A 3.

497 24 0
                                    

Seorang laki-laki yang memiliki paras wajah tampan,kini sedang berada di kamar adik perempuannya.

Apakah itu Rafel?.Ya laki-laki itu Rafel.Masih ingat dengan Rafel?.Ya.Kakak laki-laki Alsya.

Ia sedang merenungi dirinya karena tidak menahan Alsya untuk pergi.

"Harusnya abang gak izinin kamu pergi dek,ini semua salah abang,kenapa abang malah izinin kamu pergi"kata Rafel yang terus menyalahkan dirinya sendiri.

"Kamu kenapa gak bilang si dek,kalo abis berantem sama Reza!, maafin abang,hiks abang sayang sama kamu dek hiks"Rafel tak kuasa menahan air matanya.Rafel yang bisa dibilang dingin sekarang menjadi lemah karena kematian adiknya.Rafel memang tau saat Alsya dan Reza bertengkar.

ya iyalah bodo,kan orang mati,gimana gak sedih lah goblok emang dah,ni author gimana si.Eh kok jadi gue nyalahin diri gue ya,bodo lah:v.

Ceklek.

Reza masuk ke kamar Alsya.Reza melihat Rafel sedang menangis membuat Reza merasa bersalah.Tentu ia merasa bersalah karenanya Alysa jadi meninggal.

"Bang maafin Reza,ini semua salah Reza.Seharusnya Reza gak naksa kak Alsya, maafin Reza bang,kalo abang mau pukul,marah, atau apapun reza terima kok bang,reza tau Reza salah bang,maaf banget"tuturnya merasa bersalah.

Rafel yang melihat adik laki-laki nya ini sedih pun berdiri dari kasur Alsya dan menghampiri Reza."Ini bukan salah kamu Za,ini takdir,jangan salahin diri kamu sendiri"kata Rafel sambil menghapus air matanya.

"Tapi,ini salah Reza bang, hiks Reza jahat bang hiks, Reza pembunuh,hiks Reza gak pantes disini hiks"Rafel mendengar penuturan dari Reza,membuat Rafel meneteskan air mata.

Grep

Reza yang dipeluk oleh Rafel pun membalas pelukannya.

"Ini bukan salah kamu,hiks ini takdir Za,kita ikhlas aja ya"nasihatnya sambil mengelus punggung Reza.

"Hiks maafin Reza bang, Reza salah, Reza hiks u-udah hiks bikin kak Alsya gak betah hiks di rumah hiks, Reza hiks pembunuh, Reza gak pantes hiks hidup hiks"isak Reza benar benar pilu sekali, Rafel yang mendengarnya pun tak kuasa menahan air mata.

Rafel menguraikan pelukannya.

"Jangan ngomong gitu,udah ya,jangan nangis abang tau, kemarin kamu sama Alsya berantem,abang tau,abang tau kamu pasti ngerasa bersalah,tapi jangan nyalahin diri kamu sendiri,abang juga ngerasa salah,karena abang gak nyegah Alsya"jelasnya.

Reza pun mengangguk, lidahnya kelu untuk bicara,ia lelah,dan ingin tidur,karena semalam ia hampir tidak tidur karena memikirkan Alysa.

"Yaudah sana tidur"

"Iya bang"

oOo

Seorang gadis cantik yang sedang berada di rumah sakit,kini tengah merengek meminta pulang.

"Bun pulang ya,Gera gak papa bun,bener deh,plis ya"pintanya.Ya.Itu adalah Gera.

"Gera sayang,besok aja ya,kamu belum sembuh betul"jawab Bunda Oliv lembut.

"Ih bunda,yaudah Gera gak mau makan"marah Gera menutup badannya dengan selimut.

Ayah Arlan yang sedari tadi disitu terkekeh.

"Besok aja,kamu belum sembuh,nanti kalo udah sembuh ayah beliin apa yang kamu mau deh"kata ayah Arlan sambil mengelus puncak kepala Gera.

TRANSMIGRASI ALSYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang