Prolog

64 10 0
                                    

Prolog

Untuk mencapai pintu masuk gedung, aku harus menaiki beberapa anak tangga terlebih dahulu. Tubuhku gemetar, ingin rasanya balik badan dan menghilang dari muka bumi ini, tapi orang-orang akan bertanya keberadaanku dan bukankah akan terkesan aneh apabila aku tidak hadir dalam acara ini?

Seorang lelaki bertuxedo hitam tersenyum ramah menyambutku. Ia memintaku mengeluarkan undangan untuk discan sebagai bukti daftar hadir tamu undangan resepsi malam ini dan menyuruhku menyimpan undangan tersebut karena nanti akan discan kembali dipintu keluar untuk mendapatkan souvernir.

Lelaki bernama Rangga itu (terlihat dari nametagnya) membuka pintu dan mempersilahkanku masuk ke dalam. Aku terdiam beberapa detik. Bahkan saat pertama kali menginjakkan kaki didalamnya, aku tahu bahwa pesta ini akan menjadi pesta yang menakjubkan. Dibalut dengan konsep serba putih, ditambah beberapa ornamen ungu, membuat pesta ini memiliki kesan elegan sekaligus glamour.

Aku melangkah diatas karpet merah yang langsung menuntunku ke pelaminan, dimana sepasang kekasih dengan raut wajah paling bahagia berdiri disana menungguku. Diam-diam, aku menarik napas dan mulai memasang senyum palsu terbaikku. You can do it, Q!

Pertama, aku memeluk pengantin wanita, yang malam ini bak ratu dengan gaun putih dengan sentuhan ungu diujung gaunnya. Ia berterimakasih padaku setelah kuucapkan selamat dan mendoakan yang terbaik untuk pernikahannya.

Setelah itu aku bergeser untuk memeluk lelaki itu. Lelaki yang seminggu lalu kutemui di coffee shop dekat kantorku. Lelaki yang pelukannya mampu membuat jiwaku tenang. Tapi malam ini rasanya hampa, pelukannya tidak berarti apa-apa. Justru pelukan ini adalah tanda bahwa mulai detik ini, ia sudah seratus persen jadi milik seseorang.

Lelaki itu mengelus kepalaku dan mendoakanku agar segera menyusul. Aku menyabutnya dengan senyum palsu sebisaku. Sebelum turun dari pelaminan, aku mengucapkan selamat sekali lagi untuk kedua mempelai lalu menurunin tangga pelaminan dengan senyum diwajahku. Everyone seems so happy tonight. So I must be happy too, right?

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang