Sore itu Senja dan sang bunda sibuk berada di dapur, menyiapkan menu untuk berbuka puasa. Sebenarnya yang sibuk hanya sang bunda, sementara Senja hanya menemani saja. Sebagaimana biasa, gadis itu selalu berdiri di samping bundanya sambil berceloteh ria alias menceritakan apa saja yang dilaluinya pada hari itu. Dan kali ini yang diceritakan adalah Ajun, sahabat laki-lakinya sejak kecil. Bundanya sendiri sedang mengaduk-aduk bubur kacang ijo dalam panci.
"Terus ya Bun, ini bagian yang penting, bunda harus dengerin baik-baik."
"Oke, siap."
"Jadi abis nganterin Adek dari tempat fotocopy, Ajunnya tanya gini ke Adek, Senja tipe suami idaman kamu yang kaya gimana sih?" Kata Senja melanjutkan ceritanya.
"Terus Adek jawab apa?" Sahut bundanya penasaran.
"Adek jawab jujurlah, tipe suami idaman Adek itu yang kaya Bintang Emon." Kata gadis itu membalas pertanyaan sang bunda dengan bersemangat.
Mendengar hal itu, bundanya terkejut, "Hah? Bintang Emon? Siapa dia, Dek? Kok ngga pernah dikenalin ke bunda sih?"
"Aduh Bunda, Bunda sih ngga mau dibikinin sosial media. Intinya Bintang Emon itu orang yang lucu banget, dan Adek yakin nih Bun, kalo jadi istrinya Bintang Emon pasti seumur hidup bakal dibikin ketawa terus."
"Serius begitu?"
Senja mengangguk mantap.
"Jadi gara-gara Ajun ngomong kaya gitu, Adek berasumsi kalo Ajun suka sama Adek?" Bundanya menyimpulkan.
Dan tanpa ragu, Senja kembali mengangguk, mengiyakan. Memang benar begitu, untuk apalagi coba Ajun menanyakan tipe suami idaman Senja? Kalau bukan untuk memantaskan diri agar bisa menjadi suami idaman Senja. Bukankah itu sudah sangat jelas? Kalau Ajun suka sama Senja? Begitulah kira-kira yang ada dalam pikiran Senja. Namun tanpa diduga, respon sang bunda justru...
"Hahaha..."
Bundanya terbahak mendengar anggukan polos dari anak gadisnya itu. Ia kira sewaktu Senja membuka percakapan di dapur dengan kalimat, "Bunda, tau nggak? Ada cowok yang naksir sama Adek", setelahnya akan ada cerita romantis seperti masa mudanya dulu. Tapi ternyata...
"Kok Bunda ketawa sih?"
"Habisnya Adek lucu."
Senja memanyunkan bibirnya karena sang bunda terus-terusan menertawai dirinya.
"Terus Adeknya gimana? Suka balik ngga sama si Ajun?" Tanya sang bunda setelah tawanya reda.
"Nggalah Bunda, Ajun itu sahabat Adek, dan Adek maunya yang kaya Bintang Emon."
"Adek... Adek... Bunda sekarang jadi penasaran sama Bintang Emon." Kata bunda. Tangannya dengan cekatan memindahkan bubur kacang ijo itu ke dalam mangkuk besar.
"Nanti Bunda cari aja di google deh ya?"
"Iya deh..."
Di tengah-tengah perbincangan ibu dan anak itu, suara bel pintu gerbang berbunyi. Senja yang mendengarnya pun buru-buru berlari keluar rumah, hendak membukakan pintu untuk seseorang di balik gerbang sana. Ia yakin yang datang itu adalah sang abah. Dan dengan bersemangat Senja segera membukakan pintu gerbang itu.
"Welcome back in our home abah..." Seru gadis itu seraya membuka kedua tangannya lebar-lebar.
Senja selalu menyambut abahnya dengan sebuah pelukan hangat. Dan biasanya abahnya akan langsung menyambut pelukan itu. Tapi, kali ini Senja merasakan suatu keanehan. Abahnya tidak menyambut pelukan Senja. Senja yang semula memejamkan mata, membuka mata kirinya sedikit. Dan betapa terkejutnya Senja karena yang didapatinya bukan sang abah, melainkan seorang...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar Menanti Senja | On Going
SpiritualSejak pertama kali melihat Fajar Abdullah datang ke rumahnya sore itu, Senja Ayumna sudah jatuh hati pada pesona laki-laki yang seumuran abangnya itu. Senja tanpa malu-malu mendeklarasikan perasaannya pada saat itu juga. Tapi Fajar tak menyambut bai...