WARNING! Chapter ini untuk 18 tahun ke atas ya! Bagi yang masih di bawah 18 tahun, mohon bijak ^^ NB: Aphrodite di cerita ini cewek loh ya, bukan pretty boy.
Keberuntungan sepertinya benar-benar memihak Aphrodite karena tepat sebelum Shura kembali, ia diberikan misi untuk pergi ke Brazil bersama Aldebaran untuk mengawasi perkembangan saint di situ. Ia diwajibkan untuk segera berangkat sore itu juga sehingga ia tidak ada waktu untuk memikirkan bagaimana harus berhadapan dengan Shura dan Deathmask. Ia masih sibuk berkemas di kamarnya ketika pintu terbuka dan saint Cancer itu masuk.
"Aku dengar kamu ada misi." Kata Deathmask.
"Iya," kata Aphrodite singkat.
"Berapa lama?"
Wow! Ia bahkan tidak bertanya aku pergi ke mana dan sama siapa. Pikir Aphrodite sarkas sambil menyusun pakaian-pakaian yang ia bawa ke dalam koper. "Satu minggu." Katanya yang hanya dibalas dengan 'oh' dari Deathmask. Aphrodite baru saja akan melangkah ke meja riasnya untuk memasukan krim dan serum ke dalam tas kecil saat tiba-tiba saint Cancer itu muncul di hadapannya dan mendorongnya hingga terbaring di atas kasur. "Ia terkesiap kaget saat Deathmask memanjat ke atasnya. "Deathmask apa-apaan?"
"Diam! Aku ambil stock selama kamu pergi." Kata saint Cancer itu sebelum menyumpal mulut Aphrodite dengan bibirnya.
Lagi-lagi saint Pisces itu hanya bisa pasrah terbaring di atas kasur selagi Deathmask menciumnya. Ia sama sekali tidak takut kebablasan karena selama ini Deathmask tidak pernah menyentuhnya. Namun sebuah kenyataan pahit tetap terpajang di benaknya: ia hanya sebuah rokok bagi Deathmask.
Saat matahari mulai terbenam, Aphrodite menghampiri Aldebaran di kuil Taurus sambil menenteng koper. Saint berbadan besar itu tersenyum lebar, tapi raut mukanya langsung berubah khawatir begitu melihatnya. "Dite, kamu gak apa?" tanyanya.
"Sehat walafiat, Alde." Kata Aphrodite meski ia sendiri tahu penampilannya terlihat sangat tidak meyakinkan. Ia terlihat sangat lelah dan bibirnya merah sekali. Tapi ia cuek saja dan berjalan menuruni tangga. Ia bersyukur setidaknya Aldebaran tidak bertanya lebih jauh, tapi ia tetap berharap agar ia bisa kuat menghadapi misi setelah habis-habisan menghadapi ciuman Deathmask.
~*~*~*~
Misi Aphrodite ternyata diperpanjang karena tiba-tiba ada serangan mendadak dari saint-saint Apollo. Ia dan Aldebaran bekerja sama dengan saint-saint di Brazil untuk melawan serangan dari Apollo sekaligus membangun sistem pertahanan dari musuh-musuh lain. Tidak terasa sebulan berlalu dan setelah memastikan situasi di Brazil sudah aman terkendali, Aphrodite and Aldebaran pun diperbolehkan untuk pulang.
Hari sudah malam saat kedua gold saint tersebut tiba di Sanctuary. Setelah berpamitan dengan Aldebaran di kuil Taurus, Aphrodite pun segera menaiki tangga untuk mencapai kuilnya. Dalam hati ia sempat mengomel sendiri kenapa juga ia mendapat kuil yang letaknya sangat jauh, tapi mengingat ia berada di urutan terakhir untuk berhadapan dengan lawan, Aphrodite sadar tidak ada gunanya bersungut-sungut. Satu per satu ia melewati kuil sambil sesekali menyapa teman-teman yang ditemuinya. Ketika ditanya mengenai misinya, Aphrodite hanya menjawab seadanya. Baginya tidak ada yang lebih ia inginkan selain segera sampai di kuil Pisces dan mandi kembang tujuh warna.
Tanpa diduga Aphrodite, sebuah sambutan hangat tengah menunggunya begitu ia menginjakan kaki ke kuil Capricorn.
"Dite!" sambut Shura begitu melihatnya di ambang pintu. "Kamu sudah pulang?"
"Hai, Shura." Sapa Aphrodite sambil tersenyum lelah. "Iya, barusan aja aku dan Aldebaran sampai di Sanctuary."
"Wah! Pasti capek banget ya. Gimana misinya? Berhasil?" tanya Shura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberries and Cigarettes
FanfictionWarning! Untuk 18+ ke atas ya! Pisces Aphrodite di sini cewek! "Kita coba ini aja, Deathmask. Cium aku setiap kali kamu ingin merokok. Anggap saja satu ciuman denganku sebagai ganti satu batang rokok." kata Aphrodite. "Sudah aku bilang jangan suka s...