"Lo tuh nggak pantes ada di sini tau nggak! Liat deh kasta kita tuh beda jauh, bahkan pakaian lo pun nggak mencerminkan seorang murid. Cih! Menjijikkan, ada ya cewek modelan lo di sekolah elit kayak gini." ucap seorang perempuan cantik yang kini tengah melakukan perundungan di kantin sekolah. Banyak pasang mata yang menatap mereka, namun tidak ada satupun yang berani menolong sang korban.
Bella Rossalina, sang pelaku kekacauan. Seorang queen bullying yang tidak pernah absen untuk melakukan perundungan di sekolahnya. Meskipun sudah ditegur berkali-kali oleh guru BP, namun tidak membuat Bella dan kawan-kawannya jera. Entah apa yang papanya perbuat hingga membuat setiap kasus Bella ditutup dengan hukuman ringan tanpa sanksi tegas apapun.
"Lo tau? Lo itu pantasnya bukan jadi murid, tapi jadi babu disini." Bella tertawa, ia mengambil semangkuk soto ayam yang kelihatannya masih panas, lalu tanpa rasa kasihan ia menumpahkannya di seragam Anna–korbannya. Membuat seragam Anna kini menjadi transparan karena basah.
"Arghh, panas kak. Hiks...." Anna berteriak meraung kesakitan karena air panas itu menyentuh kulitnya, membuat kulitnya menjadi memerah dalam sekejap.
"Bella itu kan soto gue ih...." ucap Sabrina salah satu teman Bella. Bella menatap Sabrina jengah, "gampang nanti gue beliin lagi."
"Wah lo keliatan cantik kalo kayak gini, ternyata body lo oke juga ya. Cocok jadi jalang kecil." Lyora mengeraskan suaranya, sengaja agar semua penghuni kantin mendengarnya. Sedangkan Anna yang mendengar itu menangis tersedu-sedu sambil memeluk dirinya sendiri, berusaha menutupi tubuhnya yang kini tercetak jelas karena pakaiannya yang basah.
"Jangan ditutupin gitu dong sayang, cantik kok." Sabrina meraih tangan Anna yang sedang berusaha menutupi bagian depannya, lalu ia merentangkan tangan Anna dengan paksa agar semua orang dapat melihat jelas tubuh gadis itu.
"Hiks kak, jangan kak... Aku malu. Tolong jangan lakuin ini." Anna menangis pilu, hatinya terasa sakit diperlakukan seperti ini. Apalagi melihat tatapan semua orang padanya, terutama tatapan sekumpulan cowok-cowok urakan itu. Ia sangat malu sekaligus takut.
"Wow. Boleh juga tubuh lo Na. Nggak nyangka gue cewek kurus kayak lo bisa sesexy ini." ucap seorang cowok berpakaian urakan, sambil menatap tubuh Anna dengan penuh minat.
"Lo mau dia? Gimana kalo kita jadiin dia pelayan kita semua guys?" tanya Bella pada semua orang di kantin. Tidak ada yang menyahutinya, "sekarang lo anterin semua pesanan anak-anak, terutama pesanan mereka," lanjutnya sambil menunjuk sekumpulan cowok urakan tadi.
"Kak aku mohon izinin aku ke kelas dulu buat ganti baju, habis itu aku janji bakal balik lagi ke sini. Aku mohon kak, aku malu, bajuku transparan. Aku mohon belas kasihan kakak." Anna mencoba menggapai kaki Bella lalu menggenggamnya dan bersujud dibawah kakinya. Berharap Bella mengasihaninya.
"Lo berani nolak perintah gue?" Bella berjongkok, ia mencengkram dagu Anna kasar lalu meludahinya tanpa belas kasihan.
Anna yang diperlakukan seperti itu hanya bisa menangis, mengutuk nasibnya yang sangat buruk. "Bu-bukan gitu kak, aku cuma mau ganti baju dulu. Aku malu kak, aku mohon."
"Halah paling juga Lo nanti kabur, ya kan? Udahlah Bella jangan percaya sama jalang ini." Lyora menendang Anna yang masih berada di bawah kaki Bella.
"Arghh... Sakit kak."
"Mampus, siapa suruh lo sentuh kaki temen gue. Lo tuh manusia kotor tau nggak!" Sabrina menatap Anna jijik.
Bella melihat Anna yang menderita, tersenyum senang. "Gue nggak terima penolakan. BANGUN! ATAU MAU GUE BANGUNIN?!" Anna yang terkejut mendengar teriakan Bella refleks langsung berdiri. Tubuhnya gemetar ketakutan saat melihat wajah garang Bella dihadapannya. Saat ini penampilannya benar-benar sangat menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
Teen Fiction"Lo itu udah jatuh miskin! Gak perlu pura-pura kaya deh. Mulai sekarang gue mau kita putus!" "Nggak, aku nggak mau pokoknya. Kenapa kamu tega sama aku Dit? Seharusnya kamu ada di samping aku disaat-saat sekarang. Bukannya malah mempertanyakan kekaya...