Chapter 2

13 4 0
                                        

Nerd Transmigrasi!!

Happy Reading!!

---

Didalam kamar rumah sakit, terdapatlah seogok  manusia yang terbaring lemah. Alat-alat rumah sakit terpasang apik dibadannya. Seogok manusia itu, sudah 2 mingguan ini tak membuka mata. Pasalnya, dia terbaring karena kecelakaan mobil sewaktu ingin pergi berlibur.

Tapi, tunggu? Perlahan, jemari telunjuk tangan kirinya yang terpasang infus itu bergerak naik turun dan tiba-tiba---

---'Eung' lenguhan kecil terdengar dari seogok manusia itu. Perlahan, tapi pasti, seogok manusia itu membuka mata dan melihat sekitar tapi, hanya sebentar habis tuh ---

---Tutttttttttt Tuttttt

Bunyi nyaring dari EKG terdengar. Sampe akhirnya, seseorang yang tadi ingin melihatnya, melangkah keluar lagi dengan terburu-buru memanggil Dokter.

Setelah pemeriksaan, ternyata seogok manusia itu benar-benar telah melewati masa kritisnya. Makannya, Dokterpun melepaskan sebagian alat-alat yang ada ditubuhnya.

Seseorang yang sedari tadi, memperhatikan dari jendela dengan was-was dan cemas akan keadaan sepupunya itu, akhirnya, bisa bernafas lega saat Dokter mengatakan, 'Pasien telah melewati masa kritisnya dan akan sadar kembali dalam beberapa jam kedepan.'

Dan yah, benar saja. Seogok manusia itu pun tersadar, membuka mata, melihat sekeliling dan ternyata ada manusia lain yang tertidur di kursi sebelahnya sambil bertumpuan pada satu tangannya. Kasihan, sekali.

Seogok manusia itu bingung, bagaiman ini? Mau dibangunkan? Tak, tega. Tapi, kalau tak dibangunkan? Haus, coy.

Jadilah dengan amat terpaksa tangannya yang tak diinfus, perlahan mengusap kepala manusia yang tertidur itu.

Karena merasakan usapan, akhirnya manusia itu membuka mata dan tiba-tiba---

"Ahriz?! Puji Tuhan, sadar juga Kamu teh?!" sambil berteriak kegirangan sampe kursi yang diduduki tadi jatuh. Lalu dengan perasaan gembira dia berlari memanggil Dokter lagi.

Yang dipanggil 'Ahriz' malah bengong. Bingung. 'Astaga bocah, bikin kaget.'--pikirnya.

Dokterpun datang, memberikan 'Ahriz' minum terlebih dahulu, lalu menanyakan, 'Apa yang diarasakan oleh 'Ahriz' sekarang?'

Dan 'Ahriz' pun menjawab, "Pusing dan agak kaku sedikit untuk bergerak, dok."

Dokter pun mengangguk tanda mengerti dan menjelaskan, "Itu hal biasa saat Kamu telah mengalami kecelakaan dan koma dalam waktu 2 mingguan, tubuh Kamu akan mengalami kaku. Jadi untuk itu, harus ada terapi untuk pemulihan. Nanti, Saya akan cek kembali secara keseluruhan tubuh Kamu dan akan menjadwalkan terapi kecilnya. "

'Ahriz' pun mengiyakan perkataan dokter dan kembali bertanya, "Orang tua Saya, dimana yah, Dok? Apakah mereka tak kemari?"

Dokter bingung untuk menjawab. Lalu melihat kesebelah, seseorang yang berteriak kegirangan tadi, menatap 'Ahriz' dengan tatapan sendu.

"Ekhm." Dokter terbatuk pelan, mengkode agar disebelahnya menjawab pertanyaan 'Ahriz'.

"Eum, Riz.. Orang tua Kamu teh, udah gak ada 4 tahun lalu, atuh." Jawabnya dengan nada takut-takut, tak berani menatap wajah sedih 'Ahriz'.

"Hah? Bercanda!!! Gak lucu anjirr!! Apaan?? orang masih ada kok. Noh, buktinya Bokap Gw sering bawa gadunnya ke rumah." Jawab Ahriz ngegas, tak percaya apa yang dikatakan seseorang didepannya ini. Mana mungkin? 4 tahun lalu? Haluu kali, ah.

"Hah? Gadun? Ai, Kamu. Bapak Kamu teh, enggak pernah selingkuh atuh! Apaan, Gadun? Enggak, Enak ajah!" protesnya, tak menerima jika Omnya dikatakan selingkuh oleh anaknya sendiri.

"Ih bener anjir!! Bapak Gw teh tukang selingkuh!" kekeuh Ahriz dengan nada ngegas.

Baru saja ingin kembali berprotes dengan Ahriz--sepupunya yang laknat itu, Dokter sudah mengintrupsi untuk berhenti, lalu bertanya, "Ahriz, Nama asli Kamu siapa?"

"Hah? Ahriz Shazary." Ahriz yang ditanya nama, bingung? Tak mengerti. Tapi, tetap menjawab pertanyaan dokter itu.

"Hah? Ai, Ahriz.. nama kamu teh bukan Shazary tapi teh Herlambang Ets!" ngegas lagi yang katanya sepupu tuh. By the way nama sepupunya 'Ahriz' teh--Alski Nasution.

"Hah?" Loding Ahriz tuh. 'Naha Herlambang? Tapi tunggu deh, kek kenal? Bentar, Anjing?! Seriusan??!!' tanya Ahriz dalam hati, kaget. Untuk memastikan, langsung dah nanya ke cowok yang sedari tadi adu bacot dengannya.

"Bentar, Ahriz Herlambang Ets. Anak dari pemilik yayasan perguruan tinggi 'Ets Universty?' Sekolah di Harz School? Lalu, punya sohib deket namanya 'Rareza Harzad', betul?" tanya Ahriz bertubi-tubi.

Dan dijawab oleh Alski dengan kata "Iya, Riz. Bener semua itu." Lalu seketika, Ahriz memegang kepalanya karena pusing mendera ditubuhnya dan ingatan asing pun masuk secara bertubi-tubi membuatnya pingsan kembali.

~~~

Setelah seharian pingsan dan terbangun lagi, lalu mengetahui bahwa 'Jiwa Ahriz Shazary' pindah ke tubuh seorang antagonis novel 'Ahriz Herlambang Ets', dirinya benar-benar syokk bukan kepalang.

'Sialan! Mengapa seperti ini?' tanya Ahriz dalam hati.

'Sebentar, ini novel udah chapter berapa? Terus, Apa yang bakalan Gw lakuin disini?? Ngubah alur? Ngerusak plot cerita?  Nanti kalau ada efek buterfly gimana? Aishh! Astaga Tuhan!' bingung sendiri Ahriz tuh, misuh-misuh frustasi sendiri dan akhirnya tertidur sendiri lagi, setelah tadi dikasih obat.

---

Nah, Sudahh deh! Chapter 3 selanjutnya!
Terima kasih. Semoga suka dan jan lupa, vote and coment!

-Askerwerc

Nerd Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang