Weekend kali ini terasa hampa bagi jeno, Karena teman-temanya sedang ada kegiatan masing-masing, renjun sedang menghadiri resepsi teman SMA-nya di Semarang. Haechan sedang kencan dengan perempuan yang dia bilang sih pacarnya. Meskipun sebenarnya teman jeno bukan cuma mereka berdua doank. Akhirnya hari Minggu ia habiskan dengan berdiam diri di apartemen seharian. Mungkin keluar sebentar tadi pagi untuk nge-gym sambil mencari sarapan. Siangnya ia lanjutkan dengan nonton film hingga ketiduran. Menjelang sore jeno terbangun karena ponselnya berdering, ia lalu mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat lebih dulu nomber yang tercantum dilayar. Yang pasti suaranya perempuan.
"Jen, lagi nyantai engga? Jalan yu" jeno mengernyitkan keningnya mengingat-ingat nama si pemilik suara. Rasanya agak asing ditelinga nya, bahkan ia belum menyimpan nombernya.
"Sekarang banget ji?, gue baru bangun banget nih"
"Loe bisa jemput gue ga?"
Baru dua kali bertemu, menurut jeno yeji -perempuan yang menelpon jeno barusan- itu sering bertindak impulsif. Mungkin karena pekerjaannya sebagai model membuat dia bertemu dengan banyak orang yang mengharuskan dia bertindak seimpulsif itu. Meminta nomber jeno duluan, mengajak makan siang duluan.
Masing-masing dari kita memiliki referensi yang berbeda dalam menilai sesuatu. Seperti penilaian jeno terhadap yeji. Profesi yeji yang seorang model, influencer sosial media dengan follower mencapai ratusan ribu, sama sekali tidak menjadi value lebih Dimata jeno.
Yeji cantik dan mandiri. Tapi entah kenapa jeno sepertinya tidak tertarik sama sekali. Padahal tipe perempuan yang menduduki list pertama dalam kriteria jeno adalah cantik dan mandiri. Bahkan tunangannya dulu juga ia pacarin karena dia cantik dan mandiri. Saking mandirinya ia sekarang sedang s2 di Jepang, tanpa pernah menghubungi jeno. Namanya sering muncul melihat story jeno yang mungkin membuatnya jengkel. Tapi tidak pernah berkomentar lebih.
Lama-lama jeno sadar poin paling penting dari segala kriteria yang ia mau hanyalah satu, nyambung. Secantik dan swmandiri apapun perempuan yg ia temui, kalau obrolannya tidak menyambung ya percuma. Itu yang terjadi pada jeno dan yeji saat ini, Mungkin karena sektor pekerjaan mereka yang jauh berbeda. Jeno sudah ingin pergi tapi ia masih bingung gimana cara pergi yang 'rapi'.
Akhirnya ia chat teman-temanya, meminta menelponnya balik dalam lima menit kedepan. Namun tidak ada satupun yang merespon cepat. Akhir-akhir ini kontak yang sering ia hubungi cuma Karina, tapi jeno tidak yakin Karina akan paham dengan maksudnya.
Akhirnya jeno mengirim pesan dengan template yang sama kepada Karina. Sesuai dugaannya , meski Karina cuma membaca pesannya jeno, lima menit kemudian namanya muncul di layar bertepatan dengan yeji yg sempat melihat layar handphone jeno.
"Hallo assalamualaikum, ada yang bisa saya bantu pak?"
"Ya, selamat sore. Gimana?" Tanya jeno sambil meminta izin untuk menjauh dan menjawab panggilan tersebut kepada yeji.
"Gimana?, Maaf"
"Oh, jangan bertele-tele, langsung ke intinya aja , ada apa?" Tanya jeno makin ngelantur.
"Saya lagi ga bertele-tele, anda yang meminta saya menghubungi dalam lima menit lewat pesan tadi, saya sama sekali tidak paham apa yang lagi anda bicarakan saat ini"
"Iya iya, laporannya masih ada di laptop saya. Belum saya arsipkan, saya kirim secepatnya. Thank you Karina" jeno memutus panggilan itu sepihak, sebelum Karina mengira jeno gila.
"Ada kerjaan ya?" Tanya jeno ketika jeno menghampirinya lagi.
"Sorry, gue harus balik ke apartemen cepet nih"
"Oh Gpp, gue bisa nemenin Lo ke apartemen dulu kok, habis itu bisa lanjut hangout"
"Hah?" Jeno tertegun mendengar itu, bersamaan dengan itu ada panggilan masuk lagi ke handphone jeno. Jeno mengira itu Karina. Tapi Karina bukan tipe orang yang mau memperpanjang urusan gila seperti tadi dengan menghubungi jeno balik.
Renjun yang menelpon, tapi kalimat pembukaannya cukup membuat jeno bingung
"Siapa Karina?" Jeno meminta waktu lagi untuk menjawab panggilan tersebut.
"Kenapa Lo tau nama Karina?" Tanya jeno
"Coba deh cek lagi, tadi loe kirim chat ke gue minta ditelpon lima menit lah tapi nama yang disebut Karina, siapa lagi nih Karina , sopan bener chat nya udah kaya mau chat pimpinan aja" jeno mengecek pesan yang dimaksud renjun, dan benar saja jeno mengirim pesan yang dikirim kepada Karina sama persis ia kirim juga ke renjun.
" Kayaknya jempol gue kegedean sampe ke kirim juga ke lo, sorry"
"Gue penasaran, kayaknya yang kali ini beda. Di story lagi dating sama yeji ,tapi chatnya sama Karina"
"Karina itu sekretaris gue, gue mau ngomongin soal kerja sama dia di telpon, cuma pesannya ke kirim juga ke lo"
"Oh, your new Secretary, yakin?" Tanya renjun terdengar mengejek dan tidak percaya dengan apa yang jeno ucapkan.
"Kalo salah satu dari koleksi , engga mungkin gue chat sesopan itu kan?" Jeno sengaja memperpanjang obrolan agar yeji menunggu agak lama.
Setelah pembicaraannya yang tidak jelas dengan renjun selesai. Jeno mendapati yeji yang sudah terlihat bete karena diacuhkan.
"Sorry , nunggu. Yuk" ajak jeno
"Kayaknya gue ngga bisa lanjut hangout deh, temen-temen gue ngajakin ketemuan, lagian Lo lagi banyak kerjaan juga. Tadi telepon dari renjun ya?" Jeno mengangguk kaku.
"Kenal renjun juga? Ketemuannya sama temen-temennya dimana, biar gue antar dulu"
"Kenal, mantan gue jaman SMA"
Jeno tersedak.
-----------------------------------------------------------------
To be continued
Thank you yang udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
casanova { AEspa- nct dream }
FanfictionNgalir aja Weh dulu, Nanti dipikirin lagi.