"Baiklah Juliana, silahkan perkenalkan dirimu."
Juliana tersenyum samar, menoleh kearah teman-teman barunya dan melambaikan tangan pelan. "Hai, aku Juliana, senang bertemu dengan kalian."
Juliana terlihat gugup, berbagai pikiran negatif datang dikepalanya. Ia masih tersenyum namun samar, menutupi rasa gugup yang tiba-tiba menyerang.
Tidak bisa begini, kalau ingin punya teman dia tidak boleh terlihat gugup atau respon negatif lainnya. Juliana mengambil nafas, memejamkan mata. Lantas membuangnya dan membuka mata kembali melihat teman-teman barunya.
Mereka terlihat sangat bersemangat dengan kehadiran Juliana, memandang Juliana ramah serta kagum. Ini tidak seburuk yang Juliana kira. Kali ini ia sudah mampu mengulas senyum yang lebih manis daripada sebelumnya.
Juliana berganti menatap wali kelasnya, "Apa saya sudah boleh duduk, bu?" tanyanya lirih.
Wali kelasnya mengangguk memperbolehkan. Akhirnya yang Juliana tunggu-tunggu pun datang. Kakinya sudah pegal juga kesemutan, ini menyiksa.
Juliana melangkah menuju dua kursi kosong yang telah ia lihat sejak tadi, ia meletakkan tasnya di meja dan mendudukkan diri di kursi kosongnya serta meluruskan kaki. Akhirnya~ lega sekali, batinnya.
"Tunggu, Juliana kamu jangan duduk disana!" Wali kelasnya sedikit panik juga terlihat bingung. Apakah ia harus menempatkan Juliana dengan anak kurang ajar itu atau dengan siswa yang duduk di pojok kanan itu.
Juliana tersenyum miris, menunduk melihat kakinya yang tak berdaya.
"Kenapa, bu?"
"Jangan, jangan. Kamu duduknya sama Lui saja ya? Nah Isaac, kamu duduk di bangku sebelah Michael."
Isaac, siswa itu menatap wali kelasnya tidak percaya. Ia sudah klop dengan Lui, masa harus pindah dengan Michael?
"Bu-" Isaac hendak protes, tapi wali kelasnya lebih dulu memotong.
"Isaac, ini demi kesejahteraan dan keamanan akhlak Juliana."
Satu kelas tertawa mengejek siswa bernama Michael ini, untung saja Michael tidak ada dikelas. Kalau iya, habis semua hewan dikebun binatang ia absenkan.
Isaac menghela napas pasrah, dia lagi dia lagi. Tahun kemarin Isaac juga harus bertukar tempat dengan anak baru, alasannya pun juga sama. Isaac terlihat tertekan, namun memaksakan senyuman yang justru memperkuat ketertekanannya.
Mau tidak mau Isaac merapikan barang barang miliknya, memasukkannya ke tas. Lantas berjalan ke kursi yang Juliana duduki.
"Sana," Isaac menunduk menatap Juliana sedikit sebal.
"O-oke." Juliana merasa tidak enak pada Isaac. Ia beranjak berganti tempat duduk, duduk disamping Lui.
Wali kelas tersenyum, terlihat sangat manis. Lantas mengambil buku di meja. "Nak Lui, ibu percayakan Juliana sama kamu ya. Oke, anak-anak sekarang perhatikan kedepan!"
Lui tersenyum dan mengangguk samar. Lui menoleh ke Isaac, melihat Isaac yang juga menatapnya lalu tertawa mengejek. Isaac melotot tidak terima, awas saja akan ia balas nanti istirahat.
Lui mengalihkan pandangannya ke Juliana, siswi di sampingnya ini terlihat cukup normal tidak seperti beberapa siswi nakal yang ia lihat disekolah. Rambut pendek yang masih bisa dikuncir simpel dan seragam yang tidak kependekan. Sepertinya tidak masalah jika mengajaknya berkenalan lalu mengenalkan Juliana pada teman-temannya?
"Ingin berkenalan?" Lui mengulurkan tangan pada Juliana.
Juliana menoleh, menjabat tangan Lui dengan senang hati, "Boleh, Juliana Grace."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Friend's Statue-00L ⟬ ON GOING ⟭
Mystery / ThrillerA collaboration with @almari-usang Di sekolah baru Juliana, siapa sangka akan ada kejutan besar? Apa yang tersembunyi dari sekolah yang katanya sekolah elit ini? Gendre : School Life, Thriller Authors : anoceanadmirer x almari-usang Status : On...