6 minggu berlalu dan Septihan masih belum menunjukan batang hidungnya, tetapi kabar tentang lelaki itu telah tersebar bahwa dalam 2 minggu ini Team Basket ─Draftor tengah bertanding di Jakarta. Dan Septihan adalah salah satu pemain terbaik di team itu, kemungkinan besar selama ini lelaki itu menghilang karena sibuk latihan. Tetapi kenapa tidak bersama teman-temannya? Kenapa tidak berlatih disekolah? Kenapa harus ditempat lain?
"Oh ya? Jadi mereka beneran pulang hari ini?!"
"Iya, katanya mereka pulang dengan bawa beberapa piala."
"Iyalah, Draftor tuh kalo tanding gak mungkin pulang dengan tangan kosong."
"Apalagi ada Septihan aduuh."
Nata dan Zoey yang tengah makan siang di kantin secara tak sengaja mendengar informasi yang selalu keduanya cari-cari dari anak-anak perempuan meja sebelah yang sibuk menggosip dari sejak satu jam yang lalu.
Mendengar tentang kepulangan Septihan Nata tersenyum tipis, akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan crushnya. Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama, ketika para gadis yang tengah menggosip itu melanjutkan ucapan mereka.
"Btw, nanti anter gue beli hadiah ya."
"Hah? Hadiah buat siapa?"
"Gue mau ngasih hadiah buat Septihan karena dia udah menang lagi, juga mau bilang kalo gue kangen banget sama dia karena udah lama gak ketemu."
Ucapan itu sontak membuat Nata dan Zoey terdiam kaku, bahkan keduanya seperti sedang memakan batu yang sulit ditelan. Zoey mendongakkan kepalanya sedikit dan melirik Nata yang juga diam, bahkan ketika para gadis itu pergi dari kantin.
"Are you okay?" Tanya Zoey setelahnya.
Nata tak menjawab, ia masih terdiam. Kepalanya penuh dengan kalimat, apa hubungan antara gadis itu dengan crush nya?
"Ekhem, lo gak perlu khawatir. Septihan gak mungkin pacaran sama itu cabe, setahu gue mereka cuman temen sekelas." Ucap Zoey ragu, karena ia pun tak tahu pasti dengan apa yang ia ucapkan.
"Kenapa kamu bilang gitu?" Tanya Nata.
Zoey terdiam sejenak, ia mengulang kalimatnya tadi di dalam hati dan bertanya apakah yang ia ucapkan salah? Karena Nata bertanya dengan ekspresi datar. "Ya biar gak kepikiran aja."
"Gak, maksudnya kenapa kamu bilang dia bukan tipe Septihan?"
"Gue cuman bercocokologi aja, mana mungkin cowok kek Septihan suka cewek yang make up nya kek mau ke kondangan?" Jelas Zoey jujur.
"Kenapa kamu bisa ngomong gitu? Kamu tahu gimana tipenya Septihan?" Tanya Nata tanpa sadar seolah menyudutkan Zoey, ia sedikit tersinggung dengan ucapan dari orang-orang seperti Zoey. Yang menilai Septihan seenaknya padahal tidak tahu kebenarannya, Nata pun sebenarnya tak tahu apa-apa tapi setidaknya ia dekat dengan lelaki itu. Meskipun bukan sebagai siapa-siapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
10.000 Hours With Gray
Teen Fiction"Terima kasih telah menjadi hadiah terbaik di awal tahun ini, semoga di akhir tahun pun.. Kamu masih menjadi yang terbaik diantara banyaknya orang berlalu lalang." ─𝐍𝐚𝐭𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟐. Ini tentang Nata dan orang yang ia kagumi. Gray panggilannya. K...