Chapter 01🍂

1.4K 239 52
                                    

Terik matahari begitu terasa hari ini namun sepertinya gadis yang tengah termenung di depan gerbang tak mempedulikan hal itu.

Mulut nya ternganga lebar, manik hitam nya menatap takjub bangunan Akademi dengan 5 lantai. Sebuah air mancur dengan simbol Primogem berdiri di tengah halaman, Akademi itu di kelilingi puluhan bunga sakura di setiap sudut halamannya.

Tepat di bagian pojok paling luas, berjejer puluhan mobil sport dengan warna mencolok. (Name) susah payah menelan ludah nya sendiri, belum melewati Gerbang saja aura Elit Akademi itu begitu kental.

(Name) menatap pakaian nya yang terlihat biasa namun rapih, tubuhnya bergidik merasakan perbedaan kasta yang begitu terasa dengan anak-anak murid yang terlihat berlalu lalang.

"Jadi ini yang namanya Insecure?" Gumam (Name) mengeratkan genggaman nya pada tali ranselnya.

Seumur hidup, (Name) tak pernah di ajarkan atau bahkan merasakan yang namanya Insecure. Kepercayaan terhadap dirinya begitu tinggi membuat dirinya terjauh dari kalimat keramat itu. Namun kini (Name) merasakan nya.

Kaki nya bergetar, enggan melangkah masuk kedalam Akademi mewah itu. Sebait ingatan memori kedua orang tuanya tercekat begitu jelas, (Name) menghembuskan nafas berusaha untuk menghilangkan keraguannya.

"Ayolah, hanya mau tes masuk Akademi doang bukan tes masuk penjara," gumam (Name) berusaha meyakinkan dirinya.

Kakinya melangkah melewati gerbang Akademi, terus melangkah mengabaikan orang-orang yang mulai menatap aneh kearahnya.

Setelah berputar selama berjam-jam mengelilingi Akademi, (Name) menyatakan dirinya nyasar di Akademi luas itu. (Name) berjongkok di pojok koridor, arwah terlihat keluar dari mulutnya. Menyesal karena tak membawa Kojou Sara dan memilih bergaya datang sendirian.

"Halo Nona?" Panggil pemuda pendek dengan Surai biru gelap berkepang dua. Tangannya melambai di depan wajah (Name).

(Name) mengedipkan matanya, sadar dari renungan nya. Tubuhnya berdiri kikuk, Pemuda pendek itu sedikit mendongak untuk menatap wajah (Name), senyum tercekat jelas di wajahnya.

"Apa ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanya pemuda itu.

"Ah Ano....maaf, apa tuan bisa beritahu saya ruangan untuk ujian tes masuk Akademi?" Tanya (Name) sambil tersenyum kikuk.

"Rasanya dari tadi saya hanya berputar di tempat yang sama. Tempat ini terlalu luas untuk saya," sambung (Name) mengusap tengkuk lehernya yang kaku.

"Ah, anda murid pendatang baru ya? Ayo ikut saya, tes nya sudah di mulai loh," sahut pemuda itu.

"Ah terimakasih Tuan...." Ucap (Name) sambil menggantung kan kalimat nya, manik hitam nya melirik name tag di leher pemuda itu.

"Tuan Venti," sambung (Name) tersenyum kikuk.

"Dengan senang hati Nona, ini memang sudah tugas saya. Mari saya antar," balas Venti tersenyum lembut.

(Name) melangkah kikuk di samping Venti, di sepanjang perjalanan Venti banyak memberi tahu setiap bangunan Akademi layaknya seorang pemandu.

"Nah, kita sudah sampai. Nona bisa langsung masuk kedalam," tutur Venti berhenti di depan sebuah ruangan persegi yang cukup lebar.

Tak seperti ruangan lain, ruang yang satu ini benar-benar terpencil tanpa ada ruangan lain di sampingnya selain anak tangga darurat.

"Saya mengerti, terimakasih sudah mengantarkan saya Tuan Venti," sahut (Name) menundukkan kepalanya sopan.

"Dengan senang hati nona," balas Venti ikut menundukkan kepala lalu beranjak membalikkan tubuhnya.

It's Me ( Genshin X Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang