11. Titik Terang

391 70 7
                                    

Happy Reading!































Seperti yang sudah disepakati, hari ini tiba saatnya untuk melaksanakan rencana. Tim dibagi atas dua, pertama adalah tim monitor yang bertugas untuk mengontrol dari jauh dan tim lapangan yang turun langsung untuk mengikuti target.

Mereka mendapat info bahwa Anna sedang berada di rumah dan hendak keluar pada jam 3 sore ini. Thanks to Bima yang kebetulan punya koneksi dengan satpam rumah Anna, katanya satpam itu adalah teman dari satpam di rumahnya.

Dan setelah ditelusuri Bima, menurut satpam di sana katanya majikannya itu tidak menunjukkan gejala-gelaja aneh seperti orang hamil pada biasanya. Malahan gadis itu sering sekali hangout dan bahkan dua hari yang lalu ia pulang dalam keadaan mabuk. Satpam itu tak sengaja mendengar keributan antara Anna dengan orang tuanya karena sikap Anna yang foya-foya itu.

Mendengar hal itu dari Bima lantas membuat mereka semakin penasaran untuk mencari kebenaran dari masalah ini.

Kaning, Theo, Widya serta Steve sudah siap di posisi, mereka menggunakan mobil untuk mengintai sedangkan Daniel bersama Karin mengontrol dari kantor karena keduanya masih memiliki banyak pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja, lalu Bima yang seharusnya bersama keduanya sebagai tim monitor malah bergabung dengan tim lapangan. Katanya kalau dirinya di tim monitor itu artinya dia akan jadi obat nyamuk di antara mereka. Tentunya ia tidak mau. Lebih baik juga sama Widya, katanya. Dan Kamal, anak itu masih ada kelas sampai malam sehingga ia tak bisa ikut.

"Halo, gimana udah muncul belum si Anna-nya?" tanya Karina melalui video call.

"Belum nih, Kak, kayaknya masih dandan," balas Kaning sambil sesekali melirik dari jendela mobil namun belum ada pergerakan sama sekali.

"Lama banget? Ini udah mau setengah 4 nih?" tukas Daniel.

"Ya sabar kali, Kak, namanya juga cewek," celetuk Widya.

"Tapi lama bener? Katanya janji jam tiga? Ngaretan banget jadi orang."

Kelima manusia yang ada di dalam mobil itu hanya bisa memaklumi omongan CEO itu.

"Wid, kak Karin kuat ya punya cowo begitu? Untung lo sama gue, mau lo ngaret berjam jam juga gue tetep setia menunggu," bisik Bima jayus. Niatnya sih bercanda, tapi Widya sepertinya sudah terlalu bosan meladeni candaan sahabatnya itu.

"Eh eh, itu si Anna udah keluar!" seru Theo membuat yang lain segera menatap ke luar jendela.

"Eh iya iya bener," timpal Kaning. "Kak Steve buruan kak ikutin! Itu mobilnya udah jalan!"

Steve segera menyalakan mesin mobilnya, mengikuti mobil Anna yang sudah lebih dulu melesat di depan mereka.

Ia berjanji akan mengungkap kebenaran yang sebenarnya.

***

Dan berhentilah mobil Anna pada sebuah kafe minimalis. Steve pun menghentikan mobilnya. Mereka buru-buru menaikan kaca saat Anna melewati mobil mereka, khawatir kalau ketahuan. Setelah dirasanya Anna cukup jauh, mereka kembali menurunkan kacanya.

"Oke, sekarang gue sama Theo bakal masuk ke kafe, kalian tunggu di sini oke?" Kaning sudah bersiap dengan penyamarannya, begitu juga dengan Theo.

"Ayo, Yang."

Theo menurut. Keduanya kemudian turun dari mobil, memasuki kafe untuk menjalankan misi.

"Good luck!" ujar Widya menyemangati. Kaning dan Theo hanya mengangkat jempolnya sebagai balasan.

The WidjacksonosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang