01 Haeven : Tugas

147 5 0
                                    

Hay-hayyyy
Pelan-pelan aja bacanya, oke? Hahaha
Jangan lupa buat votmen, awas aja lu!

Fiksi, jgn di bawa serius!
Real dri pemikiran sendiri, no copy!
Fanfiction!

[✓]

     Seorang pemuda berperawakan sangat tampan, rapi dan wangi, berjalan menaiki satu persatu tangga. Dari atas sampai ke bawah bahkan ke sepatunya berada, semua serba putih dan bersih, jangan lupakan senyumannya yang tidak bisa luntur dari bibirnya sejak lahir, mungkin.

"Hallo nenek!!" Sapanya begitu pintu kayu tersebut terbuka, ia menutupnya sebelum kembali berjalan menuju orang yang ia sapa, ia diam memperhatikan seorang wanita berperawakan garang, tidak memperdulikan kedatangannya sama sekali.

"Nenek apakah kau mendengarku?"

"Ada apa denganmu?" Dahi pemuda itu berkerut dalam, ia memeriksa tubuhnya sendiri dan juga menilai bagaimana tampilannya, tidak ada celah sedikitpun.

"Apanya???"

"Kau, kenapa memakai pakaian seperti itu, mataku sakit melihatnya."

"Ayolah nenekku sayang, jas ini terlihat begitu cocok denganku, selera mu saja yang kuno." Jawab tanpa berdosa pemuda itu padahal ia mengetahui dengan siapa ia berbicara.

BRAK!

Buku yang ada pada nya terletak begitu kasar ke atas meja, membuat pemuda itu tersentak sedikit walaupun ia sudah mengatur wajahnya agar tidak berubah sama sekali. Image itu penting.

"LEE JENOOOO!!!"

"SIAPP!! SIAP NENEK! Apa yang harus aku lakukan setelah ini?"

Panggil saja pemuda itu dengan nama Lee Jeno sebagaimana nenek memanggilnya, jangan sangka nenek di depan Jeno ini masih berusia 50 sampai 60 tahun, tidak kalian salah besar kawan.

Nenek yang sering di sapa dengan nyonya Shin itu ialah seorang wanita penjaga pintu akhirat beserta pengendali alam siksa. Umurnya jg sudah lebih dari 900 tahun.

Nenek Shin seorang petinggi bahkan petinggi yang harusnya Jeno hormati namun karena itu Jeno, nenek Shin harus banyak-banyak bersabar. Bagaimana usilnya Jeno begitupun kurang sopannya, karena sudah lama kenal nenek Shin, harus membuat nenek Shin selalu mengelus dadanya.

Kalau nenek Shin adalah petinggi yang menjabat sebagai seorang penjaga pintu akhirat dan pengendali alam siksa lalu bagaimana dengan Jeno? Jeno, malaikat yang bertugas mencabut nyawa atau yang lebih singkat lagi, malaikat pencabut nyawa. Juga memburu para roh bandel tidak ingin 'pulang'.

Jeno berdecak tidak habis pikir, ingin mengajukan komplain kepada nenek Shin karena sudah membuatnya kaget namun langsung di potong oleh perkataan nenek Shin.

"Dini hari ada tugas yang harus kau tuntaskan." Kata nenek Shin cepat.

"APAA?!" Pekik Jeno tanpa memperdulikan tatapan nenek kepadanya, "Kenapa harus dini hari? Waktu tidurku jadi terpotong lagi, akan ku buat kau menderita ketika pengangkatan roh mu. Yasudah nek, aku pergi dahulu dan ini, aku lupa, tiramisu untukmu, sampai jumpa."

HEAVEN [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang