one sided love

62 4 0
                                    

Mata Karina berkeliling, menjelajah setiap penjuru kafe untuk menemukan sosok-sosok yang sering ditegur pemiliknya karena terlalu berisik. Biasanya sosok tersebut lebih dari empat orang. Namun, kali ini Karina hanya menemukan salah satu diantara mereka.

Pria berkulit pucat itu tengah duduk sendirian sambil memandangi layar ponselnya, dilihat dari manapun, dia adalah laki-laki yang selalu terlihat menarik, sekalipun dilihat sejauh dari tempat Karina berdiri.

Karina terpaku didepan pintu masuk, sementara tangannya sibuk memegangi dada bagian kiri yang entah sejak kapan mulai berkerja tidak normal. Sejenak ia berpikir untuk berbalik arah dan menunggu ditempat lain yang tidak terlihat oleh pria itu, setidaknya sampai teman-temanya yang lain datang. Namun pada akhirnya, langkahnya terus membawa Karina ketempat pria itu duduk.

"Assalamualaikum, yang lain pada kemana, kak? Belum pada dateng ya ?" Karina merutuki diri sendiri setelah melemparkan pertanyaan yang dianggapnya tidak berkualitas itu.

Bodoh, Karina! Jelas-jelas dia tengah duduk sendirian.

Akui saja kalau sebenarnya canggung itu muncul ketika kita menyimpan rasa terhadap seseorang. Begitupun karina, rasanya tanpa pengeras suara pun detak jantungnya seolah terdengar hingga keluar.

Namanya Mark, pria yang tampannya sebelas dua belas dengan member boyband Korea, NCT. Pria itu mematikan ponselnya setelah menjawab salam lebih dulu. Rasa gugup karina semakin bertambah tatkala Mark mengangkat kepalanya, lalu tersenyum kearah Karina.

"Belum pada dateng, tahu sendiri gimana anak-anak, kalau kita janjian jam satu itu artinya mereka berangkat jam satu juga" jelasnya sambil menggeser kursi disampingnya mempersilahkan Karina untuk duduk.

Hening menghantui mereka beberapa saat, terlebih saat Karina tidak punya topik untuk dibahas. Harusnya ia memilih opsi kedua untuk menunggu ditempat lain saja tadi. Rasa canggung itu seolah menyebar dibawa darah ke seluruh tubuh Karina, syukurlah Mark kembali membuka pembicaraan.

" Mau pesan minum, engga? Biar kakak pesankan sambil nunggu yang lain dateng" sepertinya Mark juga mencoba mengusir atmosfer aneh yg mengelilingi mereka .

" Nanti aja deh kak" jawab Karina singkat.

"Bareng winter?" Tebak Mark sambil mengukir senyum. Lalu sedetik kemudian mereka berdua tertawa kecil mengingat Karina memang selalu memesan makanan setelah temannya itu datang.

" Oh iya gimana kerjaan kamu, kar? Katanya kamu naik jabatan ya? Anak-anak rame banget tuh di grup, ngajakin makan -makan " tanya Mark.

Baru sekitar seminggu yang lalu  d Karina naik jabatan, itupun bisa dikatakan terpaksa. Teman-temannya memang baru tahu kemarin, Karina memang sengaja tidak memberitahu mereka karena naik jabatan bukan sesuatu yang menyenangkan baginya. Terlebih mengingat untuk siapa ia bekerja, membuatnya malah ingin mengajukan surat resign secepatnya.

"Sebenarnya di kantor tempat aku kerja, sekretaris plan manager yang lama ngambil cuti melahirkan selama tiga bulan, otomatis posisi sekretaris ngga boleh kosong, aku cuma naik jabatan sementara kok,kak"

"Ya, Alhamdulillah donk. Semoga nanti sekretaris yang lama resign karena ngurus anaknya. Bayi umur beberapa bulan tuh kasian kalo sering ditinggal kerja," kata Mark.

Karina menggeleng menolak penuturannya, selamanya jadi sekretaris? Karina tidak bisa menjamin mentalnya akan baik-baik saja.

"Nauzubillah! Jangan deh, kak. Semoga cepet-cepet aja melahirkannya. Kalo bisa prematur, yang penting bayi sama ibunya sehat. Biar cepat balik lagi ke kantor." Tolak Karina mentah-mentah.

Mark tertawa melihat perempuan itu yang bersikukuh tidak mengamini doanya. " Kamu ini ada-ada aja, kenapa? Engga suka ya naik jabatan?" Selidiknya.

Bagaimana mungkin Karina bisa betah naik jabatan kalau atasannya seperti Lee jeno yang membuat satu jam terasa satu hari.

casanova { AEspa- nct dream }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang