03🍀. Hilang

2 0 0
                                    

💝

Sore hari nya sesuatu terjadi.

Hello panda... Hello panda ...
Biskuit-biskuit yang lezat🎶.

Nada dering telepon yang lucu itu berbunyi mengalihkan Rayya dari kegiatannya mencuci piring.

Btw nada dering itu ia ambil dari salah satu iklan yang sering muncul di televisi, menurutnya itu lucu dan mengubahnya menjadi nada dering panggilan.

"Halo."

Alis Rayya mengernyit bingung lantaran suara di sebrang sana menjadi tidak jelas di iringi suara Isak tangis.

"Rayy gimana ini... Hiks... Mo-motornya ilang!"

Mendengar itu Rayya langsung meluruskan punggungnya terkejut.

"Hah?!... Kok bisa ilang sih kak, kakak gimana sih?"

"Maaf hiks... Tadi wa-waktu nyampe hotel klien udah ada di parkiran hotel, waktu itu kakak pikir gak baik keliatan telat depan tamu... Ap-apa lagi bawa motor, kakak takut kalau tamu mikir hotel gak kasih fasilitas yang baik buat karyawan apa lagi kakak manager terus berdampak jelek buat kakak sama reputasi hotel, jadi... Jadi terpaksa kakak naruh motor kamu dibawah pohon samping hotel terus kakak jalan lewat jalur samping, tapi pas kakak balik lagi... Hiks... Motornya udah gak ada." Rissa mencoba menjelaskan apa yang terjadi dan itu benar-benar menyulut emosi Rayya.

"Kenapa kakak taruh di bawah pohon, kenapa kakak gak minta satpam hotel buat ngamanin motor aku, terus kalau kakak takut mencoreng nama baik hotel kenapa kakak pake motor aku?, Kenapa kakak gak pake taksi atau sewa mobil online?, Kakak tau kan motor aku baru lunas Minggu lalu, terus sekarang ilang gitu aja." Rayya terengah-engah sambil berucap sampai Dhafi yang tengah di dapur menghampirinya.

"Maafin kakak..., kakak gak tau kalau itu bakal ilang." Ucap Rissa di sebrang telpon.

"Terus kakak ngapain, udah buat laporan ke polisi belum, cek CCTV hotel atau CCTV di sekitar situ!?" Rayya memijat pangkal hidungnya sambil mundar-mandir.

"Be-belum kakak panik terus langsung nelpon kamu."

"Kak..." Ingin sekali ia memaki di depan wajah kakaknya itu tapi ia mencoba menahan sesabar mungkin.

Menghembuskan nafas.

"Yaudah cek CCTV sekarang, terus buat laporan ke kantor polisi terdekat, nanti aku nyusul ke kantor polisi." Ucapnya kemudian menutup telponnya.

"Ta-tapi kliennya..."

"Tamunya belom balik?"

Astaga, dari pagi hingga sore hari?, ngomongin apa coba.

"Mereka dari stasiun tv, mereka lagi survei tempat buat jadi salah satu lokasi syuting drama series mereka."

"Terus gimana?" Tanya Rayya bingung.

"Ka-kamu dulu aja yang ke kantor polisi, nanti kak nyusul." Ucap Rissa merasa bersalah.

"Kak... Kakak loh yang bikin motor aku ilang, polisi butuh kesaksian kakak, bukan aku." Ucapnya benar² mulai emosi.

"Kakak bener² minta maaf, tapi klien ini penting banget buat hotel, kakak janji secepatnya kakak bakal nyusul, kamu kan gampang tinggal minta izin ke cafe, gak akan ada hambatan."

Apa maksudnya?

"Kakak juga bisa kan minta izin hotel sebentar atau minta ganti kek sama staf yang lain."

"Gak bisa Rayy, ini juga penting buat karir kakak, kalau staf lain yang layanin mereka, kakak bisa kecolongan, kakak yang harus ngelayanin mereka."

Rayya mengepal menggigit bibir nya hingga pucat, motor adiknya hilang dan Rissa masih mementingkan dirinya sendiri?, Memang salah siapa ini?, Salahnya?, Setidaknya Rissa seharusnya tanggung jawab tapi dia lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang tanggung jawabnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

R & D Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang