Sebulan kemudian.....
Matahari menyingsing menyambut pagi. Memancarkan cahaya kekuningan ke seluruh penjuru Joseon. Mengintip dibalik jendela yang sedikit terbuka. Hingga akhirnya menerpa wajah rindang Jimin yang sedang tertidur lelap.
Beberapa kali kelopak mata Jimin berkedip dalam tidurnya. Mencoba menghalau cahaya panas pada wajah. Namun tak lekas membaik hingga akhirnya kesadaran Jimin pun mulai mengambil alih.
"Eunghh" lenguhan keluar dari bibir tebal Beta tersebut.
Lalu perlahan mata Jimin mulai terbuka. Namun tak butuh sedetik untuk Jimin menutup matanya kembali karena cahaya yang terlalu silau menyinari. Ia lantas menywmbunyikan kedua matanya dengan tangan. Setelah itu mengusap wajahnya agar ia segera menyadarkan diri.
"Hm? Dimana Jungkook?" Tanyanya pada diri sendiri setelah melihat jika suami nya sudah tidak ada lagi di tempatnya.
Ia lantas bangkit. Beranjak ke halaman belakang dekat danau untuk melihat apakah suaminya ada di sana atau tidak.
Hingga matanya menangkap sosok alpha yang tengah melatih kemampuan pedangnya, seperti biasa. Sebenarnya tanpa embel-embel alpha pun, Jimin sudah yakin jika Jungkook tidak akan kalah dengan mudahnya. Lihat saja kemampuan pedangnya itu. Jimin yang sedari kecil telah berlatih pedang dengan para profesional saja tak yakin ia akan bisa mengalahkan Jungkook.
"Suamiku, disini kau rupanya" Sapa Jimin.
Pergerakan Jungkook pun terhenti. Matanya melirik ke arah Jimin sambil tangannya sibuk menyarungkan kembali pedangnya. Jika Jimin sudah menemuinya ke sini, itu berarti ini sudah waktunya bagi mereka untuk makan. Ya seperti biasa... Rutinitas paginya yang.... Membosankan.
"Kau sudah bangun" ucap Jungkook, berjalan mendekati Jimin.
Dengan cekatan, Jimin memakaikan kembali pakaian luar Jungkook. Lalu mengikat tali di depannya dengan baik.
"Hmm, kita makan ya?" Tanya Jimin.
"Bisa tidak jika sekali saja kita keluar dari rutinitas mu itu. Aku juga punya rutinitas ku sendiri Jimin" ujar Jungkook. Selama hampir sebulan penuh ia selalu melakukan rutinitas yang itu-itu saja. Membuat alpha berjiwa bebas ini pun berakhir sangat bosan. Dia juga ingin melakukan kembali rutinitasnya seperti sebelum mereka menikah.
Mulai dari pergi berburu untuk mengasah kemampuan alpha nya, berjalan-jalan menyusuri kota, dan bahkan pergi berlatih pedang dan memanah dengan teman sebaya nya. Sekarang ini, ia sudah tidak dapat melakukan kebiasaannya itu lagi. Hidupnya terasa seperti dikungkung oleh gerbang istana.
"Kau, ingin pergi?" Tanya Jimin.
"Bukannya pergi seperti yang saat ini kau pikirkan. Aku hanya ingin kembali ke duniaku. Tidak melulu harus berada di duniamu" ucap Jungkook dengan alis menukik.
"Yasudah, aku tidak pernah melarangmu untuk melakukan segala keinginanmu, suamiku"
Bola mata Jungkook berputar. "Tapi kau selalu berada di sisiku dan mengikuti kemanapun aku pergi Jimin" ucapnya.
Tiba-tiba, Jimin mengambil sebelah tangan Jungkook untuk digenggam dengan kedua tangan kecilnya. "Suamiku, aku sudah membawamu ke dalam duniaku. Tidak bisakah kau bawa aku ke dalam duniamu juga? Selain itu, kau pun sudah berjanji kepada ayahku untuk selalu menjagaku dengan sebaik-baiknya bukan?" Ucap Jimin.
Jungkook pun tergugu. Memang benar ia pernah menjanjikan hal tersebut kepada sang Raja. Namun seharusnya ia tahu, jika perjanjian yang dilakukan di bawah sebuah keterpaksaan maka tidak akan pernah ada ketulusan didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us | Oneshoot Kookmin [✓]
FanfictionKumpulan oneshoot/twoshoot jikook Bahasa campuran (baku dan non baku)