13. berdua

1.8K 245 9
                                    


"Ayah diizinin Gopal libur sebulan, loh!"

Dengan riang, ia mengabarkan kabar baik ini kepada dua perempuan yang ada di depan dirinya. Ia selalu bekerja keras akhir-akhir ini, tentu saja setelahnya ia butuh libur, dan Gopal selaku asistennya yang mengatur jadwal Blaze, mengizinkan Blaze untuk berlibur sebagai reward sudah bekerja keras.

Kedua perempuan itu saling memberi tatapan bingung sebelum akhirnya merespon.

"Terus?"

"Duh, [Name], ih. Ayo dong kita liburan. Faya juga mau liburan sama Ayah, kan?"

Sontak Faya langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Ndak!"

Bocah perempuan berusia enam tahun itu lebih memilih tidur di kamarnya dengan bantal dan guling yang empuk. Daripada mengeluarkan banyak energi saat liburan, apalagi jika liburannya bersama sang ayah.

Hancur, deh, nikmat dunia yang sudah Faya buat sebisa mungkin.

"Kenapa, sih, Faya gak pernah mau sama Ayah?"

"Ayah jelek!"

Jleb.

"Ayah bau ayam."

Jleb.

"Ayah gak bisa berdikari."

Agak kesal tapi jleb.

"Ayah bukan tipe Faya!"

Walah, makin kesel dong Blaze.

"Heh, bocil! Gak usah sok-sokan tipe-tipean deh. Mama mu aja dulu gak pake tipe-tipean."

"Kan itu Mama, bukan Fayaaa!"

Duh, Blaze kan jadinya gemas ingin marah tapi sayang. Akhirnya ia tangkap anaknya itu dan ia kurung di dalam pelukannya.

"LEEPAAASSSH, MAAAAA TOLONG!"

"Gak mau~" [Name] pula, malah hanya asik menonton mereka berdua tanpa ada niat ingin memisahkan keduanya.

"AAAAYAAAH!"

"Bilang dulu Ayah ganteng!"

"Ugh ... Ayah ganteng."

Akhirnya, dengan sangat terpaksa, Faya memuji ayahnya yang kenyataannya di matanya itu kayak plat Jakarta, B aja.

Baru, deh, tubuhnya terlepas dari pelukan maut sang ayah. Dia langsung saja berlari ke arah sang ibu dan memeluk ibunya erat.

"Ndak mau sama Ayah!"

"Ah, masaaa? Padahal Ayah mau ngasih uang, loh. Yakin gak mau?"

"... Umh, kata Mama, uang bisa dicali."

Alias Faya menolak untuk bersama ayahnya guys. Membuat Blaze cemberut dan ikut bergelayut manja di tangan kanan [Name].

"[Naaameee], anakmu ish!"

"Anak kita, Blaze."

"Gak mau, dia bilang gak mau sama Ayahnya, kok. Berarti anakmu."

Dengan muka dibuat-buat, Blaze menatap sinis anaknya, bermaksud membuat anaknya merasa bersalah dan mau bermain bersama dirinya. Walau agak mustahil, sih.

"[Name], liburan, yuk! Berdua aja. Anakmu titip ke Bang Upan, pasti Istrinya seneng karena ada anak perempuan."

"Ayah! Sengaja banget, sih."

Akhirnya, Faya juga yang ngambek.

――――☆。

"Demi apa ... beneran gak jalan, nih?"

"Kamu mau jalan, Blaze?"

[Name] yang baru saja selesai menyelimuti Faya itu menoleh ke arah suaminya. Ini jam satu siang, dan Faya baru saja tidur siang. Harusnya jam segini suaminya ada di kantor, sih. Tapi karena diberi libur oleh Gopal, jadi ia ada di rumah.

"Aku mau kita jalan bertiga ... tapi Faya keliatan gak suka banget sama aku. Aku punya salah apa, ya, sama dia?"

"Kamu terlalu banyak tingkah, kali." Canda [Name], ia duduk di samping suaminya, lalu menatap suaminya yang sedang pusing memikirkan anak perempuan mereka.

"Iya, ya. Apa aku perlu jadi kalem kayak Ice atau Bang Hali?"

"Enggak usah. Nanti Faya malah jantungan."

"Tapii dia keliatan benci aku banget, [Name]!"

Pria beranak satu itu menjatuhkan dirinya di pelukan sang istri, ia menggesek-gesekkan pipinya pada bahu sang istri, membuat si empunya bahu merasa geli.

"Ya sudah, pikirin nanti aja. Sekarang kan kita berdua, mau habisin waktu berdua dulu? Sudah lama kita gak berduaan kayak gini semenjak ada Faya."

"Huum ... pengen bikinin Faya adek, sih."

"Oke, skip."

"HUWAAA BERCANDA, [NAME]!"

Blaze kalang kabut saat melihat istrinya langsung berdiri dan ingin pergi. Dengan cepat ia langsung menahan tangan istrinya dan menariknya hingga ia jatuh pada pangkuan Blaze.

"Kita peluk-pelukan kayak gini udah cukup, kok! Huh, tapi aku bakal bosen, sih...."

"Haish, kamu ini. Mau nonton film?"

"Males,"

"Terus maunya apa?"

Blaze nampak berpikir, ia melihat tubuh [Name] dari bawah ke atas hingga matanya terfokus pada bibir ranum milik [Name].

"Bibirmu boleh kali, ya?" padahal Blaze pikir ia akan dipukul setelah mengatakan ini. Namun, siapa sangka istrinya malah hanya diam saja.

"Loh, [Name]?"

"Kalo mau, sih, silakan."

Walah? Blaze pikir ia akan dimarahi.

Langsung saja, dong. Bibirnya itu ia satukan dengan bibir sang istri, ia melumatnya lembut dengan tangannya menahan kedua tangan istrinya.

"Hump―udha!"

Setelahnya, ia sudahi ciuman itu.

"Masih sama rasanya ternyata."

"BWAAZE!"

_______

Bapak Blaze butuh hiburan, guys 😔

Tapi emang Faya disini kubikin apa ya, yang kayak hate-love? Apasih, gitu deh.

Pokoknya hubungan mereka berantem terus gituuu tp akur (?)

See u!

introvert; b. blaze [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang