******
Sore dihari kedua ini sarada memutuskan pergi keluar dari istana.
Gadis cantik itu berjalan dipedesaan tanpa pengawalan.
Lebih tepat nya kabur.
Hingga sore itu matahari sudah hampir terbenam diiringi dengan warna kemerahan dari langit.
Sarada berjalan hilang arah.
Benar.
Gadis cantik itu lupa jalan kembali.
Wajar, sangat wajar, diri nya tak perna keluar tanpa pengawalan.
Sarada hanya bisa menepuk jidat nya menyadari kebodohan diri nya sekarang.
Gadis itu melihat-lihat jalanan sekitar.
Oniks mata nya melihat kaka beradik yang duduk meminta minta dijalanan.
Entah kenapa diri nya melangkah menghampiri dua anak itu.
Sarada menarik tangan anak perempuan yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari adik laki-laki kecil disebelah nya yang membuat anak itu tersentak.
"Ini" gadis itu memberikan kebungkus bakpao yang berisi cukup untuk kedua anak itu.
" Terimakasih banyak "
Dua anak itu tersenyum senang dan langsung bergegas memakan bakpao itu.
Melihat itu sarada tersenyum, kedua mata nya menjadi tak terlihat dengan pipi bulat nya.
" Apa..." sarada menghentikan pembicaraan nya sebentar sembari mengusap rambut anak laki-laki berumur 4/5 tahun itu dengan pipi tembem yang tampak ingin mengurus. "Dia adik laki-laki mu?"
Mendengar perkataan sarada anak itu menggangguk sembari tersenyum.
Sarada kembali tersenyum senang melihat kedua anak itu memakan makanan yang diri nya berikan dengan lahap.
" Ini ambillah beberapa uang " sarada mengeluar kan beberapa lembar uang dari balik baju nya lalu mengacak rambut kedua anak itu.
Matahari terbenam dan bulan muncul dengan langit biru malam.
Banyak burung yang beterbangan kesana kemari.
Jalanan yang tadi terang menajadi gelap.
Hanya ada sedikit lilin lampu jalanan yang menyala.
Orang-orang bergegas memasuki kediaman mereka entah kenapa keadaan menjadi ricuh dengan orang-orang yang mempercepat jalan mereka.
Sarada menjadi kebingungan dengan keadaan lalu berdiri dari jongkok nya melihat keadaan.
Ada beberapa orang dengan pakaian asing yang menghampiri kedua anak itu.
" Seperti nya kau baru saja diberikan uang yang banyak dengan bangsawa itu" pria berbadan besar menatap kedua anak itu dengan bengis, tentu akan membuat kedua anak itu takut.
Sarada merentangkan kedua lengan melindungi kedua anak yang merapat kepada nya sembari tersenyum sinis.
'Tuhann tolonginn sayaa'
"Lebih baik keluarkan saja uang yang diberika-" pria itu tersenyum sinis balik sembari membalas senyum sinis sarada.
" Baju mu mahal, mmm gelang itu atau..." tiba-tiba pria yang terlihat seperti pemimipin dari segerombolan orang itu tertawa kencang sembari menepukkan tangan nya.
"Keperawanan mu? " pria itu tertawa puas melihat raut tak suks sarada.
" JANGAN GILA" Bentak sarada.
"Baik lah baik lah" pria itu menyudahi tepuk tangan nya "Bagaimana jika kau menemani ku minum saja malam hari ini " pria itu tertawa kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The moon is beautiful isn't it?
FantasySarada seorang putri tunggal dari keluarga bangsawan Uciha yang dijodoh kan dengan seorang putra mahkota diumur nya yang masih muda. Tetapi siapa sangka disaat sudah waktu nya diri nya dilantik menjadi seorang pemaisuri, kerajaan malahan memutuskan...