🎩 Big Choco

35 2 0
                                    

📍Rome, Italy

"NAV!! " seru Harvey yang sedang berlari secepat tenaga menghindar dari kejaran preman-preman yang tubuhnya 4x lebih besar darinya.

"Hold on! " Naviero tak bermaksud memperlambat keadaan, ia tahu Harvey sedang memperjuangkan nyawanya. Naviero sedang bersusah payah mencari isi pelatuknya. Shit! Kenapa harus menghilang diwaktu yang tidak tepat??

Misi kali ini hanya dilakukan dua sejoli ini. Mereka berdua relawan. Aslinya mereka mendapat misi besar yaitu 'menangkap Penox' salah satu penjahat jenius yang licik. Itu merupakan misi utama mereka, tetapi tiba-tiba saja mereka diberi amanat untuk membersihkan Rome. Jelas para anggota grup G ini sedikit kelimpungan karena misi utama mereka saja belum usai.

Awalnya mereka tidak ingin menyetujui amanat itu. Namun Harvey dan Naviero mau mengorbankan waktu dan tenaga mereka untuk itu. Alhasil mereka terbang ke Italia. Mereka pikir tingkat kriminalitas di Rome rendah. Ternyata tidak, sudah 2 hari mereka membersihkan Rome. Dan ini yang terakhir—yang dimana merupakan dalang dari segala kriminalitas di Rome.

"Damn it!! James i beggin' on you!! " Harvey tak berhenti meracau karena ia sudah berlari kesana kemari mengelilingi jalanan untuk menghindar dari preman-preman itu, namun rekannya yang tampan itu belum juga melumpuhkan para preman itu. Ia tidak membawa senjata apapun, satu-satunya jalan untuk bertahan hidup ialah kabur.

Saat Harvey ingin masuk ke salah satu toko—bam! Ia salah masuk tempat. Itu ternyata toko bir. Ia sangat suka minum, tetapi untuk kali ini tidak. Toko itu ternyata basecamp dari para preman itu.

"Where do you think you going? " ujar salah satu preman yang tubuhnya 4x lebih besar darinya. Harvey merotasikan bola matanya. Ia sedikit menyesal menyetujui ajakan Naviero untuk datang ke Rome.

Harvey dikepung kerumunan para preman yang terlihat sangat kesal kepadanya. Harvey masih sedikit berharap Naviero menyadari ini.

"Tidak pernah ku bayangkan kalau kau rela terbang jauh hanya untuk kami. " gelak tawa datang dari para berudak botak itu. Harvey mendengus kesal. Ini sangat tidak etis jika dirinya tiba-tiba mati bukan?

"Where's the others? " tanya sang ketua preman itu kepadanya. Harvey menampilkan senyum miringnya. Kenapa mereka begitu tahu tentang komunitas mereka?

"Kalian pikir dengan cara seperti ini kalian bisa mengetahui identitas kami?? " kilah Harvey yang tahu maksud mereka.

Gelak tawa lagi-lagi terdengar dari para berudak botak itu. Hingga salah satu dari mereka mengambil sebotol bir dan diberikan kepada Harvey. Jelas hal tersebut membuat satu alisnya terangkat.

"Drink it. "

Harvey terkekeh geli. Mereka benar-benar merendahkannya. Harvey dengan sigap melemparkan botol bir yang cukup besar itu ke wajah sang ketua preman.

PRANG!!

Harvey dengan segera pergi menuju tangga dan naik ke atap toko tersebut. Dan tentu saja aksi kejar-kejaran terjadi lagi. Pria itu melompat dari atap ke atap dengan lincahnya. Seperti yang ia lakukan dahulu saat masa pelatihan.

"Harvey where are you!?? " panggil Naviero sedikit panik karena rekannya tiba-tiba saja menghilang dari insannya.

"Behind you bastard!! " Harvey seketika langsung menarik Naviero untuk kabur dari kejaran para preman yang terus mengejar Harvey.

Naviero sedikit gelagapan namun ia bisa menyeimbangi larinya Harvey. Dengan beberapa senjata di tasnya sedikit merepotkannya. Astaga! Ini adalah rencana terkacau yang pernah mereka buat. Beruntungnya ini bukan misi dari direktur. Jika iya, sudah dipastikan mereka akan mendapat ceramah meskipun misi itu berhasil, tetapi jika dengan cara yang berantakan, jelas akan mendapat omelan dari direktur mereka.

Gentlemen | 7 dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang