chapter 1

10 1 0
                                    


"Lea!" Sontak lamunannya terhenti

"Kenapa lo ngelamun mulu si?"

Gadis itu diam enggan menjawab, tangannya dengan lihai mengacak acak bubur yang bahkan belum ia santap sedikitpun.

Temannya yang melihat lantas mual, pasalnya  bubur yang diacak membuat selera makan yang melihatpun hilang.

"Makan yang bener Alea, itu bubur lo udh kayak kotoran ih, sampe coklat gitu" Benar rasanya perut yang saat ini tengah mengolah makanan, seperti akan meletup keluar.

"Al ih!"

"Hah.... Lo abisin nih, tiba-tiba aja gak nafsu" Mata temannya membelalak, seorang Alea yang gak pernah buang-buang rezeki justru sekarang malah melakukannya?

"Al, yang bener aja lo! Lagi kesambet?"

"Gatau, pusing nih rasanya kayak ada yang coba ancurin isi kepala gue." Gadis bernama Alea memijit pelipisnya, terlihat di raut wajahnya seolah memang betul dirinya kurang fit

"Mau ke UKS gak? Atau lo mau pulang sekarang? Mau gue temenin gak? Lo udh gak ada kelas kan?"

Alea menatap temannya yang terlihat panik di wajahnya, ia tersenyum "Gapapa, gue pulang aja biar istirahat dirumah"

Terlihat raut wajah Caca yang khawatir, Alea yang melihatnya dengan cepat memberi penjelasan "bener deh gapapa gue, lo buru gih dikit lagi matkul lu mulai kan?" Alea mendorong tubuh gadis mungil itu menjauh darinya agar cepat menuju kelas

"Iye iye." Caca menuruti, tapi sebelum itu ia berbalik ke arah Alea "Kalo lo udah sampe, lo kabarin gue.Oke?"

Alea tertawa "iya woy, udah kaya mak gue aja lu."

Caca mendelik kesal, "Yaudah, ati-ati beb!"

Gadis itu mengangguk sebagai balasan

++

Alea duduk di motornya, duduk sudah lebih dari setengah jam ia berada di sana. Sesekali terus melirik ponselnya, bertanya tanya 'apa gue beneran langsung pulang?'. Dari awal Alea memang tidak memiliki keinginan untuk pulang ke rumahnya, ia masih ingin mencoba mencerna kebenaran atas apa yang ia dengar semalam.

Karena kejadian belakangan ini sukses membuatnya tidak tenang, bukan dengan pertengkaran tapi...

Tuk

Atensinya teralih kala sebuah gantungan kunci terbentur, tapi itu bukan milik gadis itu. Melainkan orang disebelahnya yang tengah bersiap memanaskan kendaraannya hendak meninggalkan kampus.

Alea tersenyum saat menoleh dan juga dibalas senyumannya, ia terkikih kecil kala melihat orang itu meninggalkan tempat parkir. Pemuda itu menjemput cewe yang ia yakini pacarnya

"Manis banget ya percintaan orang, mana gue bagian senyum doang"
Kata-kata itu sukses membuat beberapa bagian tubuhnya terasa sakit terutama bagian dada dan perutnya, sensasi terasa dadanya disayat dan penggerogotan paksa perutnya amat sakit.

Ia mencoba untuk menahan air matanya tak turun dengan menggigit keras bibir bawahnya, wajahnya ia tenggelamkan diantara tangannya yang menyila
"Lo siapa Lea! Lo siapa! Ini salah lo sendiri buru-buru buka hati buat orang lain, padahal... padahal lo masih luka!" ujarnya pelan, suaranya teramat pelan agar tak terdengar

Matanya terus memanas, sudah 10 menit ia seperti ini rasanya tubuh seperti membeku. Alea sulit menggerakkan, "Pake nangis sekarang malah kesemutan kan!"
Ia terus bergumam sendiri dengan mata yang merah dan wajah penuh air mata, ia buru-buru memakai helm ke kepalanya membiarkan orang lain melihat kearahnya aneh.

"Lo nangis di jalan aja Lea, disini susah coy" racauannya membuat ia terkekeh sendiri

Selama diperjalanan pulang, matanya hanya fokus pada jalanan sedangkan isi kepalanya sudah berkecamuk. Jujur saat ini yang Alea rasakan seluruh tubuhnya sakit bahkan ia ingin melepas kepalanya saja jika boleh, soalnya mengganggu.

"Kenapa si? Kenapa ya? Kenapa bisa segampang itu?"

"Kayanya dulu gue gak gampang di usik"

"Kayanya dulu gue juga gak gampang jatuh cinta"

"Apa ini karena 'hal itu'?"

"Karena sesuatu gue jadi lebih gampangan?"

"Jujur si, sakit banget anjir hahahah"

"Sakit... Gue haru ngadu ke siapa? Gue harus nampilin sisi lemah gue ke siapa? Siapa yang harus gue percaya? Siapa yang mau nanggepin orang kayak gue?"

"Gue takut... Gue takut aduan gue gak direspon, tapi gue juga takut respon orang tentang gue"
Isaknya kembali terdengar racauannya terus terdengar

"Gue juga mau punya tempat aduan kayak orang lain"

—,to be continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Mau Hati KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang