Chapter 1 - Biru Nila

663 51 2
                                    

Di dunia ini, ada banyak rahasia tersembunyi yang dimiliki setiap manusia. Tidak ada yang tahu, bahkan jika kamu mengatakan kamu mengenal dirimu dengan sangat baik, percayalah, kamu tidak mengetahuinya dengan baik.


Begitupun denganku.


Hari pertama saat aku berusia 18 tahun, tubuh yang aku pikir adalah milikku, nyatanya bukan milikku lagi. Karena aku tidak bisa mengendalikannya.

Begitu awan mendung berkumpul di langit hingga menjelma menjadi tetesan air hujan, semua suara yang pernah aku dengar menghilang. Aku tidak bisa mendengar apapun, bahkan suara nafasku sendiri.

Ini adalah kondisi yang komunitas medis definisikan sebagai penyakit telinga.

Lucu. Bahwa penyakit ini hanya satu dari seratus juta orang yang mengidapnya. Dan satu orang itu adalah aku.

Dokter di seluruh dunia masih belum bisa menemukan penyebab pastinya. Tidak ada yang tahu apa sebenarnya penyebab penyakit ini, Tetapi mereka menyebutnya Sudden Sensorineural hearing loss during raining.

Kamu tidak perlu memperhatikan nama yang sulit itu, karena aku juga seperti itu saat pertama kali mendengarnya. singkatnya, ketulian itulah yang terjadi saat hujan.

Penyakit ini hampir tidak ada obatnya.
Obat yang aku terima hanyalah tonik.

Karena sains tidak bisa memberiku jawaban, maka aku mencoba untuk menemukan jawabannya sendiri.

Sampai aku menemukan pernyataan seperti ini.

Konon katanya, orang yang kehilangan pendengaran saat hujan adalah mereka yang terlahir murni, dan dipilih oleh Tuhan untuk melengkapi satu sama lain, dan di tengah hujan itu akan menjadi momen yang spesial, dimana hanya mereka berdua yang bisa mendengar satu sama lain. Atau sebagaimana mereka menyebutnya, Belahan Jiwa yang terikat oleh takdir.

Mendengarnya saja sudah terlihat gila.. Siapa yang akan mempercayai hal-hal ini?? Jika tiba tiba pendengaranmu hilang saat hujan, kamu akan gugup sampai mati. tidak akan mendapatkan kisah gila seperti ini.

Aku hanya bisa mengutuk artikel internet ini di dalam pikiranku dan kemudian melihat ke luar jendela kamarku. Suasana di sana hanyalah redup, hari sudah malam dan cahaya bulan menyinari perutku.

Tetesan air hujan jatuh dari langit menempel di jendela kamarku, membuatnya menjadi mempesona.

Aku merasa jauh lebih buruk dari biasanya.

Karena itu memperkuat dunia sunyiku bahkan lebih dari sebelumnya.

"huh.."

Tanpa tahu harus berbuat apa, aku menghela nafas sambil mendorong bingkai kacamataku yang hampir jatuh, ke tempat sebelumnya.

Tiba tiba, suara seseorang terdengar dibenakku.

"Kamu.."

"Kamu sudah 18 tahun..?"

"..."

Tentu saja, aku tidak akan menjawab suara misterius itu dengan pasti. Aku hanya bisa melihat ke kiri dan ke kanan di kamar tidurku untuk mencari sumber suara itu. Tetapi, aku tidak bisa menemukannya.

--

TBC

la pluie | Aku Mencintaimu Saat HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang