Jingga terpancar di langit pada balutan pukul 5 sore. Terdengar suara tawa yang menggema, bocah laki-laki yang tengah memeluk boneka beruangnya bersorak gembira ketika sang Ayah menuruti permintaannyaMobil hitam yang membawa sepasang suami istri, beserta anak bungsunya. Melaju pelan membela jalanan sore, candaan-candaan terlontar ketika sang kecil aktif berbicara
Tak menyadari, truk dari arah berlawanan menghantam mobil keluarga bahagia itu. Menewaskan dua orang dewasa, sementara bocah lelaki itu menangis dalam dekapan hangat sang bunda.
Langit jingga yang semulanya cerah, kini redup dan menumpahkan tetesan air. Seolah kedatanganya membawa berita duka, kesedihan, bagi mereka yang merasakannya
Menyaksikan kedua orangtuanya terkapar, sang bunda yang tak lagi menampilkan senyum indahnya.
"Kamu senang kan, sekarang aku ga punya ayah sama bunda"
"Gara-gara kamu aku kehilangan orangtua ku"
"Kamu itu pembunuh, Aidan"
"Seharusnya, Lo yang pergi"
Sejak saat itu, ia sadar. Kepergian ayah dan bundanya berhasil menghapus rasa sayang kembarannya, rasa sayang seorang Abang yang dulunya sangat menyayanginya.
Jika ia meminta pada tuhan, bisakah ia saja yang menggantikan ayah dan bundanya. Dari pada menahan sakit pada fisik dan batin yang tak kunjung menyembuh.
Publis, Medan, 11 Jan 2023
Revisi, Medan, 14 nov 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Dari Adek | Jeno Haechan [ Tahap Revisi ]
FanfictionHubungan saudara itu seperti jalanan kadang mulus kadang juga menikung tajam, bahkan ada banyak lika-likunya. Pada dasarnya hubungan persaudaraan memang tak selamanya akur, sesekali pasti ada yang diributi apa lagi anak kembar. Lalu bagaimana denga...