Pagi ini pagi yang kurang menguntungkan bagiku. Ya hari ini nabastala bergantung tak jelas pada landasnya menutupi sang surya, bak semut yang mengerubungi permen.
Hari ini seperti biasa, aku melangkahkan kaki-ku dengan gontai menuju sekolah. Sangat disayangkan tiba-tiba saja ditengah perjalanan hujan turun dengan deras, dengan terpaksa aku berlari menuju sebuah minimarket untuk berteduh. Aku menatap jam tangan yang ku kenakan dan menampakkan pukul 06.47. Sungguh, dewi fortuna tidak sedang memihakku kali ini.
"BRUKK!!"
Aku terhuyung kebelakang karena ada seorang pemuda yang jatuh terpleset tepat dihadapanku. Aku pun segera menolongnya dan tak sengaja kulihat seragam yang ia gunakan sama denganku, mungkin kita satu sekolah?
"Eh, sini, aku bantu." Tawarku sembari membantunya berdiri.
Karena aku merasa kasihan padanya. Melihat seragam nya basah kuyup termasuk dirinya itu.
"Ah, terimaksih." Jawab pemuda tersebut.
Sudah setengah jam kami berdua berada disini, sekarang waktu menunjukan pukul 07.25 dan hujan semakin bertambah deras. Dan dengan terpaksa aku harus menaiki bus, tak masalah terlambat, yang utama masuk sekolah, absensi, mengikuti mata pelajaran, lalu pulang.
Ternyata pemuda tersebut juga mengikuti-ku, bahkan dia duduk dibangku kosong yang tersedia disebelahku.
"Permisi, apa kau juga bersekolah di Nawasena Sembagi Arutala school?" Tanya-nya.
"Iya, benar. Apakah kau juga?" Balasku.
"Haha iya, perkenalkan namaku Darren, kelas 11 MIPA 1." Ia mengulurkan tangannya.
"Oh, maaf aku lancang kak. Aku Casia dari kelas 10 IPS 3." Aku menjabat tangannya.
Kami mengobrol hingga tak terasa ternyata kami sudah sampai tepat didepan gerbang sekolah yang menampakan pak satpam sedang kebingungan karena banyak murid yang datang terlambat.
§ðmñïµm
"KRINGG!!"
"Baik anak-anak, karena bapak ibu ada rapat dan cuaca sedang tidak bersahabat, kalian dipulangkan"
Bunyi sorak dari berbagai penjuru kelas terdengar, dan para murid berlarian keluar kelas, terkecuali.. aku. Aku menelusuri lorong kelas yang sangat ramai dengan mengenakan seragamku yang basah kuyup dan aku membenci itu.
"HEY CASIA!"
Gendang telingaku menangkap suara seseorang yang memanggil namaku. Ternyata Darren, ya, pemuda yang terpeleset tadi.
"Hey, aku membawakan baju ganti untukmu, ini" dia memberiku se-setel baju.
"Dapat darimana kau?"
"Itu karna.. kakekku kepala sekolah disekolahan ini HAHAHAHAHA!! Siswa mana yang tak kenal denganku?"
"Apa hubungannya?" Tanyaku terheran - heran.
"Bukankah tadi kita kehujanan? Seragam kita basah kuyup? Jadi aku meminta untuk membelikan kita baju." Jawabnya antusias.
"Sekarang panggil aku Darren saja. Jadi ayo ikut aku, akan kutunjukan sesuatu." Darren menarik tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somnium
FanfictionSenja memang tidak seindah pelangi. Tetapi, senja berjanji akan kembali. Bentala dan bumantara tak akan pernah menjadi asmaraloka, mereka aksa dan akan selamanya menjadi enigma.