terkekeh lagi, ia sedikit memutar ulang adegan dirinya tadi pagi.
☜☆☞
Sinar matahari pagi sudah muncul dari balik jendela apartemennya, pria yang masih dalam balutan selimut itu sedikit terusik. Lalu, bunyi panggilan terdengar dari handphone canggih milik pria berumur 25 tahun itu. Pria itu dengan malas mengangkat panggilan tersebut, ya walaupun matanya masih tertutup.