Chapter 39

905 78 16
                                    

Kau Salah Jalan


"….."

Sang Yan berhenti mengeringkan rambutnya dengan handuk, dia mengira penglihatannya menjadi buruk. Dia linglung selama beberapa detik sebelum keluar dari sana (sadar). Melemparkan handuknya ke samping, dia bangkit dan menuju ke kamarnya, mengejar Wen Yifan.

Kamar ini sebelumnya milik Wen Yifan.

Namun, sejak Sang Yan pindah, interiornya sedikit berubah dengan penambahan meja. Tempatnya tidur telah dipindahkan dari samping jendela menjadi di tengah, ada meja di sisi kiri tempat tidur dan lampu berdiri di sisi kanannya.

Wen Yifan sekarang berdiri di tengah ruangan.

Tidak yakin apa yang akan Wen Yifan lakukan, Sang Yan berjalan mendekat dan menghalangi jalannya.

"Kemana kau pikir kau akan pergi?"

Dahi Wen Yifan menabrak rahangnya, dia berhenti, memiringkan kepalanya sedikit dan menatap kosong ke arah Sang Yan. Perlahan, dia melewati Sang Yan dengan niat berjalan lebih jauh ke dalam ruangan.

Sang Yan mengambil langkah juga dan memblokirnya lagi, "Kau salah jalan."

Wen Yifan meliriknya lagi seolah dia sedang memproses kata-katanya, atau mungkin dia sedang menunggu Sang Yan untuk menyingkir.

Seolah-olah dia sedang berbicara dengan seorang anak kecil, Sang Yan dengan sabar berkata, "Ini bukan kamarmu."

Wen Yifan tidak bergerak.

Sang Yan juga tidak menyentuhnya, tetapi mengangkat kepalanya.

"Pintunya di sana."

Wen Yifan dengan kosong berdiri di sana beberapa saat sebelum tampaknya memahami kata-kata Sang Yan.

Dia berbalik dan dengan patuh berjalan menuju pintu seperti robot.

Takut Wen Yifan salah jalan lagi, kali ini Sang Yan mengikutinya.

Hanya setelah dia melihat Wen Yifan memasuki kamar dan menutup pintu di belakangnya, Sang Yan kembali ke ruang tamu untuk mengambil laptopnya. Dia mematikan lampu dan membiarkan lampu koridor menyala. Dia kembali ke kamarnya dan dengan mengantuk menelusuri pesan-pesan di ponselnya.

Dia segera menyingkirkan perangkat itu.

Mata Sang Yan lelah dan sakit. Dia menutup matanya, tetapi tiba-tiba memikirkan cara Wen Yifan memasuki kamarnya secara sembarangan beberapa saat yang lalu.

Jalannya selalu sama, jadi apa yang mengubahnya kali ini?

Atau, apakah karena sebelumnya pintunya selalu tertutup dan dia tidak punya cara untuk masuk, namun kali ini terbuka lebar? Betapapun tidak teraturnya kebiasaan tidur berjalan Wen Yifan, dia tetap bisa berebut (kesana kemari, cmiiw) selama berada di ruangan yang tidak tertutup?

[Aku ga yakin dengan tl di bagian akhir, jadi tolong koreksi aku kalau menurut kalian salah ^^.]

Setiap sel di tubuh Sang Yan memprotes karena kelelahan, tetapi memikirkan hal ini, dia membuka matanya lagi, berjalan keluar dari kamarnya dan menutup pintu menuju balkon dan dapur.

____________

Keesokan harinya.

Wen Yifan membuka matanya dan duduk. Dia melirik dan memperhatikan kursinya yang ada di depan meja rias. Butuh beberapa saat baginya sebelum menyadari bahwa dia pasti lupa meletakkan kursi itu di depan pintu tadi malam.

Namun, dia tidak tidur sambil berjalan baru-baru ini dan tidak terlalu mempedulikannya.

Dia sedikit bermalas-malasan di tempat tidur dan membuka WeChat untuk melihat Zhong Siqiao dan Xiang Lang mengobrol.

First Frost | Hard to Deceive [难哄] | Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang