Insiden 2🥀

12 0 0
                                    

🥀🥀🥀🥀🥀

"Arumi, kamu Arumi kan?" Ucap pemuda tersebut.

"Kak Adit hiks aku takut kak tolong aku kak hiks" Arumi tanpa berpikir panjang langsung memeluk Adit, saat ini Arumi sangat ketakutan ganguan panik nya kambuh.

"Tenang ya tenang ada aku, bapak ibu terimakasih sudah membantu saya kenal dengan korban biar saya yang menanganinya" Adit memberikan interupsi pada pengunjung rumah makan tersebut Adit tau Arumi butuh privasi apalagi dengan rasa takut nya pasti Arumi sangat takut akan orang asing yang tak Ia kenal.

Adit menuntun Arumi masuk ke mobil nya terlihat Arumi sangat ketakutan badan nya bergetar begitu hebat Arumi bahkan tak melepaskan pelukan nya.

" Arumi kamu tenang dulu ya atur nafas dulu semua sudah baik-baik sekarang pelan-pelan atur nafas ya" Adit berusaha membuat Arumi sadar dari rasa takutnya.

"Aku takut kak hiks kenapa kejadiannya terulang lagi hiks aku takut", deg Adit membeku mendengar ucapan Arumi Kejadian terulang lagi Adit berpikir apakah Arumi pernah mengalami hal serupa.

" Iya aku tau kamu takut tapi tenang ya kendalikan pikiran mu semua sudah baik-baik saja laki-laki itu bahkan sudah pergi di sini hanya ada aku" Adit berusaha menenangkan Arumi sembari mengelus punggung Arumi Adit tau ini tak seharusnya Ia lakukan tapi kondisi Arumi sekarang sangat butuh ketenangan.

Adit memberikan waktu untuk Arumi menangis meluapkan semua nya dan setelah Arumi sadar Ia langsung refleks melepaskan pelukan nya membuat Adit terkejut.

"Maaf kak aku sudah lancang peluk kakak, maaf aku khilaf dan tidak sadar" Arumi merubah posisi duduk dan sedikit menjauh dan menundukkan kepala nya Arumi meremas jari nya tangan nya.

" Iya tidak apa-apa Arumi, ini minum dulu air nya ya ini air nya baru kok aku baru beli tadi" Adit memberikan sebotol air minum pada Arumi dan membuka tutup botol tersebut dan diterima Arumi langsung Arumi minum.

"Terimakasih ya kak sudah bantu aku, aku gak tau apa terjadi kalau kakak tidak ada" Ucap Arumi sembari menutup botol minuman tersebut.

" Iya sama-sama, tapi apa kamu kenal tadi itu siapa? " Adit bertanya.

" Em aku gak tau dia siapa kak, tadi aku pikir dia ada keperluan makanya menarik ku dan aku mengikuti Dia, kalau aku tau dia akan berbuat jahat aku akan berontak sejak tadi tapi terimakasih ya kak" Jawab Arumi.

" Sama-sama lain kali hati-hati ya kejahatan bisa terjadi dimana saja, oh ya ngomong-ngomong kamu mau pulang naik apa???" Adit bertanya.

" Iya kak lain kali aku akan lebih hati-hati emm aku bawa mobil sendiri kak dan mau pulang tadi sekalian mampir beli makanan" Jawab Arumi.

" Sekarang mau pulang atau gimana atau mau aku temani? Kalau tidak kuat biar aku antar sampai rumah untuk urusan mobil nanti bisa aku suruh orang suruhan ku bawa" Adit khawatir dengan kondisi Arumi.

" Eeh tidak usah kak aku sudah baik-baik aja kok beneran terimakasih ya kak aku kuat kok pulang sendiri hehe" Arumi berusaha memecahkan suasana tidak mungkin Adit mengantarkan Arumi sampai rumah, Arumi tak mau Ayah Bunda nya tau.

" Em yasudah kalau begitu, tapi kamu ada yang luka atau gimana atau butuh ke dokter biar aku antar " Adit khawatir dengan Arumi perasaan ketakutan yang Arumi alami bukan ketakutan biasa Adit bisa merasakan itu.

" Tidak perlu kak tidak ada yang luka aku baik-baik aja kak terimakasih " Arumi menjawab, memang tidak ada luka fisik tapi kejadian ini membuat luka di batin Arumi trauma nya kembali lagi.

" Alhamdulillah kalau tidak ada luka, Em kalau kamu sudah baik-baik aja aku izin pulang duluan ya aku harus kembali ke kantor ada berkas yang ketinggalan untuk bahan meeting besok " Adit sebenarnya sedikit terburu-buru.

" Iya tidak apa-apa kak sekali lagi terimakasih ya kak maaf jika merepotkan " Arumi tersenyum tulus tapi dalam hati Ia bicara Sibuk tapi tadi mau pake acara anterin.

Setelah turun dari mobil Adit, Arumi melepas Adit pergi Ia sendiri sebenarnya masih takut tapi Arumi tak mau merepotkan Adit tapi Ia langsung bergegas masuk kembali ke rumah makan membeli makanan kembali sembari menunggu pesanan nya jadi Arumi ke toilet membasuh wajah nya yang bekas menangis memakai lipstik natural agar Ayah Bunda nya tak curiga.

Arumi kembali ke meja nya tak lama pesanan nya jadi setelah membayar Arumi langsung pulang, Ia melihat ponsel nya sudah banyak panggilan tak terjawab dari Bunda nya pasti Bunda nya sekarang sudah menunggu Arumi pulang dan khawatir Arumi ada apa-apa.

🚴🚴🚴🚴🚴🚴

Kekuatan Cinta❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang