Chapter 1

82 6 4
                                    

Kepulan asap tampak membumbung tinggi di udara sebelum menghilang sepenuhnya dan digantikan dengan kepulan asap lainnya yang keluar dari bibir Deathmask yang tengah berbaring di padang rumput Sanctuary. Kepalanya menengadah ke arah langit, namun kedua matanya menatap kosong entah langit maupun kepulan asap yang dihembuskannya. Satu hal yang pasti, bibirnya sibuk menghisap nikotin dari rokoknya. Banyak yang bilang rokok itu berbahaya. Ia bahkan sudah berkali-kali dinasehati oleh Roshi untuk berhenti merokok mengingat efek sampingnya yang dapat menimbulkan kanker paru-paru dan bisa berbahaya bagi perokok pasif di sekitarnya. Namun, saint Cancer itu tidak peduli. Jika nikotin bisa membuatnya lupa akan perang dengan Loki di Asgard, maka lebih baik ia terus merokok. Dengan sigap tangannya mencengkram erat sebuah tangan yang hendak menarik rokok dari bibirnya. "Mau apa?" tanyanya, tanpa melihat empunya tangan tersebut.

Aphrodite menghela nafas berat. "Kamu ngapain, Deathmask?" tanyanya pelan.

"Gak bisa lihat?" saint Cancer itu balik bertanya sambil menunjuk rokok di bibirnya.

"Kamu seharusnya gak merokok." Kata Aphrodite. "Merorok itu gak sehat tahu."

Sebuah dengusan keluar dari bibir Deathmask. "Berisik..." gumamnya dengan nada meremehkan yang terdengar jelas di suaranya.

Aphrodite menatapnya kesal sebelum mencabut rokok tersebut dari bibir Deathmask. "Aku bilang berhenti merokok, Deathmask." Ucapnya kesal sambil menekan ujung rokok tersebut ke tanah untuk memadamkan apinya.

Deathmask menatap saint Pisces di sebelahnya dan menyeringai kesal. "Kamu ke sini cuma buat cerewetin aku soal merokok?" tanyanya seraya menyelipkan tangannya ke dalam kantung celananya untuk menarik keluar sekotak rokok beserta pematiknya.

"Ngga." Kata Aphrodite, tapi saat ia melihat Deathmask berusaha menyalakan sebatang rokok baru, cepat-cepat ia menarik semua peralatan rokok tersebut dan meletakannya jauh-jauh. "Tapi sekarang iya."

Saint Cancer itu mendengus. "Urus urusanmu sendiri, Dite." Ia melipat kedua tangan di belakang kepalanya dan kembali menatap langit. "Lagi pula ada apa?"

"Yah..." saint Pisces itu menggosok tengkuknya. "Aku cuma mau memastikan kamu baik-baik saja." Katanya sambil diam-diam melirik Deathmask.

Deathmask mendecak. "Kalau kamu menyinggung celetukanmu yang membuat heboh semua gold saint saat sarapan tadi, lebih baik lupakan saja." (Baca Tembak Aja, Camus Sensei).

"Lupakan?" tanya Aphrodite.

"Iya." Kata Deathmask. "Tapi aku ada pertanyaan sih," saint Cancer itu menatap Aphrodite dalam-dalam sebelum bertanya, "memang kamu suka sama aku?"

Ditatap seperti itu membuat Aphrodite salah tingkah. Rona merah tampak mewarnai wajahnya. Ia membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan itu, tapi tidak ada suara yang keluar.

Deathmask menoleh kembali menatap langit. "Sudah, gak usah dijawab. Gak penting juga."

"Jangan begitu lah." Cibir Aphrodite sebelum terdiam menatap kedua tangannya.

Deathmask diam-diam melirik Aphrodite. Kedua mata birunya memperhatikan sosok saint Pisces itu yang tampak memukau seperti biasanya. Rambut biru mudanya yang ikal menjuntai di sepanjang punggungnya hingga hampir menyentuh rumput di bawahnya. Di saat itu, tidak ada yang Deathmask inginkan selain meraih ujung rambut tersebut untuk merasakan kehalusannya di antara jari-jarinya. Ia menatap Aphrodite yang duduk di sampingnya sambil tersipu malu. Ia tidak perlu memiliki kemampuan membaca pikiran untuk tahu bahwa Aphrodite tengah berusaha menjawab pertanyaanya. Tapi usahanya malah membuat saint Pisces itu salah tingkah sendiri. Lucu... pikir Deathmask sambil tersenyum geli.

Tidak lama kemudian Aphrodite menarik nafas panjang. Ditatapnya Deathmask lekat-lekat sebelum berkata, "Iya, aku suka kamu, Deathmask."

Sudah ku duga. Pikir Deathmask. Tanpa dikomando apapun hatinya bergejolak mendengar pengakuan tersebut. Otaknya memajang kenyataan bahwa perasaannya terbalas. Namun, yang terucap dari bibirnya malah, "Jangan, Dite."

Strawberries and CigarettesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang