Embun-embun pagi yang tampak mengkilau di atas rerumputan yang terkena sorotan matahari, udara yang terasa begitu sejuk dan menenangkan.Wang Yibo membuka jendela kamarnya, menghirup udara segar yang memanjakan indra penciumannya. Ia bahkan merentangkan kedua tangannya, menikmati hembusan angin yang menerpa dengan lembut.
Waktu menunjukkan pukul 06:20 pagi, dan Wang Yibo sudah terbangun sejak pukul 04:00. Ia terbangun bahkan sebelum ayam jago berkokok. Hidup selama 17 tahun, dan baru hari ini seorang Wang Yibo terbangun di pagi buta. Yibo terlihat sangat bersemangat hari ini, terbukti dengan sebuah senyuman manis yang tidak luntur dari wajahnya. Namun satu hal yang harus di ketahui, Wang Yibo bukan bersemangat untuk melakukan aktivitas membosankan seperti biasanya, tapi ia bersemangat untuk mendapatkan cinta sang pujaan hatinya.
Memikirkannya saja membuat Yibo terkekeh pelan. Imajinasinya benar-benar indah, memikirkan bagaimana hari-hari menyebalkan, dan membosankan dalam hidupnya akan terasa manis dengan kehadiran pangeran tampan, yang tidak lain adalah sosok Xiao Zhan.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu terdengar, membuyarkan segala imajinasi indahnya. Wang Yibo memutar bola matanya malas karena ia yakin orang itu adalah Mama-nya, karena sudah menjadi kebiasaan Mama-nya setiap pagi untuk membangunkannya, tapi kali ini Wang Yibo sudah terbangun lebih dulu. Dan Yibo sangat yakin, Mama-nya pasti terheran-heran melihat ia yang bangun pagi-pagi sekali.
"Yibo sudah bangun Mah" Yibo menjawab ketukan di pintu itu dengan sedikit berteriak. Ia menjawab bahkan sebelum Nyonya Wang sempat membuka suaranya.
"Ow...kau terbangun sangat cepat" ujar Victoria dengan sedikit heran, entah setan apa yang merasuki putranya sehingga ia terbangun pagi buta. Namun ia bersyukur akan hal itu, setidaknya ia tidak perlu berteriak hanya untuk membangunkan singa kecilnya seperti biasa.
Victoria sudah akan menjauh dari pintu, namun kemudian ia teringat sesuatu. Cerita tentang anak baru di sekolah putranya, "apa ini yang membuatmu bersemangat Yibo?" Gumamnya pelan, yang tentu saja Yibo tidak bisa mendengarnya. Sedetik kemudian Victoria mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman, ide jahil tiba-tiba saja terlintas di otak cantiknya, lalu.
"KAU SANGAT BERSEMANGAT UNTUK BERTEMU PANGERAN BERKUDA PUTIH RUPANYA...ASTAGA KAU SUDAH DEWASA NAK, HAHAHA" Victoria berteriak dengan lantang, dan kemudian suara tawa menggelegar terdengar, tak ayal hal itu membuat Yibo yang mendengarnya menjadi kesal. Walaupun itu memang kenyataan tapi ia tidak ingin mamanya mengolok-olok dirinya seperti itu.
"APA YANG MAMA TERTAWAKAN?" Yibo ikut berteriak dari dalam kamar.
"Tidak ada, siapa yang tertawa?" Victoria mengelak, dan hal itu malah membuat Yibo mencibirnya. Yibo menirukan suara Mama-nya dengan pelan, tentu saja pelan. Ia tidak berani mengejek Mama-nya secara terang-terangan, bisa-bisa induk singa itu akan mengamuk, dan mencabik-cabik dagingnya yang lembut.
"Cepat bersiap-siap, setelah itu turun untuk sarapan"
Kemudian suara langkah kaki terdengar menjauh, Yibo meraih spidol di atas meja belajar, lalu melemparkannya ke pintu.
"Menyebalkan" ujarnya dengan kesal, bahkan bibir penuhnya sudah maju, dan mengerucut seperti bebek.
"Sabar Yibo!" Yibo mengelus dadanya sendiri, mencoba meredakan emosinya yang amat sangat ingin meledak.
"Calon pacar Xiao Zhan harus memiliki kesabaran di atas rata-rata, bukannya kesabaran setipis tisu" lanjutnya lagi, dan kemudian memaksakan bibirnya untuk tersenyum.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Mah, Zhan berangkat!" Xiao Zhan mengatakannya dengan setengah berteriak, jarak antara dirinya dan sang Mama cukup jauh. Ia yang berada di ambang pintu sedangkan Mama tercintanya sedang berada di lantai atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced To Stop
FanfictionBagaimana jadinya jika cinta yang datang, menciptakan sebuah rasa yang indah diawal pertemuan, tapi pada akhirnya salah satu harus rela mengikhlaskan. Semua belum dimulai tapi hati harus dipaksa untuk mengikhlaskan. Dia yang tersayang berubah begitu...