Happy reading!
Begitu mendengar kabar bahwa Karina dilarikan ke rumah sakit oleh Daniel, ketiga pasangan itu memutuskan untuk tak melanjutkan acara kencan mereka, keenamnya langsung menyusul ke rumah sakit karena saking khawatirnya.
"Wid, Rina mana?" tanya Liam yang baru datang bersama Kamal.
"Kak Rina gimana, Kak Wid? Katanya tiba-tiba sakit perut?"
"Lagi di dalem sama, Kak Daniel, Yah, Dek, lagi diperiksa sama dokter," jawab Widya pada dua lelaki itu.
Semua yang menunggu di depan ruangan dokter itu hanya bisa pasrah menunggu sambil harap-harap cemas.
Namun tak begitu lama, sosok Karina bersama Daniel akhirnya muncul, membuat Liam langsung menghampiri putri sulungnya itu dan memeluknya.
"Rin, kamu nggak apa-apa?" Liam mengelus kepala sang putri khawatir.
Karina menggeleng pelan. Ia mengenggam tangan Liam sambil tersenyum. "Nggak apa-apa, Yah, kata dokter Rina cuman sakit perut biasa doang karena salah makan."
"Salah makan apanya.." Daniel kemudian menginterupsi, membuat semua yang di sana menatapnya.
"Maksud kamu?" Liam mengerutkan dahinya.
"Karina kena usus buntu, Om."
"Apa?!"
Karina meringis. Padahal tadi di dalam ia sudah mewanti-wanti Daniel agar tidak memberitahu semua orang, tapi nyatanya pria itu memang tidak pernah mau berkompromi dengannya. "Mas.." rengeknya pelan.
"Nggak, Kar, keluarga kamu berhak tahu."
Karina beralih pada sang ayah. Ayahnya hanya diam. Sepertinya ayahnya marah karena dibohongi. "Yah, maaf, tapi serius ini cuman usus buntu ringan, nggak perlu sampai dioperasi. Dokter udah ngasih obat, aku cuman perlu minum itu dan ngikutin saran dokter aja biar sembuh," tuturnya.
"Kar, lain kali jangan begini. Kamu tahu kan ayah paling nggak suka sama kebohongan? Benar kata Daniel, kami berhak tahu."
Karina merenggut menatap Daniel, sedangkan yang ditatap malah memberikan tatapan datar, seolah tidak bersalah.
"Maaf, Yah.. aku cuman nggak kepengen kalian khawatir.."
"Steve!"
Di sela-sela percakapan itu, sebuah suara tiba-tiba saja mengalikan fokus mereka.
Seorang perempuan berambut pendek dan berperawakan mungil itu muncul dan menuju ke arah mereka, atau lebih tepatnya ke arah Steve.
"Steve, kamu kemana aja? I miss you so much.."
Steve terpenjarat saat perempuan itu memeluk dirinya. Giselle yang sedari tadi mengenggam tangannya langsung melepaskan gengaman mereka. Begitu juga dengan yang lain, mereka ikut tercengang melihatnya.
"L-loh.. siapa sih?" Bima menyenggol pelan siku Widya.
"Ya mana gue tahu.." Widya mengendikan bahunya.
Steve dengan paksa melepaskan pelukan itu. "Anna, Lo ngapain sih.." ujarnya pada perempuan itu.
"Anjir ternyata saling kenal," celetuk Bima.
"Steve kamu kemana aja sih, aku cariin kamu terus tahu nggak.." ucap Anna manja. "I have something important to tell you, Steve."
Steve hanya mengangkat alisnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Widjacksonos
FanfictionSepenggal kisah tentang lima bersaudara yang memiliki ayah yang super baik sekaligus super protektif. Siapapun yang hendak menjalin hubungan dengan anak-anaknya, harus bisa melalui berbagai macam tantangan darinya. (Mohon maklum jika masih ada typo...