PROLOG.

36 7 8
                                    

Sebelumnya maaf untuk cerita yang udah nggak kelihatan lagi, aku pengen ganti vibes yang beda aja, pengen ganti cerita yang menurut aku pas sama realita hidup aku sendiri, oh iya cerita ini aku bikin karena terkadang ngerasa jadi anak tengah itu nggak Mudah. So kalau kalian suka silahkan baca, coment, jangan kasih coment yang negative yah dan juga ini cerita bukan yang pertama tapi semoga dari sini kalian juga bisa belajar banyak hal, bisa ambil sisi positifnya juga jadi waktu kalian buat membaca cerita ini nggak sia-sia. Ingat pembaca yang profesional adalah mereka yang bisa mengambil sisi positifnya dari pada apa yang mereka baca, dan juga bisa menjadikan itu semua adalah bentuk motivasi, kalau kalian juga bisa jadi apa yang kalian cita-citakan, semoga dengan cerita ini bisa membawa kalian ke arah yang lebih positif lagi, dan semoga usaha aku buat nerbitiin cerita ini tercapai di tahun ini.








"Dari awal itu udah ada bentuk perubahan diantara kamu dan mereka tapi menyempatkan diri atau bahkan memaksakan diri untuk menyesuaikan, anehnya manusia itu 1 mereka rela menyesuaikan sesuatu padahal sudah jelas perbedaan itu menjadi penanda kalau memang itu udah nggak bisa untuk di sesuaikan"















Arunika Eunoia sering di panggil dengan sebutan Runi oleh keluarganya, di keluarganya Arunika adalah sosok gadis yang terlihat berbeda, tidak seperti kedua kakaknya. Arunika bukanlah anak tunggal dia memiliki satu Abang dua kakak perempuan dan juga satu adik laki-laki, hanya Arunika sendiri yang berbeda.Dan perbedaan itu sering kali menjadikan dirinya kadang merasa kalau dia memang tidak pantas berada  di tengah-tengah keluarga yang di pandang tinggi oleh kalangan yang sangat terhormat. Gadis berambut sepunggung itu sering kali merasa tersindir oleh kata-kata keluarganya sendiri mereka sering mengatakan "Runi kenapa kamu nggak bisa kaya kakak-kakak kamu? Mereka pintar, bisa dapat prestasi lihat sekarang mereka udah bisa cari   uang sendiri sedangkan kamu? Sibuk foya-foya" sekiranya itu adalah kata-kata yang membuat ia semakin yakin untuk pergi jauh dari keluarga ini. Bahkan saat di sindir seperti itu ayah dan ibunya seolah tak peduli mereka pikir itu hanyalah tamparan untuk anak tengah mereka agar bisa menjadi sedikit lebih dewasa.

Lagi dan lagi Arunika harus menambah stok kesabaran dirinya, lagi dan lagi ia harus bisa lebih dewasa lagi perkataan itu jika di ulang-ulang seperti sihir yang justru membawa efek negatif pada dirinya, yang di katakan mereka memang benar, memang benar Arunika suka berfoya-foya berfoya-foya dalam mengejar semua ekspektasi mereka,  gadis itu hanya bisa diam, ia tidak mau jika membuka suara sedikit saja sudah di cap "anak kurang ajar, di mana etikamu?" Begitulah kata-kata yang mungkin akan di keluarkan oleh keluarganya. Saat ini Arunika sedang berada di kamar miliknya, kamar gadis itu di penuhi begitu banyak buku-buku ini bukan kemauan dirinya tapi ini kemauan ayah dan ibunya, kata mereka dirinya harus lebih giat belajar lagi, kata mereka dia harus bisa menjadi perempuan mandiri. Bahkan sejak SMP dirinya sudah menjadi gadis mandiri. Setiap kali  mendapatkan uang jajan yang sedikit di bandingkan saudara-saudaranya ia tidak pernah mengeluh selalu menerima, pergi kesekolah naik angkot pun sudah pernah ia rasakan lalu di mana letak rasa kasihan mereka?

"Gimana caranya biar jadi kebanggaan mama, ayah sama keluarga ini?" Monolog Arunika, Arunika seakan di buat untuk berfikir keras tentang ekspektasi mereka. Dirinya belajar bagaimana bisa menjadi seperti ketiga kakaknya? Adiknya juga, sekalipun adiknya masih tergolong remaja SMP tetapi sudah patut di banggakan dari pada dirinya sendiri.

"Apa belajar segiat ini  nggak cukup? Apa semua yang gue  lakuin nggak cukup? Kenapa harus gue? Kenapa kalian seakan-akan benci sama gue?" Pertanyaan itu hanya bisa ia tanyakan kepada diri sendiri karena jika di tanyakan kepada ayah, mama atau keluarganya. Jawaban mereka akan Sama. Mereka akan menjawab "makanya pintar, belajar lebih giat lagi biar nggak  ada perbedaan kamu sama kakak-kakak kamu"

Jujur, Arunika sudah sangat lelah mengejar ekspektasi yang bukan ekspektasi dirinya sendiri, bahkan sampai sekarang ia masih sibuk untuk menyibukkan dirinya dengan belajar tidak ada waktu untuk bermain, ingin bermain ke mana? Ingin bergaul dengan siapa? Arunika terpaksa menjadi gadis yang pendiam hanya karena ia harus lebih giat belajar, ia hanya memiliki dua atau tiga teman saja mereka juga paham bagaimana rasanya menjadi seorang Arunika Eunoia Gadis yang sebernarnya ingin sekali bergaul, menghabiskan waktu bermain tapi sayangnya itu semua hanya mimpi belaka, karena pada kenyataannya Arunika malah di menjadi gadis cuek yang kerjaannya belajar, memegang buku kemampuan ia pergi.

Jujur, Arunika sudah sangat lelah mengejar ekspektasi yang bukan ekspektasi dirinya sendiri, bahkan sampai sekarang ia masih sibuk untuk menyibukkan dirinya dengan belajar tidak ada waktu untuk bermain, ingin bermain ke mana? Ingin bergaul dengan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini untuk cast Arunika Eunoia Gadis berambut sepunggung suka memegang buku kemanapun ia pergi, yang paling ia sukai adalah memakai headphone.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TULISAN TANGAN ARUNIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang