Suara hembusan angin terdengar sangat kencang, hari yg dingin terasa mengawali pagi di aula sekolah yg telah dipenuhi murid murid baru dari smp daerah ******* , Jawa timur.
Berbeda dengan kelas 11 - G jurusan Art dan animasi yg menengok para adik adik kelasnya dari lantai 3 gedung pengajaran.
Perempuan dengan surai rambut coklat ponytail menengok kesana kemari memperhatikan para adik adik kelasnya dengan tatapan senang.
"Ish! Zet! Kepala lo bisa diem ga sih soalnya ini gua lagi makan rambut lo masuk ke mulut gua" kesal laki laki yg berada di belakang gadis surai coklat yg bernama Zeta Anggraine.
"Ya lu juga salah Gaa! Ada tempat duduk disana! Noh! Makan tuh duduk jangan kayak hewan, kosplay kuda lu?" Zeta menunjuk kursi panjang dan menyuruh temannya, Dirga Armadja itu makan disana.
Tirai jendela kelas jurusan musik tergeser, ketua kelas dari kelas itu yg memiliki rambut hitam ke abu abuan menoleh ke arah Dirga dan Zeta dengan tatapan datar.
"Jangan berisik, kelas gue lagi rekaman buat opening ekskul musik" ucap sang *KeTuLas [Ketua Kelas]
"Oh..ok, btw Far mau nanya deadlinenya kapan kalo buat opening?" Tanya Zeta sekalian kepada Fargan sang KeTuLas dari kelas jurusan Musik.
"Masih lama, sekitaran 1 minggu lagi. Buruan disiapin nanti kena garis deadline di bk kalian." Jawan Fargan.
'Gan! Buruan jangan ngeghibah sama kelas sebelah!'
"Eh? Iya Rin!. Yaudah ini udah mau mulai, inget. Jangan, be.. ri.. sik." Fargan meninggalkan Zeta dan Dirga di balkon kelas.
Zeta dan Dirga saling bertukar pandangan kemudian mereka masuk ke dalam kelas yg diisi hanya 9 anak termasuk Zeta dan Dirga, dan 1 murid lainnya yg berada di lapangan basket.
"Nikay mana?" tanya Dirga,
"Di lapangan basket." Jawab murid laki laki yg tengah bermain ponselnya dan kedua kaki berada di atas meja yg dipenuhi cat - cat untuk lukisan.
Dirga berdecih–
"Tuh anak kalo ga tidur ya main, untung adek gue."
"Udahlah biarin, namanya juga masih aktif aktifnya daripada letoy kayak Diego." Laki laki dengan nickname Wasa menunjuk murid yg bermain ponsel yg tadi sempat menjawab pertanyaan Dirga.
"Tuh mulut dijaga ye." Saut Diego.
"Udah udah, jangan berteman. Kalo mau gelud di ruang gym sono ada ring boxing" Ucap murid berambut biru tua bernickname Theo terlihat sinis ke arah Diego dan Wasa.
" Haha, dimarahin Ketua makannya jangan berisik." Gadis yg sedang melukis menertawai Diego dan Wasa.
Pintu terbuka dan anak murid dengan jersey basket lengkap berwarna hitam bernomor punggung '00' dengan rambut hitam yg terikat sedikit dibelakang menunjukkan batang hidungnya.
"Nah ini nih, anak animasi nyasar ke basket." Theo memarahi anak yg baru datang ke kelas tersebut.
"Apaan sih baru dateng juga, ga jelas." Ketus murid tersebut,
Remaja laki laki bernickname Nikay tersebut memalingkan mukanya dengan keadaan kesal dan berjalan menuju bangkunya. Dirga sebagai kakak tiri dari Nikay menyusul adiknya tersebut.
Murid murid lainnya mulai berbincang satu sama lain atau mengerjakan lukisan dan animasi.
Dirga duduk di kursi kosong samping kursi yg diduduki Nikay, ia mencoba mengajak adiknya tersebut bicara namun Nikay tidak menyahuti sama sekali.
"Nik–", Baru saja Dirga menyentuh lengan kanan adiknya tersebut, satu tamparan mendarat di pipi Dirga.
"Mau nyentuh gue lo?! Bajingan yg ibunya berani godain bokap gua mau nyentuh tangan suci gue?! Ha! Cuih! Ga sudi gue punya kakak tiri kek lo!" Nikay membentak Dirga dan beranjak pergi dari kelasnya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita EsEmA
RandomKisah seorang murid murid sekolah menengah akhir yg menikmati masa sekolahnya sebelum naik ke jenjang yg lebih tinggi, tinggal di satu gedung yg sama membuat mereka semakin terikat satu sama lain dan bersama sama menunggu masa mereka lulus dan berpi...