-Chapter 2

17 6 4
                                    

Jantung Juliana tidak bisa tenang lagi. Pikirannya kemana-mana, kenapa? Kenapa orang ini mengikutinya dan sekarang menahan bahunya? Keringat dingin mulai muncul pada pelipisnya.

Tangan yang menggenggam bahunya besar, dan dingin. Genggamannya tidak begitu keras. Tapi kenapa... Juliana merasa kalau tangan ini tidak asing?

Kenapa? Apakah Juliana pernah berbuat salah pada seseorang lalu sekarang orang itu ingin membalas dendam padanya?

Berteriak minta tolong juga sepertinya percuma, disini terlalu sepi. Dan Kalaupun ada orang, sepertinya tidak akan ada yang mau menolongnya karena takut.

Sesaat kemudian, Juliana jadi teringat tentang rumor mengenai hilang-hilangnya anak-anak dari SMAnya.. Jangan-jangan, saat ini orang yang berada di-belakangnya..

Tidak! Juliana adalah murid baru, mana mungkin ia sudah ditargetkan? Ha.. Hahaha

“Lo takut?”

?

Orang dibelakang Juliana bersuara, Juliana agak tertegun. Suara ini sama sekali tidak asing?

“Hah? Gue ga salah orang kan?” Orang dibelakangnya ini berbicara lagi.

“Hooh, lo salah orang. Lo salah culik, sana pulang.“ Juliana, entah darimana mendapatkan keberanian atau kepanikan itu, menyahuti orang dibelakangnya.

“Oh, engga. Gue ga salah orang, suara lo, pendek lo ama rambut lo sama.” Kali ini, orang ini menepuk-nepuk pundak Juliana. Lalu melangkah, berpindah posisi dari belakang ke depan Juliana.

Juliana, yang akhirnya melihat wajah orang menakutkan yang tadi mengikutinya, mengerutkan kening. Orang ini, orang yang sama dengan yang menabraknya saat disekolah.

“Michael?”

Bukannya menjawab, Michael—yang adalah orang yang sejak tadi mengikuti Juliana malah tersenyum lalu mengusap rambut panjangnya kebelakang.

“Gue terkenal banget ya? Gue aja belum tahu nama lo siapa.”

Rasa takut dan was-was Juliana belum menghilang, meski Michael terlihat memiliki mood konyol sekarang, ucapan teman-temannya mengenai Michael terbayang lagi ke kepalanya.

“Dia ada andil..”

   
“Nama lo siapa? Kok sendirian?” Michael bertanya.

Juliana masih diam, tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh laki-laki gila berambut panjang ini.

“Lo bisu kah? Perasaan tadi disekolah kuat banget marah-marah.” Michael menunduk sedikit, menyesuaikan tingginya dengan Juliana.

“Juliana. Lo serem, jaga jarak. ” Kembali meneguk susu pisangnya karena sudah merasa lebih tenang, Juliana mencoba melangkah, menjauhi Michael.

Tapi Michael malah berjalan disamping Juliana, mengikutinya, kedua tangan dimasukkan ke saku celana.

“Gue ganteng dan bertanggung jawab, seremnya dari mana Jul? Jangan-jangan Lo masih dendam ama yang tadi? Gue bawa sapu tangan, nih buat ngelap seragam lo.”

“Tolol, seragamnya udah masuk mesin cuci.” Juliana tidak menoleh kesamping. Perasaannya masih takut, namun disaat yang sama kesal dan heran dengan sifat Michael.

“Ya seenggaknya gue tanggung jawab. Btw pertanyaan gue ga dijawab, kok lu sendirian? Ga takut?” Michael tetap bercakap dengan santainya.

“Gue takutnya ama lo.” Juliana menjawab dengan nada agak keras.

“Takut kok sama cogan? Ini gue nemenin lo biar ga sendirian. Cewe kecil modelan lo jalan sendirian gampang banget diculik.”

“Jangan-jangan lo penculiknya.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Friend's Statue-00L ⟬ ON GOING ⟭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang