Saat akan menginjak pedal gasnya dari parkiran apartemen Film, telponnya berdering dan menampilkan nama sahabatnya sejak kecil.
Walaupun tidak seumuran, bahkan Jam jauh dibawahnya, selisih umur mereka kurang lebih 4 tahun. Tapi karna orang tua mereka yang bersahabat dan bertetangga, jadilah mereka juga bersahabat hingga sekarang. Bahkan mungkin mereka sudah seperti Phi dan Nong kandung.
Bahkan 6 tahun yang lalu Jam merengek pada orang tuanya agar di perbolehkan kuliah dimana sang Phi kesayangannya itu menimba ilmu.
"Halo, Phi Joss."
"DIMANA KAU SEKARANG ANAK NAKAL?!"
Jam cukup terkejut dengan sapaan yang begitu memekakkan telinganya. Suara musik khas dari sebuah club malam pun menjadi backsound dari sang penelpon.
"Kau dimana sekarang, Phi?!"
"HAH?! APA?!! AKU TIDAK MENDENGARMU!! LEBIH BAIK KAU KESINI!! KAU HARUS MEMBELIKAN PHI-MU INI MINUMAN MAHAL!! KARNA KAU SUDAH BEKERJA DI TEMPAT YANG BAGUS ANAK NAKAL!!
"Aku ingin langsung pulang, Phi."
"KAU HARUS KESINI!! AKAN KU KIRIMKAN ALAMATNYA! KU TUNGGU!!"
Tut
Telpon di tutup sepihak oleh Joss dan tidak berselang lama di susul pesan dari Joss yang membagikan dimana lokasinya berada.
"Tidak terlalu jauh." Gumam Jam.
Ia menjalankan mobilnya menuju lokasi yang di bagikan Joss dengan senyum yang masih terpatri di bibirnya.
Bukan tanpa alasan. Sepertinya ia memang perlu menambahkan alkohol dalam aliran darahnya. Untuk mengalihkan perhatiannya dari Film.
Jam cukup tau diri, saat Jam bertemu pertama kali dengan Film. Film sudah memiliki kekasih. Awalnya Jam mencoba tidak menggubris rasa tertariknya pada Film. Ia pikir mungkin perasaan itu akan hilang beberapa hari kemudian.
Tapi Jam salah. Semakin hari rasa tertariknya pada Film semakin berkembang dan menjadi. Tapi ia tidak mungkin menghancur hubungan itu dan mengambil Film untuknya sendiri.
Jadilah hampir 6 tahun ini Jam hanya menyukai Film secara diam-diam. Tanpa seorangpun yang tau.
•••
Ceklek
Film mengalihkan perhatiannya dari laptopnya dan menoleh pada pintu apartemen yang terbuka. Dapat ia lihat sang kekasih masuk dan memberikan senyum padanya.
Film meletakkan laptopnya di meja ruang tamu lalu mendekat dan langsung memeluk sang kekasih.
"Kau belum tidur?"
"Kau minum?" -Film
"Ahahaha. Sedikit."
"Memang besok kau tidak bekerja?!" -Film
"Ahahaha. Kenapa? Hmm~ Mau olahraga?" Balasnya tanpa menjawab pertanyaan Film.
"Ckk! Kau mabuk Joss!! Dan besok aku ada janji dengan klien dari Belanda. Kau tau itu!" Ucap Film lalu memisahkan tautan tubuh bagian atas mereka, tapi tangan mereka masih saling menempel pada pinggang pasangannya.
Ya. Laki-laki yang saat ini ada di hadapan Film dan di sambutnya dengan pelukan hangat adalah Joss. Kekasih yang telah bersamanya hampir 8 tahun.
"Tapi aku rindu~" Ucap Joss dan kembali mendekat pada Film untuk menyarangkan kecupan di bibir Film. Disusul dengan jilatan juga gigitan kecil di leher Film.
"Joss~" Film mencoba menahan bahu Joss untuk mencegahnya melakukan lebih dari itu.
Merasakan penolakan Film, Joss akhirnya mengalah.
"Baiklah. Istirahatlah." Ucap Joss akhirnya.
"Bagaimana kalau besok malam kita dinner?" Tanya Film, merasa bersalah dengan menampilkan puppy eyes-nya
"Baiklah, sayang." Ucap Joss sambil tersenyum teduh pada Film.
"Apa kau ingin mandi? Biar ku siapkan air panas." Ucap Film.
"Tidak usah, Sayang. Lebih baik kau istirahat sekarang."
"Terima kasih, Sayang."
Cup
Film mengecup pipi Joss, di lanjutkan seidikit melumat bibir tebal Joss. Saat Joss ingin membalas, Film lebih dulu melepas pagutannya dan membuat jarak diantara keduanya.
"Selamat malam." Ucap Film dibarengi dengan cengiran jahilnya, senang karna merasa berhasil kembali memancing sang kekasih tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Selamat malam, Sayang." Balas Joss.
Joss pun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, guna membersihkan diri bekas ia minum-minum dengan Jam tadi.
Film tidak suka kalau bau alkohol masih melekat saat Joss tidur. Itu mengganggu penciumannya katanya. Entah hidung Film yang terlalu sensitif atau memang bau alkohol yang sangat mengganggu Film.
Hampir 20 menit Joss menghabiskan waktu di kamar mandi. Saat ia melangkah keluar dapat ia lihat sang kekasih sudah terpejam damai di kasur dengan selimut yg menutupi dada shirtleesnya.
Joss melempar handuknya sembarang, meski ia tau sang kekasih akan marah keesokan harinya karna melihat handuk yang tergeletak sembarangan.
Joss hanya tertawa jahil membayangkan Film akan marah-marah keesokan paginya.
Ia melangkah mendekati peraduan yang terdapat sang kekasih di atasnya. Ikut merebahkan diri, tapi sebelum itu ia menyempatkan mengecup kening Film, sembari mengucapkan selamat malam juga mimpi indah.
••TBC••
Love Qyuselpe
NP : 13 Januari 2023
