Prolog

29.6K 1.1K 50
                                    

"Kenapa gak pulang sekarang aja?"

"Besok ya bu, sekalian pindahan."

Gadis itu kemudian meletakkan kembali ponselnya setelah menerima telepon dari sang ibu yang khawatir di seberang sana.

Seharusnya hari ini gadis yang bernama Jea itu pulang saja ke rumah. Dia baru wisuda tiga hari yang lalu dan ingin kembali ke daerah asalnya. Hanya saja, mungkin dia harus mempersiapkan lagi barang-barang yang akan dia bawa kembali.

Waktunya di kosan ini juga masih tinggal satu minggu lagi. Rasanya rugi betul kalau dia kembali sekarang. Nikmati saja dulu fasilitas AC dan kesendirian di kosan ini.

Apalagi di lingkungan tempat kosannya sedang rawan pencuri. Kalau nanti Jea pergi, dia gak bisa bayangin pencuri masuk dan mengambil barang-barangnya yang memang tidak terlalu berharga, tapi bagi Jea sangat berharga.

Jea berbaring menatap langit-langit kamarnya. Entah kenapa dia begitu berat ingin pulang ke rumah. Dia takut bertemu keluarga besarnya yang suka sekali mengurus hidup keluarga kecilnya.

Apalagi sekarang Jea baru wisuda, pasti ujung-ujungnya bakalan ditanyain, "Kapan nikah?" , "Kerja dimana sekarang?", "Pacarnya Mana?" Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan seperti ini.

Mana Jea itu anaknya gak pernah pacaran. Di deketin cowok aja langsung kabur, gimana mau pacaran? Sempat kepikiran pengen dijodohin aja. Cuma masalahnya Jea masih mau menikmati kebebasannya dulu setelah berkuliah.

Tidak ingin berpikir terlalu jauh, Jea mulai memejamkan matanya berharap hari esok lebih baik dari hari ini.

Keesokan paginya Jea memilih untuk mencuci seprai yang akan dia bawa pulang besok. Hari ini Jea akan bersih-bersih sekaligus mengepak beberapa barang yang akan dia bawa pulang.

"Jadi pulang besok Je?"

"Iya Mbak," balas Jea ramah.

Salah satu penghuni kosan yang Jea kenal bernama Mbak Tina, menyapa Jea dengan ramah. Mbak Tina punya badan yang bagus, pakaiannya juga trendy, dan rambutnya selalu dicatok rapi. Gak heran juga sih, soalnya Mbak Tina kerja di salon.

"Eh Je, kamu gak tau ya? Kalau kemarin Televisi punyanya ibu kosan dibobol maling."

"Hah, kok bisa mbak?"

"Ya gak taulah, kan saya bukan bagian dari malingnya."

"Maksudnya kok bisa gak ada yang sadar? Kan rumah ibu kos ada di depan kosan kita?"

"Kayanya kemarin udah pada tidur nyenyak. Mbak juga pulang cepet sih, makanya jam sepuluh udah sepi banget kosan ini."

Jea jadi semakin semangat buat bersih-bersih kosan dan pindah besoknya. Tempat ini benar-benar tidak aman.

"Oh iya Je, nanti malam mbak mau ngajak pacar Mbak ke kosan, tapi jangan kasi tau ibu ya, awas aja."

Jea menggeleng pelan, "Iya ... Iya, asal jangan macem-macem aja."

Mbak Tina menaik turunkan alisnya kemudian pergi begitu saja meninggalkan Jea yang masih menjemur beberapa baju lagi.

Seenggaknya Jea gak perlu nunggu lama baju dan seprainya kering. Karena memang cuaca yang sedang panas.

Malam harinya Jea malah kebablasan tidur setelah selesai shalat isya karena kelelahan. Barang-barang sudah di pack rapi sehingga besok pagi langsung angkut.

Jea tidak sabar bertemu dengan kedua orangtuanya. Walaupun Jea akui dia cukup malas untuk pulang karena mulut keluarga besarnya yang pasti akan bertanya-tanya.

Mungkin karena terlalu lelap, Jea bahkan gak sadar kalau pintu kamar kostnya gak dikunci, dia juga gak ngerasa ada seseorang yang masuk.

AC yang dingin membuat seseorang tadi menarik selimut milik Jea. Namun Jea tidak sadar sama sekali, mengingat dengkuran halus yang menjadi pertanda kalau Jea sedang tertidur lelap.

Suprise! Marriage | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang